Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menerima Hantaran Kemanakan

Ahad, 8 September 2019 adalah hari yang keluarga besar kami nantikan. Putri sulung kakak nomor dua suami, (kakak ipar saya), dr. Hj. Zainab Mahyuni dan Ir. Muhammad Dasri, yaitu Safira Nurul Aini, S.Psi dikhitbah oleh keluarga Muhammad Haris Fadhilah, S.Psi. Safira yang akrab kami sapa Fira atau Kak La, tampil sangat memikat dengan floor-length dress berwarna merah.


Fira & Haris / @dayphotography90

Safira Nurul Aini / Dayat



Suasana bertambah meriah sebab sanak saudara berkumpul semua di rumah Kak Yun, Jalan Datuk Kabu, Medan Denai, Medan. Kami pun me-"merah"-kan seluruh ruangan yang ada sebab dress code yang dikenakan pada Engagement Day ini adalah merah. 

Rencananya akad nikah akan diadakan pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2019 di kediaman keluarga pihak perempuan, dengan busana pink. Dilanjutkan makan siang bersama selepas shalat Jumat, nantinya ada prosesi adat khas Melayu, Nasi Hadap-Hadapan. 

Resepsi akan digelar di hari Minggunya pada tanggal 20 Oktober 2019 di gedung Dharmawanita PKK, Petisah, Medan. Pada saat resepsi, kami karib kerabat akan mengenakan seragam ungu. Pesta dilaksanakan dengan adat Melayu. 

Foto kami bersama / dokpri


Lalu tidak berapa lama setelah pesta pernikahan, Kak Yun akan menggelar Mangalehen Mangan Pamunan. Berhubung calon besan beliau boru Siregar, ingin melestarikan juga tradisi adat Mandailing. Acara makan bersama merayakan perpisahan sebelum anak gadis akan dibawa pindah ke rumah suaminya. Alhamdulillah Fira dan Haris dihadiahi satu unit rumah oleh orang tua Haris di kompleks perumahan di Marelan. 


Saat keluarga pihak pria baru saja tiba/ Video By: Dayat - Porsea

Acara dimulai dengan serah terima tepak sirih disertai berbalas pantun oleh para telangkai Melayu yang diundang dari Hamparan Perak, Deli Serdang.  Sirih dibagikan kepada keluarga inti untuk dimakan. Pantun-pantun yang terdengar mengundang senyum tetamu. 


Seserahan / dokpri

Berikut sebagian pantun jenaka yang dapat saya dokumentasikan:

Dari pihak keluarga laki-laki,

Kabarnya di rumah ini ada bunga sekuntum
yang wangi indah semerbak harum 
tumbuhnya rapi di balik daun
membuat kumbang kami merasa kagum, apabila ia tersenyum

Kabarnya bunga Tuan bunga Jauhari
Hidungnya mancung macam Anjeli
Wajahnya mirip Bunga Citra Lestari
Bintang sinetron di RCTI

Kalau tidak karena gunting
Tidak mungkin pakaian jadi
Kalau tidak karena acara ini penting
Tak kan sekantor DXN kami kemari

Rupanya sebelum memulai acara, telangkai ini sudah mengumpulkan informasi tentang latar belakang keluarga pria yang sehari-harinya mengelola bisnis DXN. Sementara keluarga perempuan dengan background dokter dan kepala Puskesmas Medan Selayang. Maka dua tema tersebut masuk di dalam pantun dan membuat audiens mengulum senyum.

Urusan kami ini Tuan sangatlah berat
Maka harus kami kumpulkan kaum kerabat
Kami bertanya pada lembaga adat
Mudah-mudahan ada jawaban yang cukup kuat

Birik-Birik terbang berlima
Hinggap seekor di pisang barangan
Maksud hati hendak merisik
Adakah kumbang di dalam taman

Pantun balasan dari pihak keluarga perempuan:

Jago bukan sembarang jago
jago dibeli dari Kuala Tanjung
Tamu bukan sembarang tamu
Tapi tamu main tembak langsung

Burung merpati terbang berempat
Terbang berempat di kala pagi
hati-hati kalau hendak mendapat
harus kita teliti dengan sendiri

Keluarga pihak perempuan / dokpri

Hidangan yang dimasak sendiri oleh Kak Yun antara lain, roti jala-kari kambing, tauco udang campur tahu kering (kembang tahu) rimbang dan petai. Ayam disemur Bali, acar timun. Tak lupa kerupuk udangnya. 


