Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Yang Diperoleh Dari Covid-19 Dan Harapan Ke Depan

Wabah pandemi Covid-19 kurang lebih telah tiga bulan menginfeksi Indonesia dan dunia. Selama kurun waktu itu pula banyak hal telah mengalami perubahan. Sendi-sendi kehidupan masyarakat menjalani pergeseran, seiring dengan meningkatnya tuntutan untuk mampu beradaptasi dengan hal-hal yang sebelumnya belum intens dilakoni. Semua berusaha memenuhi tatanan kehidupan kenormalan baru.

Pembelajaran Dari Covid-19

Covid-19 sangat mempengaruhi terbentuknya tatanan sosial baru dan menjadi penyebab disrupsi terbesar di abad 21 ini. Maka tidak heran sejumlah pakar memprediksi dan melakukan kajian mendalam terkait perubahan yang ditimbulkan oleh Covid-19 ini.

Pola Hidup Yang Eksis di Masa Normal Baru

Menurut Dr. Rilus Kingseng, pakar perubahan sosial dan sosiologi pedesaan, setidaknya ada 4 (empat) normal baru yang eksis di tengah-tengah masyarakat. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Pola hidup sederhana. Karena terjadi penurunan strata akibat kehilangan pekerjaan dan turunnya pendapatan makan masyarakat akan menjalani pola hidup yang sederhana. Hanya membeli kebutuhan pokok dan menghemat sedapat mungkin pengeluaran untuk pos-pos yang dianggap tidak penting.
  2. Pola hidup bersih dan sehat. Sering mencuci tangan, menggunakan masker ketika harus keluar rumah, menjaga physical distancing), desinfektasi lingkungan rumah dan sekitarnya, makan dengan gizi seimbang serta berolahraga yang cukup, menjadi perilaku normal keseharian. Bukan lagi menjadi cara untuk memutus rantai penularan Covid-19, tetapi sudah bertransformasi menjadi kebiasan yang normal sehari-hari.
  3. Penggunaan media online. Jika sebelum pandemi orang-orang telah berbelanja melalui toko daring, maka di masa kenormalan baru, berbelanja online akan tetap berlangsung, belajar dan mengajar jarak jauh,  konferensi, webinar, konsultasi, pelatihan, dan lain-lain menjadi suatu hal yang semakin sering dilakukan.
  4. Menguatnya modal sosial kemasyarakatan. Saling membantu, berdonasi, gotong-royong akan semakin jamak dijumpai di masa new normal. Hal ini terbukti dari banyaknya event online penggalangan dana yang digagas sendiri oleh para individu dan kelompok sebagai wujud dari solidaritas bersama menghadapi Covid-19.
Menurut pakar kependudukan, agraria dan ekologi politik Dr. Satyawan Sunito, perubahan terbesar banyak terjadi di ranah publik, sementara di ranah personal Covid-19 membawa perubahan ke arah sebagai berikut:
  1. Menguatnya makna keluarga. Orang-orang menjadi lebih terbiasa di rumah dan ikatan di antara anggota keluarga akan semakin erat.
  2. Melemahnya pembedaan budaya. Orang akan semakin terbiasa dengan budaya global, tidak lagi mempermasalahkan budaya barat atau timur. Hal ini disebabkan hilangnya sekat-sekat jarak dan waktu sebagai efek dari pola komunikasi secara daring.
  3. Menurunnya produktivitas kerja. Bidang pekerjaan yang masih didominasi cara-cara manual mengalami penurunan produktivitas. Hal ini memicu turunnya tingkat ekonomi dan sosial masyarakat yang perlu diwaspadai bersama.
Terdapat analisis jangka pendek dari Dcode, perusahaan konsultan ekonomi dan finansial kelas dunia di Kairo, Mesir, mengenai industri yang berpotensi mengalami keterpurukan dan peningkatan akibat Covid-19 ini. Penjelasannya seperti yang tertera di dalam gambar di bawah ini:

Iesr[dot][id]

Industri yang mengalami keterpurukan dan rentan dengan penurunan adalah:
  1. Pariwisata
  2. Penerbangan dan pelayaran
  3. Otomotif
  4. Konstruksi dan Real Estate
  5. Manufaktur
  6. Perbankan dan sejenisnya
  7. Pendidikan
  8. Minyak dan gas
Menurut penulis, bidang pariwisata memiliki banyak sekali cabang-cabang pendukung, yang roda penggeraknya terimbas cukup parah. Seperti online travel agent, perhotelan, restoran, pengelola objek wisata, tour guide, usaha makanan di tempat wisata, transportasi dari dan ke objek wisata, gerai penjual oleh-oleh khas suatu daerah, sampai ke menurunnya penjualan koper dan sepatu.

