Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Ibu Profesional Menyambut The New Normal

Kondisi Terkini Kita Saat Ini

Kondisi ter-update saudara-saudara kita yang terkonfirmasi pandemi Covid-19 per hari ini 14 Mei 2020 mencapai total 15.438 dengan rincian 11.123 dirawat, 3.287 sembuh dan 1.028 meninggal dunia. Tak satupun pakar yang bisa memprediksi waktu berakhirnya pandemi Covid-19 ini. Ada yang mengatakan akhir Mei, ada pula bulan Juni, dan di bulan Juli.

Hal ini sangat tergantung dengan ditemukannya vaksin antivirus Corona. Bahkan beberapa ahli dan pakar dunia menyatakan bahwa vaksin anti Corona kemungkinan besar paling cepat ditemukan di tahun depan.

Lalu bagaimana dengan keadaan kita di dua bulan terakhir ini? Bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Kita mengalami banyak sekali perubahan kebiasaan. Suka tidak suka kita sudah terbiasa dengan imbauan kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir minimal selama 20 detik, menggunakan masker saat harus keluar rumah, jaga jarak aman (physical distancing), dan beraktivitas di rumah saja. Berusaha mematuhi semua instruksi yang terdapat di dalam protokol kesehatan saat masuk dan keluar rumah.

 
new normal

Dua bulanan menjalani semua ini tentunya kita semua berharap ada titik terang dari rumitnya permasalahan yang ditimbulkan pandemi ini.

Beragam keluh kesah telah banyak kita dengarkan bersama, bahkan tak jarang orang-orang terdekat, juga kita sendiri menjadi orang yang terdampak berbagai aspek yang ditimbulkan di masa pandemi.

Kebosanan melanda tiap keluarga, anak-anak ingin menghirup udara musim liburan yang literally liburan. Terbersit doa dan harapan ingin kembali lagi ke masa sebelum pandemi. Ingin Covid-19 ini berakhir dengan segera dan kita bisa menjalani hari-hari seperti dahulu, bisakah?

Sayang sekali, kembali banyak ahli memperkirakan kondisi dunia dalam berbagai aspek tidak mungkin kembali lagi ke zaman sebelum adanya pandemi.

Kalaupun virus ini berkurang penularannya, ia disebut mereda. Semua orang diperbolehkan bekerja dan belajar lagi namun tidak seperti sebelumnya, kita melanjutkan hidup dengan pola yang berbeda. Dunia menuju The New Normal.

Apa itu The New Normal?

Menurut ketua tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Covid-19, Prof Wiku Adisasmita, New Normal adalah kehidupan yang akan dijalankan seperti biasa ditambah dengan protokol kesehatan.

Jadi kita akan masuk ke babak baru pandemi, dari stay at home ke new normal. Kita tetap melakukan aktivitas sehari-hari namun dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan.

Hal yang selama ini kita laksanakan dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 namun kita berharap ini hanya sementara. Dengan adanya The New Normal, diharapkan kita tidak lagi asing dengan kebiasaan ini. Justru mulailah menganggapnya sebagai kehidupan normal yang baru. Sampai vaksin Corona ditemukan.

Old pandemic >> pandemic >> new normal >> post-pandemic

Kapan datang masa-masa post-pandemic, wallahu a'lam, belum ada yang bisa memastikan kecuali Allah SWT, Tuhan semesta alam.

new normal
Welcome to The New Normal / Freepik

Strategi Ibu Profesional Menyambut The New Normal


Sebagai ibu yang memegang peranan sangat penting dalam keluarganya, pastinya sangat peka dan menyadari perubahan-perubahan yang dialami bersama di masa pandemi ini. Banyak hal yang menuntut seorang ibu beradaptasi selama dua bulan belakangan ini, antara lain sebagai berikut:

