Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mendengar Aktif Suatu Cara Memberikan Kenyamanan

Mengapa perlu memahami cara mendengar aktif?

Ma, aku bosan belajar kaya gini terus, aku udahan ya buka bukunya

Ah, masa' gitu aja kamu udah bosan sih, baru jam berapa... Mama dulu pas masih seumur kamu suka banget lho belajar, blablablabla....

Kira-kira kalau kamu jadi anaknya si mama, bagaimana perasaanmu? 

A. Merasa tidak didengarkan

B. Ingin lari dari rumah

C. Melanjutkan belajar

D. Ternyata Mama memang tidak bisa jadi sahabatku

Mungkin kita sudah biasa mengalami curhat kepada teman kemudian malah si teman itu yang lebih banyak berbicara. Atau ketika seorang sahabat bercerita tentang masalahnya kepada kita, tanpa disadari keluarlah kisah tentang diri kita dalam menghadapi masalah yang sama dulunya (padahal tidak ditanya) dan akhirnya si sahabat hanya bisa mengangguk, entah menerima saran dan masukan atau apa, yang jelas mendengar aktif tidak demikian.

 

Mendengar-aktif-suatu-cara-memberikan-kenyamanan
Diolah dengan Canva


Mendengar aktif adalah

Sebuah metode komunikasi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai pembicara dan membuat pembicara merasa nyaman dengan pendengar karena diperhatikan dan dipahami.

Mendengar aktif menggunakan panca indera, indera pendengaran, indera penglihatan, indera penciuman, indera pengecap (lidah) dan indera perasa (sentuhan fisik).

Prinsip Mendengar Aktif

  1. Berikan perhatian: menghadap ke pembicara, seluruh perhatian kepada pembicara, jangan melalukan aktivitas lainnya, perhatikan seluruh pembicaraannya.
  2. Tunjukkan Anda mendengarkan: perhatikan bahasa tubuh Anda, respon pembicara, selalu dalam posisi terbuka, ekpresi wajah sesuai.
  3. Berikan umpan balik: refleksi dengan parafrase, lakukan klarifikasi, ajukan pertanyaan yang relevan dengan pembicaraan, ringkas seluruh percakapan di akhir pembicaraan.
  4. Respon sesuai: jangan memotong pembicaraan, perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan, jangan melakukan aktivitas lain.
  5. Jangan menghakimi: jangan membuat asumsi, lebih empatetik dan tidak menghakimi, coba lihat perspektif pembicara, biarkan pembicaraan berjalan sendiri tanpa Anda arahkan, perhatikan seluruh pembicaraan dan jangan membuat kesimpulan di awal.

Jangan pernah lakukan ini

Kita tentu tidak suka dengan orang yang diharapkan bisa menjadi tempat kita bercerita dengan sepenuh hati alih-alih memberikan kenyamanan, malah menggurui dan menyalah-nyalahkan pula. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat mendengar aktif. Berikut kata kerjanya: 

Memperbaiki

Memerintah, menyarankan, menasehati, mendiagnosis

Mengevaluasi

Menghakimi, mengancam, memuji, mengutuk, berpihak, memberikan pendapat
 

Mengalihkan

Mengubah topik pembicaraan, mengulang-ulang topik, fokus pada agenda pendengar/pendamping, meremehkan topik

Menginterupsi

Komentar merendahkan, memburu-buru pembicara, melamun, merespon pada distraksi, meragukan cerita. 
 
mendengar-aktif-menurunkan-kecemasan
Freepik

 

Teknik Parafrase

Dalam mendengar aktif sangat penting menerapkan teknik parafrase. Saat berbicara dengan seseorang yang curhat pada kita, tangkap informasi yang diberikannya, kenali emosi apa yang muncul, lalu sampaikan kembali padanya dalam bentuk pertanyaan. Sederhanya seperti ini:

Tangkap informasi - tangkap emosi - bahasakan kembali - ungkapkan dalam bentuk kalimat tanya

Contoh latihan:

Anggaplah percakapan di awal artikel ini, Anda sebagai temannya si anak yang sedang kesal karena mamanya menyuruh belajar terus.