Kendati demikian sejumlah strategi telah dipersiapkan demi menyokong sektor pariwisata yang melibatkan banyak pihak ini. Sebagaimana yang dirilis portal berita Suara.com, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mensyaratkan 4 (empat) hal yang harus dipenuhi jika destinasi wisata akan dibuka kembali dalam tatanan normal baru.

Pertama, menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan di berbagai macam sektor seperti di hotel dan restoran hingga ekonomi kreatif. Misalnya penerapan protokol kesehatan di tempat wisata, toilet yang bersih, tersedia tempat mencuci tangan di banyak tempat, sanitasi dan kebersihan lingkungan.

Kedua, mengadakan simulasi dari SOP yang telah disusun, ketiga, melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha pariwisata. Keempat, melaksanakan uji coba pada objek-objek wisata yang diprioritaskan. Tentunya yang kurva penularan Covid-19 nya sudah melandai.

Wishnutama meminta sektor wisata dan ekonomi kreatif melakukan remodelling atau penyesuaian bisnis agar tetap bertahan di tengah pandemi dan tatanan kenormalan baru sekarang ini. Remodelling ini mesti berfokus kepada aspek kebersihan, kesehatan dan keamanan.

Bidang-bidang Usaha yang Potensial Akan Berkembang Terus

  1. Medis
  2. Makanan
  3. Perawatan kesehatan
  4. Teknologi Informasi
  5. Transaksi online
  6. Pertanian
  7. Minyak dan gas
Di antara warna yang membedakan antara potential winner (hijau) dan potential loser warna kuning dengan tingkat ketebalannya, menunjukkan bahwa ada beberapa sektor yang bisa mengalami penurunan maupun peningkatan dan stagnan. Seperti sektor minyak dan gas yang berada di tengah-tengah.

Hal yang cukup menggembirakan adalah terbukanya peluang-peluang usaha baru berbasis rumahan yang bisa membantu masyarakat kelas menengah ke bawah yang langsung terdampak di masa pandemi. Seperti maraknya penjualan masker kain, hand sanitizer, makanan beku (frozen food), ramuan herbal, vitamin dan yang terkait dengan perilaku hidup sehat dan bersih.

Selalu ada jalan bagi orang-orang yang pantang menyerah dan tak berhenti melakukan ikhtiar meski sedang didera kesulitan. Kondisi yang tidak sulit sekalipun akan terasa susah bagi orang yang cepat putus asa dan malas mengejar peluang.

Kita memang tidak berlari, namun kita tidak berhenti

Harapan Ke Depannya

Banyak pembelajaran yang diperoleh dari awal Covid-19 menginfeksi sampai di masa new normal ini. Tentunya harus ada refleksi dan optimisme yang berisi harapan-harapan di masa mendatang. Terlepas dari perkiraan beberapa epidemiolog yang mengatakan bahwa kemungkinan Covid-19 lima tahun lagi akan benar-benar berlalu. Bahkan ada yang berpendapat hingga hari kiamat Covid-19 ini tetap akan ada.

Pembelajaran Covid-19
Ilustrasi harapan baru / Time and Date

Harapan ke depannya di masa kenormalan baru dan masa sesudahnya
  1. Ditemukannya vaksin  anti Covid-19
  2. Distribusi vaksin bisa dilakukan secara adil dan merata
  3. Perekonomian berangsur pulih, tidak terjadi resesi sebagaimana yang dikhawatirkan para ekonom
  4. Mempertahankan dan melanjutkan kembali pola hidup sehat dan bersih
  5. Ikatan keluarga tetap menguat seperti hari ini
  6. Penguasaan teknologi informasi semakin meningkat
  7. Udara menjadi lebih bersih
  8. Menguatnya kepedulian kepada sesama
  9. Terciptanya masyarakat baru yang lebih baik lagi dari sebelumnya
  10. Dunia semakin baik
Demikian pembelajaran yang diperoleh dari Covid-19 bagi kita semua, terselip doa dan harapan agar ke depannya dunia menjadi lebih baik dan manusia menjadi lebih peduli, baik terhadap diri sendiri, sesama dan terhadap lingkungannya.

