Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Isyarat Indonesia



Fadlimia nurhilmiyah
Gerakan tangan pada bahasa isyarat / Sumber gambar: Rexona


Artikel ini membahas tentang Bahasa isyarat Indonesia. Siang itu saya baru saja berdiskusi dengan kelompok mahasiswa pengusul Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Membicarakan mitra kerja yang akan bekerjasama dengan tim untuk menerapkan program penyuluhan hukum bagi masyarakat. Lokasinya di Desa Wonosari, Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara, Yayasan Pendidikan Tunanetra atau Yapentra.

Berdasarkan informasi yang digali mahasiswa selama berkunjung ke sana, diperoleh sejumlah informasi bahwa tak hanya saudara-saudara kita yang tidak bisa melihat yang dididik di sana tetapi juga ada anak-anak tunarungu, tunawicara, dan penyandang disabilitas fisik.

Ditemani pengurus yayasannya, kebetulan beliau baru pulang dari Jerman untuk urusan yayasan ini juga, tim mahasiswa mencoba berkomunikasi dengan peserta didik di sana. Pengurus menjelaskan kalau anak-anak di Yapentra ini masing-masing disalurkan minat dan bakatnya.

Ada yang pandai bermain gitar, membuat kerajinan tangan, crafting, bahkan ada yang sudah berusia dewasa, punya keterampilan pijat. Diharapkan mereka bisa produktif sekeluarnya nanti dari lembaga ini.

fadlimia dot com nurhilmiyah
Lokasi Yapentra

Fyi, di antara penyandang disabilitas, khususnya teman-teman tunarungu dan tunawicara, ada dua jenis bahasa isyarat Indonesia, yang dikenal yaitu:

1. Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI)

Diadopsi dari American Sign Language (ASL), biasanya SIBI ini sering dipakai di antara guru dan siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB).

SIBI direkomendasikan oleh pemerintah sebab kosa katanya yang baku. SIBI dibuat oleh mantan pimpinan SLB dan dianggap sah sebagai bahasa isyarat di Indonesia.

Mungkin teman-teman kerap melihatnya insert-nya saat pembaca berita di televisi membacakan teks berita, dalam waktu yang bersamaan maka interpreter yang menerjemahkan berita ke dalam SIBI pun menggerak-gerakkan tangannya sesuai dengan maksud dan tujuan berita.
 

2. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)

Bahasa Isyarat Indonesia atau disingkat BISINDO. Bisindo biasanya digunakan oleh orang-orang tuli dan bisu sejak kecil. Kalau boleh dikatakan, SIBI bahasa isyarat yang formal.

Sementara Bisindo ini merupakan bahasa isyarat yang dipraktikkan sehari-hari dan kemungkinan paling banyak digunakan. Bisindo ini bahasanya alami dan mudah dicerna oleh teman-teman kita yang tuli dan bisu.


Uniknya, Bisindo ini dipengaruhi oleh interaksi dengan nilai-nilai bahasa daerah. Sehingga cukup familiar bagi saudara-saudara kita yang masih kental menggunakan bahasa daerahnya.

Tentu saja jika dibandingkan, bahasa isyarat yang manakah yang lebih mudah dan sering digunakan teman-teman tuli dan bisu? Yupsss, jawabannya adalah Bisindo.

Selain mudah dimengerti, jenis bahasa isyarat ini jamak digunakan secara luas di tengah-tengah masyarakat. Baik di antara sesama penyandang disabilitas, maupun ketika mereka berkomunikasi dengan masyarakat pada umumnya.

Diskusi kami jelang Ashar itu diakhiri dengan beberapa rencana program kemitraan dengan Yapentra, yang antara lain sebagai berikut:

1. Mengadakan penyuluhan hukum berupa sosialisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Agar saudara-saudara kita penyandang disabilitas ini memahami hak-hak dan kewajibannya dengan baik.

2. Memfasilitasi pihak donatur untuk dapat memberikan kontribusi riilnya dalam pengadaan  dana untuk peningkatan sarana dan prasarana bagi peserta didik di yayasan.

3. Membuka peluang kerjasama dengan pihak lain yang ingin menyumbangkan buku-buku dan bacaan berhuruf Braille bagi peserta didik tunanetra.

Mereka pun memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat umum lainnya, ingin turut serta menyemarakkan dunia literasi.

Demikianlah sharing informasi tentang bahasa isyarat Indonesia. Terselip pula harapan agar proposal PKM bimbingan saya ini lulus, agar rencana program dapat kami laksanakan di Yapentra.










24 komentar untuk "Bahasa Isyarat Indonesia"

  1. pernah belajar bisindo, tapi susah bngt utk nerapin nya

    BalasHapus
  2. Owya,, keren dong udah tau duluan yaa

    BalasHapus
  3. Saya baru tahu tentang bahasa isyarat Indonesia ini. Semoga proposal PKM nya disetujui ya Mbak Mia agar dapat dilaksanakan di Yapentra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, iya Mbak Dian, agar mahasiswa jg bs membantu teman2 penyandang disabilitas di sana ya

      Hapus
  4. Dukung selalu untuk program dan proposal nya mbak, agar semua orang bisa belajar dan mendapatkan kesempatan menambah pengetahuan

    BalasHapus
  5. Masya Allah, sungguh program literasi yang mulia. Semoga lolos dan bisa memperkaya saudara-saudara kita yang difabel.

    BalasHapus
  6. wah baru tahu kalau bahasa isyarat juga ada aturannya, ya.. aku pernah berada di dalam komunitas bisu tuli, dan mereka menyenangkan, mana keren keren pula orangnya

    BalasHapus
  7. Sepupu saya tuna rungu total. hearing aids sama sekali ngga menolong
    Namun dia ngga pakai bisindo,
    Dia bisa memahami ucapan dengan melihat gerak mulut

    BalasHapus
  8. Eh ini semacam nyambung deh, kapan hari saya baca tulisan siapa ya, tentang SIBI dan BISINDO.

    Menurut saya, yang bisa bahasa isyarat juga hebat-hebat loh, nggak mudah soalnya menghafal dan berbicara dengan gerakan secepat itu, apalagi memahaminya, butuh kecepatan pikiran yang berkoordinasi dengan mata melihat gerakannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kebutuhan utk berkomunikasi, mau gak mau jd bs ya

      Hapus
  9. Menarik tulisannya. Karena sodara saya juga ada yg tuli, agak kebingungan klo berkomunikasi. Paling gak org awam hrs ngerti dan blajar dikit2, keknya bisindo lbih gampang

    BalasHapus
  10. Wah, BISINDO ini keren banget!
    Semoga jadi solusi jitu untuk sodara2 kita yg membutuhkan ya

    BalasHapus
  11. Aamiin.

    Aku baru tahu kalau bahasa isyarat di Indonesia ini ada dua versi. Jaman masih SD, saya hapal bahasa isyarat karena ada tetangga yang bisu tuli. Setiap main sama dia, saya dan teman-teman lainnya sellau diajari. Jadi kami bisa gampang berkomunikasi. Sayang banget saya sudah lupa sama seklai. Kaaknya harus belajar bahasa isyarat lagi nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar bahasa isyarat tetap ada gunanya ya

      Hapus
  12. Yayasan seperti ini emang sangat berguna untuk memberi bekal kemampuan kepada teman teman kita penyandang disabilitas ya mbak. Salut sekali .

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.