Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

📚 Roadmap Menulisku (Bag. 3 - Habis) 📚

Diterima sebagai dosen dpk membuat saya tetap bersentuhan dengan aktivitas membaca. Melengkapi bahan ajar, saya betah berlama-lama di perpustakaan salah satu PTN di sini. Sambil membaca-baca, saya menuliskannya di buku catatan. Andai waktu itu saya sudah mengetikkannya di laptop mungkin sampai saat ini buku ajar saya sudah terbentuk.

Masih sungkan rasanya untuk mengatakan sudah terbit. Karena menulis buku ajar bukanlah sekali jadi. Ada proses yang berkesinambungan menyertainya. Ada komitmen dan disiplin yang tinggi mengerjakannya. Dengan alasan mulai memiliki anak-anak satu demi satu, aktivitas menulis saya mandeg. Praktis, saya hanya menulis karya ilmiah demi mengejar kenaikan jabatan fungsional.

Melanjutkan kuliah ke jenjang S2, kegiatan menulis mau tak mau harus digiatkan kembali. Penugasan makalah oleh para profesor membuat saya memaksakan diri duduk mengetik di depan laptop. Makalah selesai tetapi hanya untuk kepentingan akademis. Jujur, saya tak menulisnya dengan hati.

Di kampus penempatan dpk pertama, sejawat yang menanggungjawabi terbitnya jurnal, meminta naskah artikel pada saya. Waktu itu saya sedang sibuk memenuhi deadline tugas-tugas di magister. Mengapa tidak, pikir saya. Buat paper untuk menggugurkan kewajiban kuliah, sekaligus mengisi jurnal kampus. Lumayan, ada beberapa kali naskah saya ikut diterbitkan di jurnal internal itu. Cukup berkontribusi membantu saya lebih cepat naik pangkat. Saya juga menulis artikel yang dimuat di majalah internal Kopertis.

Lulus S2 dan kembali ke kampus, saya diamanahi memimpin penerbitan jurnal fakultas. Di periode saya, ada tiga edisi jurnal yang kami terbitkan. Serupa tapi tak sama, pengalaman menerbitkan majalah mahasiswa dengan jurnal kampus yang berisi naskah artikel sejawat dari internal dan eksternal kampus.

Pengetahuan dan pengalaman di dapur redaksi semasa menjadi mahasiswa tetap tersimpan di brain memory. Menurut Hernowo dalam pengantarnya untuk buku Proses Kreatif Penulisan Akademik karya Dr. Ngainum Naim, Daniel Coyle mengemukakan penelitian para ahli memori tentang myene, brain memory dan muscle memory.

Salah satu penjelasannya, pengetahuan menulis yang tidak dipraktikkan, tak akan membantu terciptanya deep practice (latihan secara mendalam). Bisa dikatakan bahwa dengan konsisten melakukan free writing akan merangsang pembentukan muscle memory. Pada akhirnya tentu saja akan melejitkan kemampuan menulis.

Berikutnya roadmap menulis saya, beberapa tahun yang lalu tepatnya dari tahun 2012 sampai dengan 2014 saya aktif menulis berbagai persoalan hukum yang aktual dan membahasnya melalui perspektif hukum dengan gaya bahasa saya sendiri. Rasanya ada kepuasan batin tulisan berhasil dimuat meski hanya di harian lokal. Ternyata aktivitas demikian cukup membantu menjaga konsistensi menulis. Belum ada buku yang dihasilkan waktu itu, fokus menulis saya pada artikel ilmiah populer, artikel untuk jurnal dan karya tulis ilmiah untuk kenaikan jabatan fungsional.

Pindah home base ke kampus dpk yang baru, dengan sistem dan manajemen yang lebih mapan, saya dituntut untuk cepat beradaptasi. Tahun lalu dalam rangka milad fakultas, saya dan sejawat yang lain diberi kesempatan mengirimkan naskah tulisan untuk diterbitkan menjadi buku karya bersama. Sejenis buku antologi atau book chapter bertema hukum.

Kini, penerbitan jurnal tak lagi semata dicetak secara fisik seperti dahulu, tetapi sudah berversi daring. Persyaratan kenaikan pangkat pun ditingkatkan standarnya. Tulisan dosen tidak lagi hanya dimuat sebatas jurnal nasional terakreditasi, tetapi sudah merambah ke jurnal internasional bereputasi, jurnal terindeks Scopus. Era perkembangan iptek yang demikian pesat menuntut internasionalisasi karya ilmiah.

Kedepannya, tupoksi dosen tampaknya semakin berat. Jika tak ingin tergilas zaman, maka saya harus segera keluar dari zona nyaman. Insya Allah mulai akhir tahun 2017 ini sampai tahun-tahun sesudahnya saya berkomitmen menjaga konsistensi menulis untuk menghasilkan buku ajar dan buku solo sebagai wujud dari kecintaan saya pada dunia literasi, terlebih pada dunia hukum.

Jalan menuju terbukanya kesadaran ini bermula pada pertemuan dan interaksi biasa dengan para sejawat di grup Ikatan Dosen Republik Indonesia secara daring melalui media sosial Facebook. Setelah lama saling menukar info terkait pendidikan tinggi, Dr. Amie Primarni, salah satu anggota grup, mengajak sejawat yang berminat, fokus di dunia tulis menulis. Beliau kemudian membentuk grup FB dan fanpage Dosen Menulis. Saya segera menggabungkan diri. Beberapa kali memosting tulisan rasanya mulai merasa termotivasi. Apalagi melihat sejawat yang sangat produktif mengunggah tulisannya setiap hari.

Insya Allah akan hadir buku antologi pendidikan karya bersama kami. Lewat pelatihan online menulis buku ajar yang diselenggarakan Dr. Amie Primarni dan Dr. Ngainun Naim sebagai narasumbernya, mata saya seolah terbuka kembali. Luaran dari pelatihan berupa tulisan-tulisan kami para peserta akan dibukukan juga. Akhirnya file folder calon buku ajar di laptop, yang sudah lama tidak saya buka-buka, nanti akan lebih sering diurusi.

Sebelumnya di tahun 2011 silam saya pernah mengikuti pelatihan menulis buku ajar di kampus. Namun keluar dari ruangan saat acara satu hari itu selesai, entah mengapa semangat dan motivasi yang diinjeksikan pembicara seakan menguap entah kemana. Saya menyadari tidak adanya komitmen pada waktu itu. Sehingga belum mampu menghadirkan cinta untuk menjaga konsistensi menulis.

Pepatah Inggris mengatakan, "better late than never". Mungkin itu yang tepat menggambarkan kondisi saya beberapa waktu lalu. Perasaan tertinggal dari sejawat yang lain, tak punya waktu, masih repot momong bayi, belum bertitel doktor, ternyata hanya sederet alasan yang dicari-cari untuk berlindung di balik minimnya komitmen.

Saya mengingatkan diri sendiri untuk memelihara passion dan optimisme. Jika menyimpang dari roadmap yang telah disusun, atau jalan di tempat tanpa ada kemajuan, semoga saya bisa kembali ke roadmap yang benar. (SELESAI)



Posting Komentar untuk "📚 Roadmap Menulisku (Bag. 3 - Habis) 📚"