Kiat Menenangkan Anak Yang Tantrum Temper
Pernah tidak saat jalan-jalan di mal bersama suami dan anak-anak, tiba-tiba si kecil nangis kejer tak jelas, gara-gara melewati toko mainan dan ia ingin memiliki mobil-mobilan yang sama persis dengan miliknya tetapi ketinggalan di rumah.
Ia meloloskan diri dari gendongan ayah/bunda, lalu rebahan di lantai mal, sambil jejeritan, menangis meraung-raung karena keinginannya tidak dipenuhi. Bisa jadi si kesayangan mengalami apa yang disebut tantrum temper.
Ia meloloskan diri dari gendongan ayah/bunda, lalu rebahan di lantai mal, sambil jejeritan, menangis meraung-raung karena keinginannya tidak dipenuhi. Bisa jadi si kesayangan mengalami apa yang disebut tantrum temper.
Ibu-ibu yang sedang punya anak usia 1,5 - 2 tahun pastinya sudah akrab dengan kondisi anak yang demikian. Apa itu tantrum temper? Menurut banyak ahli psikologi anak, dikatakan tantrum temper saat anak menangis sampai berguling-guling di lantai, susah dibujuk, ditandai dengan mengamuk, keras kepala, menjerit, berteriak-teriak, emosi anak tidak terkontrol.
Di dalam KBBI tidak ditemukan istilah tantrum atau tantrum temper. Jika kita menelusuri mesin pencari, tantrum temper berarti ledakan emosi pada anak, atau sederhananya anak mengamuk.
Di dalam KBBI tidak ditemukan istilah tantrum atau tantrum temper. Jika kita menelusuri mesin pencari, tantrum temper berarti ledakan emosi pada anak, atau sederhananya anak mengamuk.
Ilustrasi: Anak yang sedang tantrum / Kumparan |
Faktor-Faktor Penyebab Anak Mengalami Temper Tantrum
Apa saja yang menjadi penyebab anak mengalami ledakan emosi? Meski beda-beda faktor penyebab tiap anak, namun secara umum, sebagai berikut:
1. ekspresi frustrasi anak; karena ketidakmampuannya mencapai hal-hal tertentu, yang di luar kendalinya, padahal ia sangat menginginkannya. Bisa membuat anak yang tadinya baik-baik saja, malah menangis dan menunjukkan ketidaksukaannya secara frontal.
Hal sepele saja misalnya lagi asyik-asyiknya main namun badannya yang lelah dan matanya yang ingin segera tidur, otomatis menghentikan keinginannya untuk terus bermain. Hal ini juga yang menyebabkan sebagian anak menangis, merengek dan mengamuk dulu baru ketiduran.
Hal sepele saja misalnya lagi asyik-asyiknya main namun badannya yang lelah dan matanya yang ingin segera tidur, otomatis menghentikan keinginannya untuk terus bermain. Hal ini juga yang menyebabkan sebagian anak menangis, merengek dan mengamuk dulu baru ketiduran.
Contoh lain sebagaimana yang disebutkan di awal tulisan ini, anak ingin sekali memegang, membawa atau memiliki mainan yang mirip dengan mainannya di toko, karena tidak bisa, sebab orang tua berasumsi ia juga punya mainan yang sama dengan pajangan itu, anak lalu emosi dan temper tantrum.
Ortu sibuk dengan gawainya masing-masing / TheAsianParent |
2. cari perhatian orang tua; bisa jadi anak mengalami temper tantrum sebab ingin mendapatkan perhatian dari ayah dan ibunya. Entah karena merasa insecure sudah mengerti keberadaan saudara-saudara yang lain selain dirinya dan orang tua harus membagi kasih sayang dengan merata, atau juga karena memang haus perhatian.
Ayah sibuk dengan laptopnya dan ibu asyik dengan smartphone-nya. Jangan heran jika anak yang imut dan penurut, bisa marah-marah seketika, menjerit, melempar mainannya dan sulit ditenangkan.
3. sulit berkomunikasi; anak usia batita masih memiliki kendala berbahasa dengan jelas. Hal ini disinyalir berkaitan erat dengan munculnya temper tantrum pada anak. Kata-kata yang belum lancar, mimik wajah yang terkadang belum sepenuhnya dimengerti orang tua, menjadikan anak merasa perlu menyalurkan emosinya dengan menangis sejadi-jadinya.
Anak maunya A, orang tua menafsirkannya B sehingga terjadi miskomunikasi antara keduanya. Hal ini bisa menjadi pemicu temper tantrum pada anak. Mengenai komunikasi produktif (komprod) dengan anak, saya banyak mendokumentasikannya saat belajar di kelas Bunda Sayang tahun lalu, di dalam jurnal komprod dengan anak nomor dua yang menurut penilaian saya perlu penanganan khusus berkomunikasi dengannya. Contoh Komunikasi Produktif Dengan Anak.
