Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Hari Ibu

Foto: Koleksi Pribadi
"Mi, ini..." Kata putri sulung kami pekan lalu sembari menyodorkan selembar kertas bergambar manga, saat menjenguknya di pondok pesantren dalam kota ini. Seperti biasa, ia memang hemat dalam berkata-kata.

"Buat Umi? Makasih, Sayang Umi.." Jawab saya sambil memeluk dan mengecup keningnya. Ah, anakku yang tak banyak bicara. Lebih suka mengungkapkan sesuatu lewat komik-komiknya. Berbeda dengan adik perempuannya yang nomor tiga. Mudah sekali berekspresi, menyuarakan suka atau tidak sukanya tentang sesuatu.

Meski hari ini hari ibu, setiap hari saya selalu mengingat tentang almarhumah ibu. Tak mungkin terlupakan, sebab namanya selalu saya sebutkan dalam doa-doa saya selepas shalat. Terlalu banyak kenangan yang sukar terepresentasi jika hanya dideskripsikan dengan media kata. Ia bagaikan album memori indah yang terkoleksi rapi di relung hati.

Demikian juga doa-doa buat almarhumah ibu mertua, yang telah melahirkan, merawat dan membesarkan putranya hingga jadi suami dan ayah yang saleh bagi saya dan anak-anak.

Selamat hari ibu buat kakak dan adik-adik saya, serta buat sahabat sekalian para ibu hebat. Bagi saya, tak ada ibu yang tidak mengagumkan. Madrasah pertama bagi putra-putri, pengemban tugas mulia yang berdimensi tak hanya di dunia namun hingga ke akhirat kelak. Tetaplah peduli pada tugas kita mendidik generasi.

Seberkilau apapun karir yang hendak diraih, jangan lupakan ada amanah yang meminta haknya untuk diurus. Ada perasaan yang belum sepenuhnya stabil, yang memerlukan muara kasih ibunya. Ada jalan bebas hambatan yang mampu mengantarkan para ibu ke surga. Bahkan sabda Rasul, di bawah telapak kaki ibunda salehah, telah ada surga.

Surat instruksi mengikuti upacara dalam rangka Hari Ibu di Kopertis 
Nb.
Keterangan gambar yang satu lagi, maaf tidak bisa mengikuti upacara hari ibu. Ada dua kelas kuliah pengganti terkait minggu depan ada 2 tanggal merah cuti bersama.


Posting Komentar untuk "Selamat Hari Ibu"