Referensi:

https://ipb.ac.id/news/index/2020/05/dosen-ipb-university-bahas-new-normal-setelah-pandemi/77bb1a8948e052b161155f40c037e88d

https://bisnis.tempo.co/read/1352631/wishnutama-minta-sektor-wisata-dan-ekonomi-kreatif-remodelling

https://www.kompasiana.com/hamdaninami/5e8c473c097f367f62738b23/bertani-tak-akan-pernah-mati






32 komentar untuk "Pembelajaran Yang Diperoleh Dari Covid-19 Dan Harapan Ke Depan"

  1. Aamiin ya Allah.
    Walaupun yg sering dibahas jelek jeleknya aja imbasan si covid ini.
    Tapi sbnrnya positifnya pun gak kalah banyak ya mba Mia.
    Terutama ikatan kekeluargaan yg semakin erat.
    Gak hanya keluarga inti, semkin jugabmerindukan sanak keluarga yg jauh hiks.. Rindu saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, Linrana Mom... There always bright side after the dark

      Hapus
  2. Setuju nih, mbak. Semenak pandemik covid 19, industri pariwisata mengalami guncangan. Aku yg kerja di ranah pendidikan juga mulai kena dampak. Tapi... Industri di bidang makanan terutama frozen food memang bermunculan dan menggeliat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Mas Erfano, apalagi kl teman2 sendiri yg menjualnya, jd lebih bersemangat dong kita beli, hehe

      Hapus
  3. Wah menarik banget bahasannya, jujur ya aku ga kebayang keadaan para pelaku usaha yg bergantung pada industri pariwisata kayak pedagang2 kecil yg ada di tempat wisata dan juga pemilik villa villa sederhana yg di sekitaran desa wisata. Di satu sisi malah pelaku bisnis online dan ecommerce bisa nyerok untung gede apalagi kl usahanya di bidang kesehatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya Menpar menganjurkan remodelling bagi usaha2 ya Mbak

      Hapus
  4. Kembali ke pola hidup sederhana dan menguatnya modal sosial kemasyarakatan kita itu benar banget uni. Saya pun jadi ingat mata kuliah Psikologi Sosial pas ngambil mata kuliah minor di kampus terdahulu. Hihihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren ya kampusnya hehe... saya mengutip dari Zoom Conference dosen2nya lho

      Hapus
  5. Kita memang tidak berlari tapi kita tidak berhenti

    Aaaah, suka banget daku sama kata-kata itu. Penuh semangat dan asa yang tinggi.

    Covid memang punya banyak sisi, namun sisi positif yang mendisiplinkan juga baik sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di satu sisi banyak yang terdampak, tapi di sisi lain tidak bisa dipungkiri ada peluang bisnis bagi usaha tertentu yang mulai berkembang seperti bisnis makanan dan pelaku UMKM

      Hapus
  6. Ah klo baca tulisan bu dosen ya gini, daging semua...
    Benar ya mbak, new normal memang harus dilakukan
    Semoga semuanya berjalan lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nuwun lho, Mbak Dee... sudah mampir ke blog ku

      Hapus
  7. Kita memang tidak berlari tapi kita tidak berhenti...
    Tempat kerja suami kena dampak juga..ada perampingan dalam waktu dekat..Dan benar adanya Mbak Mia, hikmah dan dampak buruk pandemi ini memang nyata ada. Semoga kita bisa mengambil sisi positif dan tetap semangat menghadapinya

    BalasHapus
  8. Harapan yang sama dengan kak mia, semoga vaksin dan obat covid 19 segera ditemukan ya kak dan perekomian membaik. Begitu juga dengan hal lainnya. Agar bisa beraktivitas seperti dulu kala tanpa ada perasaan was-was lagi.

    BalasHapus
  9. Memang benar ya mbak, segala sesuatu ada sisi positif dan negatifnya. Negatifnya beberapa orang dirumahkan karena pandemi sehingga bisa saja tingkat kejahatan sedikit meningkat. Namun juga ada hikmahnya salah satunya polusi udara yang semakin menurun dan beberapa orang menjadi kreatif karena keadaan. Doa saya sama dengan mba Mia yaitu semoga covid 19 ini segera berlalu. aamiin

    BalasHapus
  10. Segala sesuatu yang terjadi, pasti ada sisi baik dan buruknya ya, Mbak Mia. Ada sisi bermanfaat dan tidaknya. Termasuk pandemik juga. hanya sampai sekarang memang masih banyak segi kurang menyenangkannya. karena banyak sekali imbasnya yang akan bereek domino. Misalnya, efek pariwisatta. Semua kena imbas dari agen travel, hotel, rumah makan, pedagang souvenir, termasuk warga sekitar pariwisata. Bahkan karena tidak ada pengunjung, maka tempat wisata bisa rusak, karena tidak ada dana. Semoga pandemik segera berakhir ya, Mbak Mia. Aamiin.