Anak maunya A, orang tua menafsirkannya B sehingga terjadi miskomunikasi antara keduanya. Hal ini bisa menjadi pemicu temper tantrum pada anak. Mengenai komunikasi produktif (komprod) dengan anak, saya banyak mendokumentasikannya saat belajar di kelas Bunda Sayang tahun lalu, di dalam jurnal komprod dengan anak nomor dua yang menurut penilaian saya perlu penanganan khusus berkomunikasi dengannya. Contoh Komunikasi Produktif Dengan Anak.
Anak berguling di tanah / Halodoc |
Kiat Menenangkan Anak yang Tantrum Temper
Orang tua pasti resah jika buah hati terus-menerus menangis tak mau berhenti. Perasaan yang campur aduk menghinggapi ayah dan bunda. Khawatir anak kecapaian meraung-raung apalagi jika sampai berperilaku yang membahayakan dirinya, kasihan melihatnya tampak stress, malu dilihati orang saat anak tantrum temper di tempat umum, sampai panik karena mendadak kehilangan cara menenangkan anak.
Tirto |
Inilah kiat yang sebaiknya ibu lakukan:
a. Tetap tenang; ya, keep calm and stay cool, hehe. Jangan panik hanya karena ditatap orang sekeliling kita. Cari tahu penyebab anak tantrum temper. Anak itu seorang manusia, bukan robot yang ada tombol setelannya dan bisa di-on off seketika.
b. Abaikan anak sampai lebih tenang; pura-pura saja tidak ada apa-apa. Keep smiling, terkadang itulah salah satu cara anak meluapkan emosinya. Introspeksi diri, bahkan sebagai orang dewasa sekalipun, orang tua sesekali mengalami letupan emosi, bukan.
c. Jangan memukul anak; nah ini jangan sampai dilakukan. Orang tua yang sedang dilanda emosi cenderung tidak bisa mengontrol dirinya. Bayangkan tubuh kecil itu menerima pukulan dari telapak tangan orang dewasa, plakk!!! Ada Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT), yang melindungi kekerasan fisik dan psikis terhadap anak.
d. Jangan menyerah lalu berusaha menyogok anak; berbeda polar dari kiat sebelumnya, saking sayangnya atau tidak mau berlama-lama menyaksikan anak tantrum temper, ibu menyogok dengan membelikan saja mainan yang menjadi sumber masalah emosi anak, atau malah menyerah ikut menangis bersama anak, wah kalau demikian fungsi orang tua sebagai pendidik utama anak tidak tercapai ya.
e. Jauhkan benda berbahaya dari jangkauan anak; ada kalanya anak tantrum temper di tengah jalan raya, misalnya. atau di dekat eskalator di mal, atau sedang di dapur dengan dengan benda tajam atau berdaya listrik. Dengan sigap, ayah atau ibu menjauhkan anak dari tempat dan benda berbahaya. Demi keselamatannya dan berusahalah menenangkan anak agar emosinya reda dan kembali anteng seperti semula.
f. Jangan lupa doakan anak; Last but not least. Pastinya orang tua senantiasa mendoakan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekilas tampak absurd ya, namun jangan sepelekan kekuatan doa. Apalagi doa yang dilantunkan ibu untuk buah hatinya. Doakan agar anak lulus melewati ujian di setiap fase tumbuh kembangnya, termasuk tantrum temper ini. Insyaallah anak akan tersenyum bahagia berada di dalam pelukan ibu, di bawah pengayoman dan pengasuhan kelas satu oleh ibunya sendiri.
f. Jangan lupa doakan anak; Last but not least. Pastinya orang tua senantiasa mendoakan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekilas tampak absurd ya, namun jangan sepelekan kekuatan doa. Apalagi doa yang dilantunkan ibu untuk buah hatinya. Doakan agar anak lulus melewati ujian di setiap fase tumbuh kembangnya, termasuk tantrum temper ini. Insyaallah anak akan tersenyum bahagia berada di dalam pelukan ibu, di bawah pengayoman dan pengasuhan kelas satu oleh ibunya sendiri.
anak-anak tersenyum bahagia / Merdeka |
Demikian kiat-kiat menenangkan anak yang sedang mengalami tantrum temper. Semoga memberikan sedikit pencerahan bagi ayah dan bunda. Dan menjadi semakin bersemangat membersamai anak, mengasuh dan merawat dengan limpahan kasih sayang.
Silakan bagi teman-teman yang ingin membagikan pengalamannya dalam menghadapi anak yang tantrum temper, ditunggu sharingnya di kolom komentar ya.
