Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

English Comic Project


Alhamdulillah sampai juga di game level 3 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Kali ini temanya mengamati dan melatih kecerdasan buah hati. Caranya, memilih partner proyek, menentukan kecerdasan apa yang akan distimulasi. Lakukan, giatkan dan buat narasinya beserta dokumentasi berupa foto-fotonya.

Saya memilih si princess nomor tiga, Nisrin Huwaida. Bunga mawar putih (Nisrin) yang berhati lembut (Huwaida). Itu arti namanya yang berasal dari bahasa Arab. Huwaida juga nama Ratu Al Jazair. Meski sangat sedikit literatur yang berkisah tentang pemimpin perempuan itu. Ririn, biasa kami panggil demikian. Kulitnya kuning langsat, rambutnya hitam lebat dan ikal, gigi geliginya putih bersih, orangnya selalu ceria, rajin dan sangat ramah. Benar-benar menjadi bunga keluarga.

Bukan tanpa alasan saya memutuskan Ririn yang jadi partner saya di family project level ini. Dua game lalu, komunikasi produktif, saya memilih Royyan si anak kedua. Kalau si kakak sulung, Rara, di pesantren, jadi tidak setiap hari bisa menjumpainya. Nah, pada game level 2 saya mengamati si bungsu Rausyan untuk melatih kemandiriannya dalam TT. Selain pemerataan kesempatan pada tiap anak, saya juga melihat ada keistimewaan pada Ririn soal membuat cergam, cerita bergambar alias komik.

Soal kemampuan menggambar, hamdan lillah jelas Kak Rara juaranya. Rara memang spesialis menggambar Manga ala Jepang. Saat ini rekor juara satu lomba gambar sketsa wajah se-pesantren putri belum terpecahkan, masih dipegang Rara. Orangnya pendiam, namun jangan tanya hasil corat-coret pensil 2B-nya. Disangka cetakan komputer. Halus dan rapi.


Itulah bakat yang Allah karuniakan pada putri pertama kami. Ia pernah terserang step karena kebelumpahaman kami dalam mengatasi demam pada bayi delapan bulan. Dengan tangan kecil kidalnya, sejak usianya setahun dan bisa pegang krayon, Rara sudah mahir menggambar bakso-bakso bulat. Mungkin ada pengaruh gen pintar menggambar dari ayahnya yang berlatar belakang arsitek. Kakeknya berprofesi sebagai pemborong bangunan sekaligus ahli gambar bangunan.

Mengapa saya perlu menyinggung kemampuan menggambar Kak Rara, sebab sedikit banyak hobinya ini berpengaruh pada adik-adiknya. Dulu sebelum ia belajar di pesantren, 3R (Rara, Royyan, Ririn, btw Rausyan belum ada karena belakangan lahirnya. Setelah Ririn berusia hampir 7 tahun) selalu menggambar komik bersama-sama.

Saya memberikan eks makalah mahasiswa yang telah saya ambil penilaiannya untuk mereka. Kertas bekas tersebut seolah-olah menjadi harta yang sangat berharga bagi anak-anak. Kalau saya pulang dari kampus, bukan permen atau coklat yang dicari dari tas kerja saya. Tapi ada tugas-tugas mahasiswa, gak? Tentunya setelah saya periksa baru 3R boleh menggunakannya.

Sampai sekarang hobi bikin komik Ririn terus berlanjut meski gambarnya tak sebagus Kak Rara. Adapun Bang Royyan lebih suka utak-atik lego, puzzle atau robot daripada menggambar. Menariknya walaupun hasil corat-coret Ririn belum keren, ia memiliki cerita. Dan alur ceritanya dibuat dalam bahasa Inggris. Padahal saya hanya mengajarkannya sambil lalu. Namun ia menunjukkan ketertarikannya pada bahasa asing itu. Saya melihatnya kalau kecerdasan berbahasanya ini diseriusi insyaAllah Ririn akan sukses membuat komiknya menjadi satu buku yang utuh.

Meski demikian proyek ini akan kami jalani dengan tanpa beban. Santai saja, yang penting Ririn berbahagia menikmati prosesnya. Bukankah Allah SWT pun menilai keseriusan hamba-Nya dalam menyempurnakan ikhtiar? Bukan semata memandang hasilnya. Ririn Sayang, mulai besok kita giatkan ya bikin English Comic-nya. Yang penting Ririn senang, insyaAllah Ririn makin cerdas.

Salam ibu profesional

#Gamelevel3
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam



Posting Komentar untuk "English Comic Project"