Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hal Yang Harus Dipenuhi Dalam Membuat Karya Ilmiah

Suatu tulisan bisa disebut karya ilmiah biasanya dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut; adanya kaitan antara judul, latar belakang, rumusan masalah, teori, metode, instrumen, temuan, pembahasan, hingga simpulan. Semua ciri tersebut memiliki kesatuan alur pikir yang logis, hingga rumusan masalah bisa terjawab dengan tuntas dan benar.

Skripsi, tesis, disertasi, makalah, paper, laporan penelitian, artikel ilmiah adalah jenis-jenis dari karya ilmiah yang biasa ditemui di perguruan tinggi. Karya ilmiah berbeda dengan esai dan fiksi, sebab ia berdasarkan data yang valid,  bukan opini penulisnya semata, apalagi berdasarkan imajinasi.

Membuat karya ilmiah
Saintif[dot][com]


Fokus Kajian

Mahasiswa sebaiknya membiasakan banyak membaca artikel-artikel yang dimuat di dalam jurnal ilmiah. Buku-buku teks, buku ajar, dan berbagai media yang dapat dijadikan literatur bagi penulisan skripsi. Khusus skripsi fakultas hukum, Anda akan diminta mengunduh peraturan perundang-undangan dan mencermatinya. Tentunya dibantu dengan membaca analisis para pakar hukum di bidangnya masing-masing.

Menulis karya ilmiah membutuhkan penguasaan terhadap topik bahasan. Mahasiswa sebaiknya tidak melewatkan hasil-hasil penelitian para peneliti sebelumnya di topik yang sama. Penelitian yang dilakukan bukanlah benar-benar pertama kalinya, pasti sudah ada yang meretas jalan, membukakan pintu selebar-lebarnya bagi peneliti lanjutan, untuk meneruskan pekerjaan penelitian yang belum sempurna.

Seorang penyusun karya ilmiah, dikatakan memahami kajian yang sedang ditelitinya bisa diketahui dari kerangka teori yang dibuatnya. Jika kerangka teorinya terlihat kurang kuat atau sekadarnya saja, sudah bisa disimpulkan bahwa sebenarnya ia sendiri belum menguasai permasalahan yang diangkat. Maka perlu menelusuri kembali berbagai sumber referensi, agar bertemu dengan landasan teori yang memadai.

Cara memahami fokus kajian:
  1. Menguasai teori yang berkembang terkait fokus kajian dan pro kontra yang menyertainya. Dengan cara membaca dan menghimpun referensi mengenai kajian yang diangkat.
  2. Mengumpulkan literatur sebanyak-banyaknya. Hal ini diperlukan terlebih pada penelitian kepustakaan (library research).
  3. Mengambil data di lapangan (jika penelitiannya adalah field research), melakukan wawancara, observasi, studi dokumen, kuesioner/angket.

Slideplayer

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Sistematika berarti urutan bagian yang satu dengan bagian yang lain. Ada yang menjadi bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. Semuanya diatur di dalam sistematika. Dalam penulisan karya ilmiah hal in sangat dibutuhkan. Sebab menjadi semacam peta petunjuk jalan agar penulis tetap berjalan dalam koridor penulisan karya ilmiah yang semestinya.

Bagian awal terdiri dari: halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar (jika ada)
Bagian isi terdiri dari: bab pendahuluan, pembahasan dan penutup. Bab pendahuluan meliputi, latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan/manfaat.

Bab Pembahasan berisikan kajian teoritis dan pembahasan atau analisisnya. Sementara bab penutup biasanya terdiri dari simpulan dan saran. Pada bagian penutup jangan lupa membuat daftar pustaka yang baik dan daftar lampiran untuk memuat lampiran yang diperlukan sebagai data pendukung pada makalah.

Sistematika relatif sama dengan outline (kerangka tulisan). Bedanya sistematika sudah dibuat lebih rinci sementara pada kerangka masih berupa garis besar yang bisa berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang diteliti.