Tipsnya bermanfaat sekali mbak, kebetulan anak saya sudah mulai mengenal emosi dan juga bisa tantrum kalau barang yang dia ingin gak dikasih
BalasHapusMakasih, salam kenal, Mbak Lidya
HapusThanks for sahring kk. Beberpa kali tipsnya bisa dijalankan tapi kadang kalau kita lagi capek walaupun tahu teorinya tetap juga kelepasan. HIks.. habis tuh nyesel
BalasHapusbiasa ituhh, mamak2... kl udah kejadian malah buyarrr semua bekal pengetahuannya
BalasHapusSetuju banget dengan tidak memukul anak. Karena usia batita cenderung memiliki daya serap dan tangkap yang kuat untuk mengingat. Nah bila sejak dini sudah sering mendapatkan hukuman pukul maka kelak pun ketika dewasa anak yang tumbuh menjadi cenderung keras juga.
BalasHapusKekerasan bukan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah.
Aku hari ini ngalamin naak tiga tahu kami tantrum gegara mainan hape kupinta. Maunya diminta lagi ama dia gak kukasih.
BalasHapusMakasih banyak tipznya Mbak. Semoga bisa sabar ngadepin anak anak.
Tetap tenang, abaikan, jangan dipukul, jangan juga nyogok si anak, jauhkan dari benda berbahaya disekitarnya dan doakan ... ok siap untuk dilakuka
BalasHapusAnak²ku dulu engga tantrum smp guling²an sih.
BalasHapusNa...tapi aku suka sedih lho...Ada anak rewel, engga tantrum padahal, Mamanya main ancem. "Awas, kalo engga diem, Mama tinggal!"...
lhah...makin kejer dong...yawda heboh deh...
Wah makasih banyak ilmunya. Saladin udah 7 tahun tapi kadang suka tantrum. Sekarang masih mending cuma nangis. Dulu Sampai jedotin kepalanya ke lantai.
BalasHapusPernah bingung pada tetangga karena ngebiarin anaknya nangis dan jejeritan sambil guling-guiling di tanah kotor, sama ibunya malah dibiarkan. Akibatnya anak itu tumbuh jadi pribadi yang keras dan pengganggu pada anak lainnya yang lebih kecil sampai pada tetangga sekitar.
BalasHapustantrum tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Hmm anak sy jg sering marah2, suka emosi sih kepancing jg kadang2. Tapi memang hrs bersabar sebagai orang tua
BalasHapuscoba bisa menerjemaskan bahasa bayi ya kak biar bisa komunikasi, mungkin tantrum akan sedikit berkurang,, hihi
BalasHapusSepanjang saya punya keponakan belum pernah sih mendapati mereka sampe nangis kejer pengen sesuatu atau mendadak. Kalau rewel pas mau tidur mungkin pernah. tapi biasanya sama ibunya langsung dikelonin dan nggak lama langsung pulas.
BalasHapusTerima kasih informasinya. Penting banget ini diketahui oleh para ibu-ibu. Karena ada beberapa Ibu yang mendapati anaknya nangis kejer, malah didiamkannya dengan dipukul. kan kasihan.
Pernah liat juga pada keponakan sendiri. Seperti cerita diatas, ketika melihat mainan yang sama persis dengan punya dia yang ada dirumah, kalau ga diraih atau diampirkan (kata orang Jawa) bisa nangis dan rewel Berjam jam.
BalasHapusSebagai seorang tante yang suka bingung cara meredakan ponakan yang tantrum (karena ku belum menikah dan berkeluarga hehe) aku senang sekali bisa mendapatkan tips-tips menenangkan anak yang tantrum dari sini. Hehehe. Soalnya ponakanku terakhir bertemu sebulan lalu suka tantrum kalau enggak dibelikan mainan yang sama persis bentuk dan modelnya dengan teman mainnya. Sama modelnya tapi beda warnanya aja masih tetep enggak mau dia. Dan bagian disogok oleh sesuatu yang dia inginkan itu enggak boleh masih PR bagi kami sih. Kita berusaha menerapkan tapi gagal deh kalau ponakan langsung minta tolong ke kakeknya. Auto dibelikan. Tips lainnya kucatat ya mba untuk bekalku menjadi orang tua di masa depan hehe
BalasHapusJadi ingat dulu ponakanku sering banget tantrum karena sering dikasih gadget dari kecil untuk menenangkan yang menurutku gak tepat juga. Jadi rewel dikit dikasih gadget. Karena ak liat anak2 kecil yg pakai gadget itu perangainya jd kurang baik. Lbh mudah emosi dan gak nurut.