  1. Mengambil alih tugas sebagai guru bagi anak-anak di rumah, meski sebenarnya bukan "mengambil alih", peran tersebut dikembalikan lagi ke posisinya semula. Ibu sebagai guru utama dan pertama yang bertanggung jawab mendidik anak-anaknya. Kendati demikian pada kenyataannya tak sedikit ibu yang mengeluh bahkan sampai mengalami stres sebab mengajari anak-anaknya sendiri memiliki segudang tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya secara bijaksana.
  2. Mendukung suami work from home. Dalam tugasnya sebagai istri tentulah menjadi suatu kewajiban menciptakan atmosfer ruang kerja bagi suami di rumah. Jangan sampai keberadaan suami dianggap sebagai asisten ibu untuk mengurus rumah dan menjaga si kecil. Meskipun jika sudah ketemu ritme kerja yang pas, tidak memungkinkan suami bisa "diganggu" untuk bergantian mengasuh anak, seperti pada saat hari libur. Lalu bagaimana pula dengan ibu bekerja? Selain mendukung anak school from home, menyukseskan suami work form home, ibu juga memiliki tanggung jawab pada pekerjaan kantornya. Hal inilah yang memerlukan ketenangan batin dan kematangan berpikir bagi ibu. Idealnya untuk meringankan tiap fokus ini, ibu dibantu oleh asisten rumah tangga. Mendelegasikan tugas-tugas teknis kerumahtanggaan menjadi penting. Meski pada praktiknya banyak juga ibu yang merangkap semua tugas sendirian.
  3. Menyediakan makanan dengan gizi seimbang bagi keluarga. Suami dan anak-anak memiliki banyak waktu di rumah saja, maka ibu pun harus kreatif dalam menyusun menu masakan dan camilan yang variatif. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, tentu saja hal ini menjadi problem tersendiri mengingat tidak bisa sering-sering jajan di luar. Ditambah lagi menurunnya tingkat perekonomian masyarakat pada umumnya, tidak sebanding dengan kebutuhan keluarga yang justru melonjak di masa krisis seperti ini.
  4. Memastikan terlaksananya protokol kesehatan di lingkungan tempat tinggal kita. Membiasakan anak-anak sering-sering mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan rumah, istirahat yang cukup dan tetap berolahrga meski di rumah saja.
Strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam hal ini saya berpendapat sesuai pengetahuan dan berupa usulan dari saya pribadi. Bagaimana kita sebagai ibu memiliki rencana untuk menyambut kehidupan normal yang baru bersama keluarga tercinta.

