Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Kuliner Seafood Di Bagan Percut

Kawasan Wisata Bagan Percut

Masa new normal tidak selamanya membuat orang-orang mengurung diri di rumahnya. Boleh keluar rumah meski tetap memperhatikan protokol kesehatan. Demikian juga kami sekeluarga, kebetulan anak-anak yang mondok di pesantren akan segera kembali ke pondoknya maka seperti biasa kami jalan-jalan dulu.

Harapannya agar ketika mereka masuk ke ponpes lagi, menjadi lebih bersemangat dan membawa energi baru untuk menimba ilmu pengetahuan di tahun ajaran baru.

Tahun-tahun sebelumnya kami ke Pantai Lubuk Tukko Tapanuli Tengah, Theme Park Pantai Cermin, Brastagi, Taman Simalem Resort Merek Tanah Karo, Tongging Danau Toba, Pekanbaru dan Yogyakarta. Kali ini, menyesuaikan dengan kondisi masih di masa pandemi meski sudah masuk era kenormalan baru, jalan-jalannya ke obyek wisata (obwis) yang dekat-dekat saja.

Makan ikan bakar di bagat percut

Akhirnya dengan waktu yang masih tersisa beberapa jam lagi menjelang sore di hari Minggu siang, kami pun memutuskan ke kawasan Bagan Percut. Bagan Percut terletak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Waktu tempuh menggunakan kendaraan roda empat sekitar dua jam dari kota Medan. Infrastruktur sudah bagus, jalanan mulus dan tidak ada macet.

Bagan Percut ini masih merupakan jajaran garis pantai timur Sumatera, dari Belawan, Bagan Percut, sampai ke Pantai Labu dengan banyak pantai populer lainnya seperti Pantai Pondok Permai, Pantai Bali Lestari, Pantai Cermin, dan lain-lain. Khusus di kawasan Bagan Percut ini terkenal dengan wisata kuliner hasil tangkapan laut yang enak dan murah.

Sepanjang perjalanan anak-anak ceria sambil bernyanyi-nyanyi kecil, kadang juga berantem memperebutkan smartphone pinjaman dari ayah. Jalanan ramlan alias ramai lancar, setelah beberapa saat muncul juga gapura selamat datang di Kawasan Wisata Bagan Percut. Di pinggiran jalan banyak terdapat pilihan rumah makan seafood yang dikelola oleh pengusaha maupun yang berasal dari masyarakat setempat.

dokpri

Hari yang menjelang senja, di rute Jalan Pinang Desa Percut, Bagan Percut, yang lurus kami berbelok ke arah kiri, ke Jalan M. Yusuf Jintan mengikuti papan reklame yang mengarah ke RM Seafood, Warung Kembar. Parkir mobil tepat di tepi sungai kecil yang mengarah ke laut, kami pun memasuki area taman resto yang rapi dan bersih. Ada dua pilihan tempat makan, lesehan atau pakai kursi.

Anak-anak lebih suka makan dengan lesehan dengan posisi menghadap ke taman air mancur kecil yang memanjakan mata. Ocean, si bungsu kami begitu cepatnya lepas dari pegangan tangan saya dan tiba-tiba sudah berada di kolam kecil yang diperuntukkan untuk ikan hias.

Ocean masuk ke kolam
Dokpri
Tidak tega langsung mengangkatnya keluar dari dalam kolam, saya memberinya waktu beberapa menit untuk memuaskan keingintahuannya tentang kolam ini. Ocean persis bertingkah seperti ikan-ikan hias yang dilihatnya.

Ocean nyemplung kolam ikan hias
Dokpri
Duduk di pondok lesehan yang disukai, masing-masing memilih menu makanan sesuai selera. Uniknya pengunjung diminta menentukan dahulu berat seafood yang akan dimasak. Misalnya putri sulung saya pingin makan cumi balado maka dipesan sebanyak seperempat kilogram cumi-cumi mentah untuk kemudian diolah chef resto di dapur.

Sekilo ikan Gurami Bakar
Pesanan kami setengah kilo udang goreng tepung, satu kilo ikan gurami bakar, sambal belacan (terasi) dan sambal kecap. Fyi, harga sambal tidak termasuk dengan lauk, semangkuk sambal dihargai sebesar lima ribu rupiah. Kami berlima (Ocean belum bisa makan yang terlalu pedas) jadi total ada 5 mangkuk sambal, 3 sambal kecap dan 2 sambal belacan.