Hidangan yang menggoyang lidah / dokpri

Camilan terdiri dari bubur pedas dan anyang, gemblong dan tape ketan, macam-macam kue, ada kue Rasyidah khas Melayu Deli, donat mini warna-warni, kue lapis, lemper dan bolu karamel. 


Roti Jala / dokpri



Kue Rasyidah / dokpri

Tidak ketinggalan es timun serut yang menyegarkan. Pokoknya hadirin yang datang bisa dipastikan insyaallah pulang dengan perut kenyang. 
 
Kebahagiaan kami hari ini / dokpri

Selamat ya Kak La dan Bang Haris... (mengajari anak bertutur, saya pun menyapa keponakan dengan panggilan kakak dan abang). Semoga lancar-lancar sampai hari H yang insyaallah akan digelar pada tanggal 18 dan 20 Oktober 2019.

Pernik cantik ucapan selamat datang / dokpri

Akhirnya pantun penutup yang sudah sangat populer di kota Medan, bergema ke seluruh ruangan:

Berdebur ombak berdebur
Berdebur ombak di tepi pantai
Bersyukur kita bersyukur
Sebab acara pun telah selesai

Ditutup dengan salam dan jawaban yang tak kalah bersemangat.

40 komentar untuk "Menerima Hantaran Kemanakan"

  1. Wah, semoga menjelang hari pernikahannya dilancarkan dan dipermudah. Aamiin. Unik ya, berbalas pantun gitu. Ciri khas Melayu banget...

    BalasHapus
  2. TabarokAllah.... semoga semuanya lancaaaarr
    Bagus banget ya adatnya, indaaahh dan Indonesia ini sungguh kaya dgn budaya
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  3. Barakallah untuk kemanakan kak Mia. Semoga dilancarkan sampai hari H. Selalu speechless dan nggak bisa nahan senyum kalo udah denger pantun2 yang dilontarkan saat lamaran/pesta pernikahan kak, lucu-lucu soalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak Dev, pantun jenakanya makin lama makin kreatif

      Hapus
  4. Semoga semua acaranya berjalan lancar ya, Mbak. Aamiin.
    Dan dari postingan Mbak Mia ini wawasan saya jadi bertambah tentang adat istiadat juga. Dan bagusnya, kaum muda masih mau melaksanakan ya, Mbak. Soalnya kadang ada anak zaman now yang ga mau ribet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, di ribetnya itulah keunikannya, Mas, hehe

      Hapus
  5. Tabarakallah kak. Semoga kedepannya berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan satu apapun. Aamiin
    Tp aku bangga dgn mbk mia masih menjunjung tinggi nilai adat 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamin, makasih ya. Iya, agar tak tercerabut dari akar budaya sendiri, Mbak

      Hapus
  6. waaah keren! seneng mash banyak orang yang mempertahankan tradisi. semoga lancar sampai hari-h yaaa..

    BalasHapus
  7. Lucu ya mb, ada acara berbalas pantun. .semoga acara lancar sampai hari H. Hadiah pernikahannya keren, 1 unit rumah. .hihi... Semoga berkah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, rezeki si kakak kami tuh, kado pertama dr mertua, rumah.

      Hapus
  8. Wahh liat foto2 makanannya bikin ngiler. Keluargaku juga Melayu-Batak tp aku besar di Jawa. Tau sih makanan2 ini tapi jarang makannya. Jadi ngilerr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa sm roti jala & karinya yaa... Endeusss maknyuss

      Hapus
  9. Wah seneng sekali kalau adat dilestarikan seperti ini...dan saya salfok sama sajiannya.
    Doa teriring semoga semua dimudahkan dan dilancarkan hingga hari H nanti. Semoga mempelai menjadi keluarga yang Sakinah Mwaddah dan Warahmah nantinya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih Mbak Dian... Sayang foto² saya kurang terang yaa hehe

      Hapus
  10. Turut berbahagia mbak, seneng liat ekspresi bahagia di semua keluarga. Apalagi buat calon mempelainya, hihi, bahagiaa bgtt, jadi inget pas dikhitbah dulu, hihi

    BalasHapus
  11. Marereu ya kak istilah Mandailing kalo mau dibawa pengantin ke keluarga suami.