BalasHapusBenar deh kak, yang bagian C itu biasa para ortu lakukan, mukul. Saya juga dulu awal-awal punya anak lakukan ini. Kalau diingat-ingat sedih dan menyesal, bukan hanya karena UUD KDRR, tapi juga sangat berpengaruh pada keadaan emosi anak selanjutnya
BalasHapusBermanfaatbanget kak
BalasHapusAnakku yang kedua suka tantrum. Kalau tantrum ga mau diapaapain. Cuma mau diungguin sampe nangisnya kelar sendiri
Tipsnya bermanfaat mba, khususnya untuk ibu-ibu yg punya anak pertama. Saya pribadi waktu menghadapi tantrum Kakak Mae dulu cukup kelimpungan. Sejauh ini saya selalu berusaha mendengar keluh kesahnya. Kalo dia menangis, biarkan dulu, kalo udah agak reda, baru deh kita orang tuanya masuk. Trus, jurus lainnya adalah dengan memberikan 2 opsi, si anak disuruh memilih opsi yg satu dengan konsekuensi harus mengabaikan opsi lainnya. Yaaa pandai2 orang tua lah bernegosiasi, atau memberi opsi yg salah satunya tak mungkin bisa ditolak anak. Hehehe
BalasHapusAnak tantrum? Problem utama ortu memang hanya untuk tetap calm, tenang dan tidak malu untuk membiarkan anak agar lebih tenang di area publik. Alasannya hanya satu: malu. D :D Kesannya ortu kok gak sayang anak sampai anak tantrum.
BalasHapusUntungnya, aku dan istri udah kebal anak mewek di umum dan anggep itu biasa. Kadang malah tak lihatin agak lama trs si anak lho bangun dan meluk aku sendiri dan mau tenang.
Saya punya adik yang masih balita, suka tantrum juga. Cuma saya bilang ke orang tua biarin aja sampai dia capek. Jangan dimarahin apalagi ditampol. Pernah waktu itu di mall saya lihat bapak2 memukul anaknya yang merengek. Kami besebrangan di tangga berjalan
BalasHapusternyata banyak faktor yang mempengaruhi anak berperilaku tantrum. Kalo keponakan saya sedang tantrum, biasanya saya mencoba tetap berkomunikasi dan melakukan deal untuk berhenti menangis. Saya ga tau apakah cara ini benar atau tidak tapi sejauh ini masih berhasil hehehe
BalasHapuswah ilmunya tampung dulu deh buat bekal saat jadi orang tua nanti. temen dikantor cerita ternyata tantrum itu bisa juga nular, jadi sesungguhnya anak dia gak pernah ngelempar-lempar barang saat nangis tapi karena melihat anak tetangga yang seperti itu akhirnya dia ikutan begitu juga.. hmmm bener-bener harus waspada ya ibu ibu.
BalasHapusWah aku pernah sok tau nie ajak ke mall keponakan saya disana dia nangis aku bingung dan kutinggalin aja wkwkw tapi ga jauh sie tinggalinnya bisa keliatan mungkin karena dia ga liat aku ehh berenti nangisnya
BalasHapusAku juga pernah nulis tema ini mbak. Susah emang klo si kecil lagi tantrum. Apalagi di tempat umum. Duhh.. Tapi ya begitulah anak2, klo cuma diem malah kitanya yang bingung. Hehe..
BalasHapuskalo di dalam Islam ada namanya potensi kehidupan, salah satunya adalah naluri. anak tantrum adalah penampakan dari naluri baqa' (naluri eksistensi diri) sedang terganggu. solusi mengatasi masalah pada naluri adalah dengan mengalihkannya ke naluri lain, misalnya naluri nau' (naluri kasih sayang). jadi, ketika anak tantrum memang orang tua harus sabar dan tetap tenang menghadapinya, bila dibalas galak (baqa' anak dilawan) maka ga akan selesai2..
BalasHapusTetap tenang. Ini tuh challenging banget saat anak tantrum di depan umum agar kita bisa tetep bisa tenang. Ternyata, kalau kita sendiri tenang lebih dulu, bisa bikin kita mampu mengendalikan anak, ya Mba.
BalasHapusKalau anak tantrum di tempat publik atau mall, yang perlu diamankan adalah esmosi ibunya. Wkwkwk. Harus segera diatasi agar dapat mengatasi anak dengan cara yang benar. Jadi, tak ada kejadian marahin anak di tempat umum
BalasHapusSaya pernah mengalami hal seperti ini ketika anak-anak masih kecil. Kiatnya sama seperti yang mbak fadlimia tulis. Diantaranya tetap tenang dan tidak terpancing. Dengan tenang, ortu akan bisa menguasai keadaan. Pada beberapa kejadian memeluk anak sambil membisikkan kata-kata lembut menyemangati adalah salah satu cara lain. Tetapi ini kurang berhasil pada anak yang masih meronta (ia bahkan menolak dipeluk). Selain itu jangan lembek atau plin plan terhadap "sikap" yang kita ambil. Integritas kita sebagai ortu harus tetap terjaga. Karena anak itu banyak akalnya... hehe
BalasHapusnumpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*