Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Serunya Traveling Bareng Anak-Anak

Sumber foto: dok. pribadi
Keterangan foto: gaya anak-anak sesaat setelah landing di KNO, "home sweet home"
Dua minggu lalu kami sekeluarga traveling ke Pekanbaru. Meski bisa ditempuh dengan mobil saja, tetapi dengan kondisi membawa serta tiga orang anak plus satu bayi tujuh bulan, bepergian lewat jalur darat amatlah berisiko. Pastinya waktu dan tenaga habis di perjalanan.

Sementara belum ada transportasi kereta api yang menghubungkan dua provinsi bertetangga ini yang ditempuh dengan waktu sekitar empatbelas jam. Kami memilih naik pesawat dengan waktu mengudara hanya 55 menit. Persis rute Jakarta-Jogja.

Ada perbedaan yang sangat mendasar yang saya rasakan ketika traveling dengan anak-anak dibandingkan hanya sendirian. Dulu, sejak masih mahasiswa saya biasa pergi dan pulang naik pesawat. Di masa itu, tahun 1999-2003 belum ada low cost carrier seperti saat ini.

Seingat saya harga tiket pesawat Garuda berkisar 1,5 s.d. 2 jutaan sekali terbang, baik rute Medan-Jogja, maupun sebaliknya. Transit dahulu di Jakarta, kemudian ganti pesawat yang menuju Jogja. Hingga kini pun masih transit demikian. Terakhir naik pesawat pada 2016 lalu saat saya ke UI menghadiri wisuda pascasarjana adik yang bungsu.

Setelah memperoleh izin suami untuk pergi sendirian, saya dilepas suami dan anak-anak di Kuala Namu International Airport. Meski pergi tidak lama, rasanya sedih sekali. Waktu itu anak kami masih tiga orang, dan yang paling bungsu berusia lima tahun. Sulit digambarkan dengan kata-kata.

Kalau bukan karena rasa sayang yang juga besar pada adik saya, dan mengingat ibu kami telah tiada, tak ada yang mendampingi ayah bersamanya, mungkin saya tak akan pergi. Waktu itu ayah saya sudah berangkat duluan ke Jakarta. Ceritanya janjian bertemu di Depok saja.

Sampai sekarang, saya masih ingat suasana batin waktu pesawat yang saya tumpangi mengangkasa, memisahkan fisik saya dari keluarga tercinta. Saya cukup salut dengan sejawat ibu-ibu yang kerap pergi ke luar pulau bahkan ke luar negeri untuk berkonferensi atau bahkan studi lanjut, meninggalkan keluarganya. Saya berharap waktu itu, tidak ingin sering-seringlah begini, rasanya amat sangat menyesakkan dada.

Di atas pesawat, dapat seat di tengah pula, sebelah kiri bapak setengah baya dan sebelah kanan anak muda, sepertinya mahasiswa. Pesawat take off pukul 17.00, kalau tak ada halangan akan landing pukul 19.00 di bandara HLP. Ah, betapa tidak nyamannya, saya yang biasanya suka cuap-cuap seakan dipaksa untuk diam.

Beberapa kali diajak bicara oleh bapak sebelah, saya cuma menjawab sekadarnya dengan sopan. Perbedaan tekanan udara antara di darat dan di udara pada saat lepas landas menimbulkan ketidaknyamanan bercakap-cakap.

Buku yang tadinya akan saya baca di atas pesawat ternyata ketinggalan di mobil, terbawa pulang ke rumah. Melihat penumpang yang di sebelah kanan pun tertidur, saya memilih menonton headrest monitor. Suasana yang beku. Dua jam yang terasa seperti duabelas jam!

Berbeda sekali saat traveling dengan anak-anak. Bocah-bocah lucu yang mesti selalu diingatkan di mana-mana. Si Kakak yang kadang kelupaan membantu membawakan barang, hanya fokus dengan ranselnya. Si Abang yang lari ke sana kemari tak bisa tenang.

Si Adek yang tiba-tiba ingin minum tanpa bisa menunggu suasana kondusif dahulu baru santai mengeluarkan botol minum dari tas. Suami yang kebagian meladeni dan mengendalikan ketiga buah hatinya itu. Syukurnya, si bayi tertidur pulas dalam gendongan saya.

Tampaknya penumpang lain di dalam pesawat pun maklum melihat kami. Bahkan ada yang tersenyum. Mungkin ingat anaknya yang di rumah. Enaknya, saya tak perlu 'jaim' di atas pesawat. Bicara dan tertawa apa adanya. Bisa ngobrol asyik dengan anak-anak, ditingkahi gelak tawa dan canda bersama.

Meski telinga terasa tuli sebab perbedaan tekanan udara juga, agaknya mustahil merasakan yang seperti ini jika traveling sendirian. Serunya bepergian dengan anak-anak, memang tiada duanya. Rasanya ingin mengulanginya lagi, berkali-kali.

Salam literasi

#SatuHariSatuKaryaIIDN
#Harike3







Posting Komentar untuk "Serunya Traveling Bareng Anak-Anak"