Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukuman Yang Tepat Untuk Koruptor?

Sumber foto: Hellosehat.com
Siang tadi saya berkunjung ke tempat Uwak (kakaknya ayah) yang berdomisili di kecamatan tetangga. Beliau yang baru dua bulan ditinggal wafat suaminya dengan kondisi tanpa anak, membuat kami para keponakannya bergiliran silih berganti berkunjung melihat keadaannya, apalagi usianya sudah enam puluh tujuh tahun ini.

Tak lama saya sampai di kediamannya yang sederhana, sepupu saya juga sampai. Rupanya uwak telah janjian minta diantar abang sepupu ke suatu tempat terkait dengan pengurusan Jamsostek almarhum suami uwak.

Singkat cerita, abang sepupu yang duduk di beranda luar, berbincang-bincang dengan tetangga depan rumah uwak. Sayup-sayup terdengar juga oleh kami yang berada di dalam rumah. Berikut percakapan mereka dengan logat Medan yang sangat kental.

"Kek mana kerjaan, Bang? Lancar?", tanya abang sepupu.

"Yaa.. lancar-lancar kek gitulah... mana macam dulu lagi orderan orang, payahlah jaman sekarang, ni." Jawab abang tetangga depan sambil sibuk mengurusi pekerjaannya. Rupa-rupanya ia bekerja serabutan menjadi pekerja pasang tenda pesta pernikahan.

"Heran nengok jaman sekarang ini. Tengoklah tu berita di tipi, koruptor itu kaya-kaya ya, enak kali keknya hidupnya." Sambungnya lagi sambil tetap tak menoleh dari utak-atik kesibukannya.

"Haha, iya ya, Bang, cocoknya diapainlah enaknya ya, Bang." Seru abang sepupu menimpalinya.

"Mana mempan lagi penjara-penjara sama koruptor. Bagos digantung sampek mati!"
Kata abang tetangga dengan bersemangat.

"Di tempatku masih banyak tuh, Bang, pohon yang tinggi-tinggi, haha."

"Udah gitu kan cocoknya, hampir-hampir mau mati dia, tarokkan buaya di bawahnya."

"Haha... di Asam Kumbang banyak tu, Bang."

"Aah... gak usah Asam Kumbanglah... karena dah keseringan ditengok-tengok orang, gak ganas lagi..."

Sampai di sini, kami yang mendengar dari dalam rumah, sudah cekikikan menahan tawa.

"Hahaha... jadi buaya dari manalah, Bang, yang mantap?" Tanya abang sepupu sambil tak kuat untuk tidak tertawa.

"Buaya dari Kalimantan ituu... yang panjangnya aja lapan meter. Beuhh.. barulah kejam-kejam."

HAHAHA
Tawa kami pun pecah berantakan. Kalau dipikir benar juga. Becandaan tadi memang cuma guyonan sambil lalu, namun pesannya, amat sangat muak melihat pelaku korupsi uang negara, sangat relevan dengan perkembangan perkara korupsi yang sedang wara-wiri di media massa.

Salam literasi

Tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
Hari ke-10
Tema bebas

Posting Komentar untuk "Hukuman Yang Tepat Untuk Koruptor?"