"Rasanya kesal! Setiap hari disuruh mamaku belajar terus. Padahal kan aku lagi bete. Kenapa sih mama jadi sok ngatur-ngatur begitu!"


Tangkap informasi: Dia merasa kesal karena setiap hari disuruh mamanya belajar terus padahal dia tengah bosan. Menurutnya mamanya jadi sok ngatur-ngatur.

Tangkap emosi: kesal;  konten: karena mama ngatur-ngatur
 

Bahasakan kembali atau parafrasekan: "Jadi kamu kesal karena mama ngatur-ngatur?"


Contoh latihan

"Aku gak suka lihat postingannya, kok kayaknya nyindir-nyindir aku gitu, kenapa sih dia jadi berlebihan kaya gitu?"

 

Tangkap informasi: Dia tidak suka melihat postingan temannya di linimasa medsos. Menurutnya teman tersebut menyindirnya dan itu berlebihan.

Tangkap emosi: tidak suka, sebal, kesal;  konten: karena menyindir
 
Bahasakan kembali atau parafrasekan: "Jadi kamu sebel ya karena dia nyindir-nyindir kamu?"
 

 Contoh latihan

"Saya putus asa deh.. ke mana lagi mencari pinjaman, suami udah lama gak kerja, saya gak tahu harus gimana lagi menghadapi hidup ini"

Tangkap informasi: Dia merasa putus asa karena tidak memiliki tempat meminjam uang, suaminya sudah lama tidak bekerja, dia tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi hidup ini.

Tangkap emosi: putus asa, putus harapan, sedih, kecewa;  konten: karena tidak punya uang, kesulitan ekonomi, tidak tahu harus meminjam ke mana lagi.
 
Bahasakan kembali atau parafrasekan: .............................................................................................
 

Silakan teman-teman mengisikan jawabannya. Bagaimana membahasakan kembali atau memparafrasekan dengan metode mendengar aktif seperti yang saya contohkan di atas. 

Gak ada hadiahnya sih, tapi yakinlah, dengan latihan seperti ini insyaallah akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Bisa diterapkan ke pasangan, ke anak-anak, ke sahabat, ke siapa saja yang sedang merasa gundah gulana.

Mereka yang sedang butuh didengarkan itu tidak minta banyak kok dari kita, hanya ingin didengarkan. Titik. Karena dengan didengarkan secara aktif, himpitan permasalahan hidupnya sedikit terkurangi. 

Ada teman berbagi, meskipun untuk beberapa persoalan membutuhkan penanganan lebih lanjut, setidaknya dengan mendengar aktif tingkat kecemasannya berkurang. Inilah yang disebut dengan Pscychological First Aid (PFA), pertolongan pertama pada psikologis.

Kesimpulan

Sebuah metode komunikasi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai pembicara dan membuat pembicara merasa nyaman dengan pendengar karena diperhatikan dan dipahami.

Mendengar aktif sangat berhubungan dengan rasa nyaman. Jika seseorang merasa didengarkan, dia akan merasa diakomodasi, dia merasa memiliki teman. Berbekalkan perasaan positif ini perlahan-lahan dia akan berusaha bangkit dari kecemasan yang melanda. 
 
Justru jalan keluar akan mudah diperolehnya sendiri, tanpa kita harus bersusah payah memberikan masukan. Kuncinya, mendengar aktif. Sesederhana itu namun sulit untuk diterapkan jika kurang bersungguh-sungguh.

Skuy, menjadi solusi bagi sekitar kita, memberikan kenyamanan dengan mendengar aktif.

Salam sehat,  

Fadlimia

Referensi:


Webinar 4 hari berturut-turut 25 Agustus sd 28 Agustus 2020 Loka Latih Pscychological First Aid (PFA) Pertolongan Pertama Psikologis terkait Kekerasan Berbasis Gender bagi Akademisi/Lembaga Riset, yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerjasama dengan HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) DKI Jakarta.

 

 

 

 

 


20 komentar untuk "Mendengar Aktif Suatu Cara Memberikan Kenyamanan"

  1. Ilmu bagus banget nih Mi. Kayanya saya sering melakukan kesalahan itu. Bukannya jadi pendengar aktif, eh malah menggurui dan menyalahkan. Kadang emang saya nggak sabaran banget sama orang yang suka mengeluh.