    Kami melayu, tapi suami awak Mandailing juga, heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe kita di Medan dah jd semua, palagi Melayu, sahabat semua suku ❤️❤️

      Hapus
    2. Typo, maksudnya dah jadi satu semua, campur²

      Hapus
  12. Paling senang ya kalo ada acara seperti ini, karena semua keluarga bisa ngumpul. Bahkan kadang yang jauh2 dan nggak pernah ketemu, bisa menjadi surprise ya ...

    BalasHapus
  13. Awak jadi inget mantenan awak dulu, pun berbalas pantun.
    Keluarga suami dari dan asli pekalongan, senyum senyum dengernya, malah ada yg minta dicatetkan pantunnya hihihihi..

    Saya pun melalui prosesi mangalehen mangan, atau pabutong mangan ituh..

    Jadi terkenang nih..

    BalasHapus
  14. Pilihan warna merah sebagai DC diacara lamaran ternyata oke juga ya. Jadi makin semangat untuk mengakrabkan diri dengan keluarga besan hehehe.

    BalasHapus
  15. jadi teringat dulu menjalani prosesi sejenis, adu pantun dalam malam balatak tando. sebagai non minang, kagum saja rasanya. sayangnya saat itu belum jadi blogger. kalau nggak udah kutulis dan videoin

    BalasHapus
  16. Semoga lancar acaranya. Ya Allah kangennya aku dengan roti jala-kari kambing. Mau buat sendiri disini gak ada yang jual daun kari. hiks,,,

    BalasHapus
  17. Sayang, 2012 lalu gak happening kayak gini, jd aku ga ada deh moment seperti ini, anakku harus ah

    BalasHapus
  18. Takjub dihadiahi 1 unit rumah ma mertua :D Bahagia selalu yaaa buat keponakannya :D
    Penasaran soal marga dan boru2 itu serta adatnya utk pernikahan gmn sebenarnya? Beda2 gitu kah?
    Wah bulan depan ya pernihakan dan resepsinya, moga dilancarkan semuanya aamiin.

    BalasHapus
  19. Seru banget yaa tunangan kayak gini ..jadi agak sedih juga..aku dlu nikah ga pake proses seperti ini ..

    BalasHapus
  20. Wah seru ya mbak acara lamaran keluarganya. Momen kayak gini emang langka apalagi bisa kumpul banyak saudara dan saling kenal. Apalagi ditambah ada pantun yang cantik banget hehehe.

    BalasHapus
  21. Selalu menyenangkan ya, klo ikut acara lamaran begini. semua keluarga tampak heppy . suasananya merah2 menyala makin cantik memperindah senyum bahagia

    BalasHapus
  22. waahm ada pantun-pantunan ternyata, aku ngiranya budaya dan kebiasaan kayak begitu sudah jarang dilakukan masyarakat, ternyata fakta mengatakan lain

    BalasHapus
  23. Masyaallah..merah delima..cantik.sekali.. semoga lancar sampai hari H.. diriku smoga menyusul jg amiin...

    BalasHapus
  24. Orang maye maye rupanya suami kak Mia hahaha
    Sedapnyeee tu bubur pedas, roti jalan, makanan melayu semua 😍
    Bubur pedas hanya ada saat Ramadhan itupun nunggu kiriman sanak saudara, gak pande buatnya 😂🙈

    BalasHapus
  25. suami kakak ternyata orang melayu ya kak e? baru tau awak. itu pas sesi bubur pedas kek kek nya enak dimakan saat malam dingin dan hujan ini. hehehe. btw semoga kemanakannya selalu sehat dan acaranya sampai hari H lancar jaya aman terkendali ya kak.

    BalasHapus
  26. Yaampunnn... Jadi pengen.... Jadi pengen roti jala maksudnya 😃😃. Seru kali ya dengar orang bepatun antara pihak laki-laki dan perempuan. Di sini lingkungan Melayu, tapi Gacil belom pernah pulak lihat langsung bapantun 😀😀

    BalasHapus
  27. Awak nikah pun pake adat melayu kak, padahal suku kami aceh dan suami mandailing suka kali pas nikah pakai acara balas pantun, makan hadap2an sama rebut cincin dalam tempat beras :D

    BalasHapus
  28. numpang promote ya min ^^
    Ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.