Banyak hal lagi yang mesti dipenuhi secara lengkap dan menyeluruh mengenai hal-hal yang harus dipenuhi dalam membuat karya ilmiah yang baik. Metodologi penulisan, misalnya. Terkait dengan data yang harus dikumpulkan beserta sumber-sumbernya dan cara mendapatkan data tersebut. Setelahnya diperlukan pemilahan, analisis dan cara menyajikan data yang diperoleh sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Referensi:

https://sevima.com/pengertian-karya-ilmiah-menurut-para-ahli-dan-jenis-jenis-karya-ilmiah/
Jejen Musfah, 2016, Tips Membuat Karya Ilmiah, Kencana, Jakarta.


18 komentar untuk "Hal Yang Harus Dipenuhi Dalam Membuat Karya Ilmiah"

  1. Wah baca ini aku jadi ingat pas kuliah dulu..
    Ini dibahas di mata kuliah TPI (teknik penulisan ilmiah)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oo di kampusnya Mbak Dee namanya TPI ya, saya sempat diamanahi ngasuh MK PKI (Penulisan Karya Ilmiah), hehe ngeri ya singkatannya

      Hapus
  2. Memang untuk semua jenis tulisan kita perlu mind maping atau pemetaan tulisan biar fokus kajian. Mau tulisan biasa, apalagi tulisan ilmiah. Banyak baca sih itu intinya dan mau cari tau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya bener jg, bs gak melulu bikin outline tp bentuknya mind mapping yaa

      Hapus
  3. hihihi jading ingat kuliah dulu
    Bergumul dengan buku di perpustakaan demi cepet lulus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Ambu... sekarang anak2 ke digital library

      Hapus
  4. Kerangka bahasan yang paling dasar yang harus dipahami ya, walau pun berubah sesuai dengan perkembangan penelitian yg dilakukan, tidak akan lari dari kajian yg sedang diteliti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, semacam batasan masalah gitu ya jd ga melebar ke maan2 yg menyulitkan si peneliti juga

      Hapus
  5. Jadi ingat masa-masa akhir kuliah, bikin skripsi, mesti paham dan melakukan tahapan apa yang ditulis di postingan ini.
    Yang paling menguras pikiran tuh ya bikin outlinenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba, tp setelah outline nya jadi, insyaallah nulisnya jd lebih jelas kan mau nulis apa aja hehe

      Hapus
  6. Betul banget, kerangka teori itu adalah fondasi karya ilmiah kita, kuat apa tidak. Dulu waktu kuliah sangat sulit menyusunnya mungkin karena belum memahami betul apa yang akan di teliti. Nice tips mbak, sangat berguna sekali 🥰

    BalasHapus
  7. Baca tulisan ini jadi ingat waktu membuat skripsi pas kelulusan kuliah. Memang banyak syarat yg harus dipenuhi hehe

    BalasHapus
  8. Sebelum membuat karya ilmiah setidaknya harus tahu dulu jenisnya, karena dengan begitu, lebih mudah dalam melakukan klasifikasi dalam karya ilmiah tersebut

    BalasHapus
  9. Aku jadi teringat mata kuliah jurnalistik ini mba.
    Terutama menentukan fokus kajian ya kan.
    Jadi berasa belajar lagi baca tulisan mba.

    BalasHapus
  10. Meskipun sekedar menulis blog biasanya pun saya membuat dulu outline agar apa yang saya tuliskan menjadi sistematis

    Lebih lebih karya tulis ilmiah tentu bentuk membuat tulisan sistematis itu wajib

    BalasHapus
  11. Sistematika penulisan ilmiah harus runtut ya mb, agar alur berpikir dalam membuat karya lebih teratur dan mudah dimengerti pembaca

    BalasHapus
  12. Memang membuat karya ilmiah itu gak boleh sembarang asal langsung jadi, harus tau topik bahasan yang akan dibuat seperti apa.
    Serta harus tersusun secara sistematis agar karya ilmiah tersebut menjadi suatu rumusan masalah yang terjawab dengan benar plus tak melebar kemana mana

    BalasHapus
  13. Mbaaakk, baca ini jadi keingetan sama proses membuat skripsi jaman kuliah dulu. Hahaha

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.