Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

✒ Menulislah Meski Tanpa Apresiasi ✒

Sejak pemerintah melalui Kemendikbud mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah, bermunculan para pegiat literasi. Dari guru, siswa, dosen, mahasiswa, penulis profesional sampai siapa saja, merasa terpanggil menyemarakkan literasi.

Bak jamur di musim hujan, banyak bertumbuhan para penulis dari siswa sekolah sampai usia dewasa. Hal ini tentunya sangat positif untuk membudayakan baca tulis. Jika budaya literasi berkembang maka secara tidak langsung diharapkan akan mendongkrak skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) manusia Indonesia dari segi pendidikan.

Saya pribadi juga mulai menulis kembali dalam rangka mengasah kemampuan literasi. Jika tidak dibiasakan menulis, rasanya pikiran menjadi tumpul, terjebak dengan rutinitas, tergilas tugas-tugas dan akhirnya niat untuk turut serta meramaikan dunia literasi negeri, hanya berhenti di bab niat semata.

Sejak minggu lalu nonstop menulis, rasanya senang sekali. Begitu mendengar tanda nada postingan berhasil upload di medsos, bunyinya terasa merdu di telinga. Saya menikmati tiap proses menulis. Menuangkan ide ke dalam karakter demi karakter. Lalu jadi baris demi baris dan akhirnya menjadi paragraf-paragraf.

Kembali tercemplung ke dunia menulis, sudah membuat saya bahagia. Rasanya tak berharap dipuji setinggi langit. Justru pujian itu bisa melenakan, bikin GR, bisa membuat diri lupa daratan bahkan jadi cepat berpuas diri. Beberapa saat memosting tulisan tidak ada yang menge-like sekali pun, saya biasa saja. Toh tak bisa memaksa orang lain untuk membacanya. Jadi santai saja.

Tulisan saya yang berjudul "Ingin Selalu Berpikir Positif, Hindari Tiga Hal Ini" saya posting di blog Kompasiana saya. Saya posting juga di Facebook. Awalnya di Facebook minim like apalagi komen. Nah, saat saya buka profil Kompasiana, cukup kaget juga. Viewernya 525 orang dan diberi rating "menarik". Tapi itu tak mengubah sikap saya tentang postingan yang tak direspons. Tetap santai saja.

Di tengah terpuruknya minat baca buku rakyat Indonesia saat ini (rangking 60 dari 61 negara), sudah menjadi hal yang lazim minimnya kemauan membaca, apalagi mengapresiasi tulisan seseorang. Saya menghimbau kepada rekan-rekan di berbagai grup kepenulisan agar berkenan aktif saling menyemangati meski sama-sama memiliki kesibukan yang menggunung. Walaupun cuma sepersekian detik jempol yang kita mampirkan di tulisan rekan kita, mungkin itu menjadi lecutan semangat bagi dirinya.

Jika ada waktu sempatkan membaca dan sedikit berdiskusi tentang tema yang dibahasnya. Berikan saran dan masukan yang konstruktif demi kemajuannya dalam menulis. Sedikit apresiasi dari kita akan membangkitkan semangatnya dalam berliterasi. Meski masing-masing dari kita terus berpacu menulis tanpa peduli apresiasi, namun tak ada salahnya mari saling mengapresiasi.

#SelfReminder

Salam literasi

Sumber foto: Google








Posting Komentar untuk "✒ Menulislah Meski Tanpa Apresiasi ✒"