Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Hari Lebaran



Allahu akbar...
Allahu akbar...
Allahu akbar...
Laailaahaillallah...
Huwallahu akbar...
Allahu akbar...
Walillahilhamd.
..

Gema takbir di pagi raya
Kuteringat ayah dan bunda...

Dua baris lirik nasyid Raihan di atas sangat mewakili suara hati saya. Pagi hari raya saat kedua orang tua masih hidup, kami sudah rapi dengan baju terbaik. Sepulang salat 'ied di masjid raya Al Husain, Griya Martubung, kami menggelar acara sungkeman. Saling memohon maaf dan bagi-bagi THR untuk anak-anak dan kemenakan.

Kini ayah dan bunda sudah tiada. Meninggalkan jutaan kenangan yang tetap membekas di hati. Bahkan rumah besar tempat kami semua berkumpul pun sunyi sepi. Masing-masing menapaki jalan hidupnya. Mengikuti pasangan, mematuhi SK tugas dari pemerintah. Terikat janji di awal bekerja "bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh Indonesia".

Jadilah kami berlima terpencar di lima kota. Saya anak sulung yang per 2014 lalu kembali menetap di Medan. Adik nomor dua di Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, adik nomor tiga di Kuala Simpang, Provinsi Aceh. Adik nomor empat di Tiga Binanga, Karo. Dan adik bungsu yang nomor lima menjadi penduduk Jakarta Timur.

Meski demikian kami tak boleh lama-lama bersedih sebab ayah wafat Ramadan tahun lalu. Sesama kami anak-anak ayah dan bunda harus saling menyemangati. Terutama saya selaku anak pertama, berusaha menjadi pengganti orang tua. Menjadi tempat kembali dan perekat keempat adik-adik saya.

Untuk menyambut lebaran khususnya menerima kehadiran adik-adik saya di rumah, saya sudah menyiapkan kue lebaran. Satu jenis bikin sendiri bersama anak-anak. Memang sengaja tidak buat banyak sebab khawatir kehilangan momen tarawih dan silaturahim. Dua jenis lagi menempah ke ponakan. Selain itu ada halua kolang-kaling, pala, asam glugur dan buah renda. Stok sirup banyak, terutama yang merah dan kuning.

Yang terpenting dari semua itu adalah hati yang kembali fitri. Keikhlasan bersedekah dan tekad untuk hijrah ke kondisi yang lebih baik lagi dari sebelum bulan Ramadan. Ibaratnya Ramadan ini wadah pendidikan jiwa, penggemblengan nurani. Hingga saat Ramadan berlalu diharapkan lulus menjadi sarjana Ramadan.

Semoga Allah SWT meridai ikhtiar Ramadan kami. Menjumpakan kami kembali dengan Ramadan tahun depan dan selanjutnya.

Sungguh, andaikan semua penduduk bumi ini paham betapa berharganya Ramadan, pastilah mereka memohon pada Allah agar selalu ada Ramadan sepanjang tahun. Selamat jalan bulan Ramadan, selamat datang bulan Syawal, selamat hari lebaran.

Ke muara memancing ikan tenggiri
Dapat dikail si ikan patin
Selamat hari raya idulfitri
Mohon maaf lahir dan batin




#Day30
#BloggerPerempuan
#30HariKebaikanBPN
#Day25
#BloggerSumut
#30HariTantanganBloggerSumut
#Day141
#SehariSatuTulisan
#KLIP

4 komentar untuk "Selamat Hari Lebaran"

  1. Memang beda klo sudah nggak ada orangtua ya..

    Aku sudah 7 tahun lebaran tanpa papa

    BalasHapus
  2. Karena kak mia yang sulung, kakak jadi pengganti orangtua ya kak..

    Sibuk terus di rumah ya kak, menjamu tamu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun ini adik yg di Jkt gak pulkam. Paketin rendanglah ke sana hihi

      Hapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.