    Kudu banyak latihan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Teh, sama2 latihan setiap hari ini terutama buat anak

      Hapus
  2. Hal yang paling umum saat mendengar teman bercerita lalu ada yang menimpali "Ah, masak gitu aja udah ngeluh. Aku malah bla bla bla." Sebenarnya hal semacam itu kebanyakan tidak dilakukan secara sadar, Tetapi sering meluncur tanggapan semacam itu dan tanpa sadar menyakiti seseorang yang ingin berkeluh kesah kepada kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Nur... next berusaha gak gitu lg ya hehe

      Hapus
  3. bener banget bunda mia, mendengar aktif akan merasakan kenyamanan. kita aja merasa senang didengar, apalagi lawan bicara kita...yuk ah aku jg mau lebih baik lg mendengarkan orang lain

    BalasHapus
  4. bagus materi konselingnya kak. Saya sendiri terkadang sulit mempraktekannya terutama jika mempunyai keterbatasan waktu, tapi pekerjaan saya berdekatan dengan konsultasi jadinya lama-lama terbiasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Mba Renov pekerjaannya berdekatan dg konsultasi ya di Jerman

      Hapus
  5. Selain mendengarkan aktif, penting juga latihan body language ya kan kak, 'Jadi kamu kesel mama ngatur ngatur?' sempat nge gas bunyinya, lain lagi respon anak 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg parafrase "Jadi kamu kesel ya mama ngatur2", itu temannya si anak, bukan mamanya hihi... kl mamanya intonasinya yg membujuk dong hehe

      Hapus
  6. Mak Jleb! Pas banget dengan masalah keseharian yang dihadapi para orangtua dan guru ini. Makasih Bu Artikel Ibu mengena

    BalasHapus
  7. Saya adalah pendengar yang buruk. Terkadang saya adakalanya merasa bosan mendengar curhatan orang lain mbak.

    BalasHapus
  8. Kadang sedekah telinga itu gak semua orang sanggup. Aku nih contohnya. Awalnya sih oke2 aja lama2 kadang jadi kesel trus bilang bla.. bla..
    Tapi sekarang udah mending sih gegara sering dikomplain suami. Hehe

    BalasHapus
  9. Pembuka yang bagus mbak. Kalau mamanya kaya gitu, kayaknya aku bakal kabur. Hehehehe.... Memang mendengarkan ini jadi ketrampilan sendiri ya...

    BalasHapus
  10. mendengar aktif penting banget ini. Seringkali denger cerita ada temen curhit, malah temennya bukan mendengar dan ngasih solusi, tapi malah nyalahin yg curhat dan ngebandingin sama orang lain

    BalasHapus
  11. Kadang emang ya suka spontan aja gitu klo ada yg curhat jadi menghakimi dan mengatakan hal hal yang malah bikin runyam si yang curhat. Next klo ada curhat posisikan diri sendiri klo lagi curhat enaknya diperlakukan seperti apa.

    Konsep ini bisa banget dipakai dalam komunikasi dengan anak ya

    BalasHapus
  12. Aq kok jadi rindu didengarkan, selama ini sering bercerita dan berkeluh kesah pada teman/keluarga, tapi sebelum ceritaku selesai pendengarnya malah cerita balik menceritakan tentang pribadinya sendiri. Jadilah aq pendengar bukan yang didengarkan

    BalasHapus
  13. Menjadi pendengar itu sulit. Apalagi jadi pendengar anak. Kalo dah kebawa emosi biasanya malah berabe.. duh beneran harus belajar lagi ini akunya..

    BalasHapus
  14. Bersikap asertif setelah mendengar aktif merupakan langkah penting... supaya anak tidak merasa dihakimi (di-judge) oleh kita... tujuannya biar dia lebih merasa dekat ke kita...

    BalasHapus
  15. Berlatif utk menangkap informasi dan Emosi... ujungnya akan melatih kita mendengarkan secara seksama... harus dilatih yg kayak gini ya kak... kalau ga seringannya lupa... TFs ya..🙏🙏

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.