    BalasHapus
  11. Setuju dengan artikel ini.menurut sy .segala sesuatu ada masanya..ada batasnya dan ada perubahan yg bisa berakibat negatif maupun positif. Dunia setelah terjadi pandemi tentu akan berbeda dengan dunia yg dulu..inilah saatnya manusia diuji untuk menggunakan akal sebagai mahluk ciptaan Tuhan yg sempurna untuk cepat cari solusi dan beradaptasi dng dunia yg baru. Coz life must go on..

    BalasHapus
  12. Setuju dengan poin-poin di atas. Daripada mengeluh lebih baik kita lihat hikmahnya ya. Terus sekarang metode pembelajaran dan sistem kerja juga banyak online, yang sebenarnya sejalan kok dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Mau nggak mau kan kita jadi harus belajar, dan ga boleh gaptek.

    BalasHapus
  13. Selalu ada peluang ya bagi yang pantang menyerah, segi pariwisata menurun tapi terganti sektor makanan yang menjamur ya setelah adanya covid-19

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, jadi sudah saatnya kita melihat peluang lain dari yang kita usahakan saat ini. apalagi jika memang usaha kita saat ini terkena dampak dari pandemi ini.

      Hapus
  14. Harapan kaka dissini mnjd harapan ku juga.. smoga dkabulkan Allah..aamiin ya rabb...



    Slma pandemik kluarga mrasakan efeknya.. apaalgi kluarga smua usaha, jd ktika daya beli menurun maka income kami pun ikutan menurun..


    Smoga smua lekas membaik dan kshatan ttp trjagaa..

    BalasHapus
  15. smogaa dgn new normal ekonomi kita semakin membaik ya kak Mia. kasian sm yg terdampak bgt gitu kerjaannya :(

    BalasHapus
  16. Suka quote nya kak, kita tidak berlari namun kita tidak berhenti. Sama kayak kami sekarang kak. Meski gak berlari, tapi tetep beraktivitas dan berpikir apa yang mau dikerjakan untuk mencari rezeki di tengah pandemi

    BalasHapus
  17. Makasih pencerahannya... Makanan ternyata masih ok ya. Saya mau jual makanan , tp blm jd kenyataan hehe

    BalasHapus
  18. Yang terpenting vaksinnya ditemukan dan pembagiannya rata mnrt ku mba.
    Jadi kalaubkatanya virus ini akan selalu ada, nanti levelnya seperti sakit flu biasa, yg minum obat insyaAllah membaik.

    Dulu sakit malaria dan cacar pun adalah momok di jamannya kan, Alhamdulillah skrg obatnya sdh ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera ya kak. Supaya semua bidang kehidupan kita kembali normal. Bukan hsnys new normal. Tapi back to normal.

      Hapus
  19. Memelihara samangat dan harapan untuk menjalani keseharian..
    Namun tetap waspada ya kaa

    BalasHapus
  20. Meskipun dampak buruknya sangat banyak tapi aku juga setuju gaya hidup sederhana dan keakraban dalam keluarga lebih mudah terapkan saat wabah sekarang ini. Dan 2 hal ini yang dulu aku impikan

    BalasHapus
  21. emang selalu ada hikmah dibalik musibah ya kak. Semoga hikmah nya lebih banyak manfaatnya daripada mudhorotnya ya kak e. aamiin

    BalasHapus
  22. Semoga secepatnya covid ini pergi ya mba, sepertinya manusia juga sudah cukup "ditegur" oleh pandemi ini. Semoga setelahnya manusia bisa lebih menghargai bumi

    BalasHapus
  23. Di balik musibah tetap berlimpah hikmah ya Kak, asal kita mau menyadari. Semoga kehidupan setelah covid jauh lebih baik ya Kak

    BalasHapus
  24. Benar juga sih, Kak. Malah membawa peluang tersendiri ya. Orang makin peduli kebersihan dan kesehatan. Makin peduli sesama juga. Bisnis pertanian dan kesehatan, juga makanan secara online memang menjanjikan sih. Semoga pandemi segera usai dan ekonomi balik lagi.

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.