new normal

Ibu Profesional adalah ibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas diri sebagai seorang perempuan, istri dan ibu. Lantas bagaimana kita sebagai ibu profesional menyambut the new normal ini?
  1. Meningkatkan kualitas diri dengan rajin memperbaharui informasi tentang cara menjadi guru bagi anak-anak sendiri. Bagi ibu yang sudah terlebih dahulu menjadi homeschooler, home educator, tentunya hal ini bukanlah hal yang baru. Dimungkinkan adanya kolaborasi antara ibu-ibu yang membutuhkan upgrade kualitas dalam membersamai anaknya belajar di rumah, dengan ibu-ibu yang sudah mapan dengan homeschooling, home education, agar tercapai tujuan bersama, mencerdaskan kehidupan bangsa yang dimulai dari rumah.
  2. Ibu mampu membantu meringankan beban pikiran suami dengan memberikannya waktu bekerja seefektif mungkin. Tidak diinterupsi dulu sampai pekerjaannya selesai. Dalam hal ini disarankan tiap rumah memiliki home office. Bukan tidak mungkin pola bekerja dari rumah seperti ini akan terus berlangsung dan banyak yang melaksanakannya secara permanen.
  3. Ibu semakin memperluas wawasannya mengenai menu-menu masakan untuk keluarga, meskipun di masa new normal nanti restoran, food court di mal dan rumah-rumah makan akan dibuka, dan orang-orang diperbolehkan makan di tempat namun tetap ada pembatasannya. Maka makan bersama di rumah tetaplah menjadi pilihan terbaik bagi keluarga. Bersama seluruh anggota keluarga, bekerjasama membangun suasana yang tidak membosankan makan di rumah, tetap memberikan pengalaman yang mengesankan meski di rumah saja.
  4. Mengenai protokol kesehatan tidak ada kata lain selain harus diterapkan. Ibu dan ayah sebagai ujung tombak yang mengondisikan anak-anak belajar menyesuaika diri. Inilah yang mesti dilakukan setiap hari. Tidak boleh  menunda untuk cuci tangan, menjadikan masker sebagai outfit sama seperti pakaian sehari-harinya, berusaha beraktivitas di rumah saja dan jika terpaksa sekali mesti keluar rumah, jaga jarak aman 1 sampai dengan 2 meter dengan orang lain, tidak bersalaman, dan disiplin dengan protokol keluar-masuk rumah.
  5. Ibu sebagai pendamping ayah, dengan segala multiperannya, termasuk membantu meningkatkan pemasukan keuangan keluarga. Bisa dengan mengikuti kelas online suatu ketrampilan, lalu dengan skill yang diperolehnya ia bisa merambah peluang-peluang usaha baru dari rumah, untuk menambah pundi-pundi kas keluarga. Menjadi penerjemah, guru mengaji daring, menerima pesanan jahitan, buka online shop, atau bisa juga menjadi blogger dan vlogger. Banyak saya perhatikan teman-teman sesama ibu rumah tangga yang bisa membagi waktunya dengan menjadi narablog/pengeblog/bloger (KBBI). Menerima sponsored post dari klien, content writing, product review, bahkan memenangkan lomba blog yang hadiahnya bisa jadi tabungan di masa pandemi sekarang ini. Hal yang sangat positif dan kontributif bagi keluarga tercinta. Dengan catatan, tidak sampai menelantarkan kewajiban utama, mengurus suami dan ananda.
Demikian strategi ibu profesional menyambut the new normal menurut saya. Harus tetap semangat dan pantang menyerah, meskipun ke depannya kita semua "dipaksa" hidup berdampingan dengan musuh bersama ras manusia, Covid-19.

Tetap berpikir positif dan optimis, sembari terus berdoa agar pandemi ini benar-benar berlalu dari hadapan kita semua. Mari berdamai dengan kehidupan yang telah kita jalani selama ini. Inilah the new normal. Jangan lupa mohon urun pendapatnya di kolom komentar ya.

Salam Ibu Profesional,

Referensi:

https://nasional.okezone.com/read/2020/05/13/337/2213181/muncul-istilah-new-normal-di-tengah-pandemi-covid-19-apa-itu

https://kumparan.com/news-release-ipb/dosen-ipb-university-bahas-new-normal-setelah-pandemi-1tPa6NfDZhb

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/12/170200723/5-langkah-persiapkan-new-normal-jika-corona-di-indonesia-berakhir

Opini penulis














18 komentar untuk "Strategi Ibu Profesional Menyambut The New Normal"

  1. The new normal,, Sepertinya akan begitu mba,, sebetulnya saya gak begitu suka pake masker, tapi demi menjaga dari hal2 yg tak diinginkan.. Semoga vaksin covid19 ini cepat ditemukan ya mba

    BalasHapus
  2. Sepertinya tugas ibu semakin banyak ya, tetapi sebagai orang ibu kita harus tetap semangat. Salah satu hal yang saat ini saya lakukan adalah memperbaiki diri supaya bisa menjadi guru yang menyenangkan bagi anak. Semoga segera ditemukan vaksin untuk mengobati COVID-19 sehingga keadaan bisa segera normal

    BalasHapus
  3. Btw dengan dirumah saja bisa membuat semakin produktif ya. Terlebih lagi seorang ibu harus berperan ganda. Disaat seperti ini bisa tetap jaga kesehatan, kebersihan dan pola makan supaya sistem imun terjaga

    BalasHapus
  4. Ibu harus bijak menentukan sikap saat kondisi sekarang ini. Kerjasama dengan si ayah agar keluarga kita sehat.