Tidak menunggu terlalu lama pesanan pun sampai. Aneka jus yang kami pesan duluan tiba di meja makan kami. Ada air kelapa muda yang dihidangkan lengkap dengan tempurungnya, ada jus kuini, jus martabe (markisa terong belanda), jus pokat (alpukat), jus jeruk dan teh manis hangat.



Kenyang menyantap kuliner seafood yang serbalezat, anak-anak minta ditemani main ke kolam pancing. Sayangnya tidak ada penyewaan alat pancing sehingga Royyan dan Ayah tidak bisa ikut memancing seperti beberapa pemancing lainnya yang sedari tadi duduk di tepi kolam.

Sumber gambar: IG Warung_Kembar76

Kesan Berwisata Kuliner di Warung Kembar Bagan Percut

  1. Semua makanannya enak, ikan bakarnya gurih karena langsung dimasak setelah ditentukan kiloannya. Jadi sangat fresh from oven. Sambalnya apalagi, hmm... juara rasanya. Cuma minuman air kelapa mudanya tidak sesuai harapan. Mestinya dicek dahulu saat membuka tempurung, isinya bagus atau tidak, kami terpaksa meminum air kelapa yang masih dalam bentuk menyerupai ingus (maaf) belum jadi kikisan kelapa yang layak dinikmati.
  2. Teh manisnya juga kurang hangat, sebaiknya menggunakan air yang benar-benar panas saat menyeduh teh dan gula pasir.
  3. Warung Kembar namanya saja warung tetapi aslinya termasuk resto dengan pelayanan pramusaji yang ramah, murah senyum, dan fast respons jika pengunjung perlu sesuatu.
  4. Ada hiburan live dengan penyanyi lokal maupun pengunjung yang ingin bernyanyi, jadi kita makan sambil diiringi musik.
  5. Pengunjung bisa memanfaatkan kolam pemancingan namun jangan lupa membawa kail sendiri sebab pihak pengelola tidak menyediakan alat pancing.
  6. Harga terbilang standar dengan makan-minum berlima total bill Rp. 325,000.
Dokpri


Dokpri



Dokpri
Matahari semakin bergulir ke barat, menghadirkan lukisan alam yang indah berlatar sunset. Siluet-siluet estetis pun menghiasi jepretan kamera ponsel. Insyaallah ingin datang lagi ke Warung Kembar ini. Bersama teman-teman atau keluarga besar dalam rangka arisan atau acara halal bi halal.

Dokpri

Para pramusaji di Warung Kembar
Para pramusaji saat lebaran lalu / IG Warung_kembar76


Salam,






















8 komentar untuk "Wisata Kuliner Seafood Di Bagan Percut"

  1. Pramusajinya keren ya.. btw pekara teh manis ini memang bikin kezel dibanyak tempat. Gak enak Kali minum teh manis yang diminta panas tapi nyeduhnya pake air dispenser ya kan.. kentang jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, kemaren tu di antara kami ada yg kepeningan Kak...jd pesan teh manis panaslah. Maksud hati biar hilang pusing kepalanya. Ehh dapatnya gitu haha

      Hapus
  2. Kak Mia, kelapa muda kayak ingus itu awak suka pula kak. Rasanya lebih manis. Kadang awak malah pesan "yang masih kayak ingus ya bang," hihihi.
    Mungkin perkara selera ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, pramusajinya bilang kok kadang request pengunjung minta yg ingus hehe

      Hapus
  3. Awak juga suka kelapa muda yang dagingnya tekstur ingus ( knp hrs diumpakan ingus yak) 😌 asyiknya yg jenjalan ke Bagan, selera kali awak dg seafood nya👏

    BalasHapus
  4. Noted. Next plan saya nih. 2 jam juga ya, lumayan...
    Udah lama juga denger, jd makin penasaran hehe

    BalasHapus
  5. hahaha aku jadi salfok sama singkatan2 yang dibuat mbak Mia. ada obwis yaitu obyek wisata, dan ramlan, ramai lancar. ada2 saja hahaha
    oiya jus kuini itu apa betul pakai mangga kweni itu? aduhhh kalo iyaa enak kali lah jus kuini itu... sudah lama kali gak ketemu mangga kweni, di jawa timur gak ada mbak mia huhuhu

    BalasHapus
  6. aku sering dengar kata bagan itu ya bagan siapi-api, tempat pelelangan ikan ya kalau gak salah? apakah bagan itu berarti laut atau pantai kak? sepertinya kok banyak berhubungan dengan laut dan pantai ya :D

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.