    BalasHapus
  5. Ibu harus bijak menentukan sikap saat kondisi sekarang ini. Kerjasama dengan si ayah agar keluarga kita sehat.

    BalasHapus
  6. Kejadian ini mungkin positifnya orangtua bisa jadi lebih dekat dengan anak-anak, apalagi orangtua yang sibuk kerja sehingga tidak ada waktu yang cukup banyak untuk interaksi dengan anak. Dengan anjuran dirumah saja akhirnya orangtua bisa bermain, mengajari anak belajar, dan perkembangan sang anak. Ya, intinya harus tetap berpikir positif.

    BalasHapus
  7. Saat wfh peran ibu semakin banyak. Namun yang terpenting adalah bagaimana Ibu tetap bisa menjaga kesehatan keluarga dan diri sendiri.

    Whf selain membuat ibu makin aktif, apalagi bagi ibu yg punya kesibukan nge blog ya Kak.

    BalasHapus
  8. Berdamai dengan kehidupan yang ada di depan...welcome the new normal, meski berat tapi tetap semangat menghadapi. Apalagi sebagai ibu yang punya peran penting dalam keluarga bagi suami dan anak-anaknya. Pun bagi lingkungan dan sesama. Insya Allah semua dimudahkan dan dilancarkan-Nya.

    BalasHapus
  9. Ya ampun, harus begini kah akhirnya. Sedih banget ya mba. Dunia udah berubah, dan kita memang harus siap dengan perubahan itu kalau ngga mau tergerus dengan sendirinya

    BalasHapus
  10. Skrg dah terbiasa di rumah, dah enjoy rebahan hehe
    Tpi tetap rindu yg dulu. Moga segera berakhir pokoknya huhu

    BalasHapus
  11. Beberapa waktu lalu saya juga baru baca himbauan dari PHRI seluruh Indonesia. Semua hotel dan restoran sekarang mengutamakan protokol kesehatan, wajin sertifikasi kesehatan terkait suaya kepercayaan wisatawan kembali meningkat. Ini juga termasuk the new normal ya Uni Mia.

    BalasHapus
  12. Sedih membayangkan situasi "The New Normal" itu

    Selama ini kita menikmati udara bebas sepuasnya. Lalu tiba2 dibatasi dengan masker. Duuuh... bahkan yang kemarin2 lupa kita syukuri, tiba2 semua terbatas

    Tapi menjadi ibu memang harus kreatif. Gak boleh menyerah sama keadaan. Makasi ide2nya mbak. Top banget

    BalasHapus
  13. wah mbak mia abis live IG di HIMA IIP SUMUT aku baru baca hari ni, telat ya. bener banget nih mbak mia sebagai garda terdepan anak-anak di rumah kita harus menyusun strategi menghadapi new normal ini.

    BalasHapus
  14. yang pasti pada saat new normal kita akan lbh peduli dengan hidup bersih, rajin cuci tangan dan selalu pakai masker..karena virus ini nampaknya blm ada tanda menghilang ya mba

    BalasHapus
  15. The new normal kayaknya seperti kembali pada fitrahnya manusia ya kak. Dimana kita dilarang bersalaman atar lawan jenis. harus jaga kesehatan dengan tetap menjaga wudhu. semua kembali ke fitrahnya, ibu yang tetap mengajarkan dan berperan aktif di keluarganya.

    BalasHapus
  16. Tampaknya kita memang harus bersiap hadapi new normal. normal dengan catatan. keadaan ini seperti mendewasakan kita dengan lebih cepat, sekaligus menguji sejauh mana pemahaman dan kesigapan kita terhadap situasi terkini

    BalasHapus
  17. Welcome the new normal, smg kita semua sehat selalu dan dalam lindungan-Nya selalu. Aamiin. Kita mesti belajar berdampingan dgn covid-19 ini

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.