Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebaikan Berbagi Menyucikan Diri Dengan Zakat

Belajar tentang Kebaikan Berbagi


Namanya Ummi Salamah, kami biasa memanggilnya Nek Uncu. Beliau tinggal sendirian. Meski memiliki kerabat yang cukup mampu menyantuninya, Nek Uncu bersikeras membiayai hidupnya dari kios kecil di dalam rumah.

Alasannya agar bisa membayar zakat pakai uang hasil keringat sendiri. Prinsipnya tangan di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah.

Adapun Tok Uncu, suami beliau sudah wafat  dua tahun lalu. Sementara pasangan itu tidak dikaruniai anak seorang pun. Spesialnya, Nek Uncu ini selalu menjadi teladan dalam kebaikan berbagi. Pantang melihat orang yang merasa kesusahan beliau langsung memberikan derma. Menebar kebaikan. Padahal jika dihitung pendapatannya dari kedai yang sederhana, bisa dikatakan pas-pasan sekali. 

Pernah suatu waktu beliau menelepon saya ingin ikut menjenguk putra-putri kami yang sedang mondok di pesantren. Katanya ingin ngasih uang jajan. Tak usah repot-repot, saya menolak dengan halus, mengingat kondisi beliau yang justru harus disantuni. Tidak apa-apa, tegasnya. Doa anak pesantren itu makbul, sebab mereka adalah orang-orang yang sedang belajar agama Allah. Demikianlah ikhtiar seorang nenek sebatang kara menebar kebaikan. Mengajarkan dengan caranya, tentang kebaikan berbagi.

menebar kebaikan

Mungkin kita sering mendengar cerita orang tentang kebaikan berbagi. Tentang orang-orang yang sangat mudah bersedekah, ringan sekali mengeluarkan zakat, di mana-mana menebar kebaikan.

Mengapa orang seperti Nek Uncu ini mudah sekali membagikan harta miliknya? Hal ini tentu ada kaitannya dengan cara pandang seseorang terhadap harta. 

Cara Pandang Terhadap Harta

Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada kita tentang cara pandang terhadap harta benda. Bahwa Sang Pemilik Harta bukanlah manusia tetapi Allah SWT. Manusia hanyalah sebagai pemegang amanah (agent of trust).

Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk menyikapi harta dengan  orientasi kebaikan berbagi dan menebar manfaat yang optimal. Harta yang dimiliki bukan untuk diri sendiri dan keluarga semata tetapi untuk kebahagiaan bersama saudara-saudara yang lain.

Kepemilikan manusia terhadap harta adalah relatif, sementara pemilik mutlaknya adalah Allah SWT. Manusia memiliki harta sebatas demi melaksanakan amanah dan mengalokasikannya sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah dan Rasul-Nya.
  
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu sebagai penguasanya. Maka, orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya, mendapatkan pahala yang besar. (Q.S. AL Hadid: 7)

Jelas sekali bahwa Allah-lah "pemilik asli"  dari harta benda yang kita punya. Menjadi tidak beralasan saat kita mengatakan bahwa gaji yang diterima, laba yang diperoleh kala berniaga, adalah murni kepunyaan kita.

Bukankah saat bekerja kita "meminjam" otak dan otot dari Allah SWT, tidak pernah membayarnya pula. Maka tak ada pula alasan kita untuk menahan-nahan harta yang akan dikeluarkan zakatnya. 

Rasulullah SAW sebagai role model umat manusia menuntun agar bersikap positif terhadap harta kekayaan. Berikut panduan Nabi SAW dalam memandang harta:
  1. Harta itu titipan (amanah) dari Allah SWT, satu saat akan dimintai pertanggungjawabannya di akhir kelak
  2. Harta sebagai perhiasan dalam kehidupan. Manusia dipersilakan menikmatinya dengan baik, namun jangan berlebih-lebihan. Rentan sekali jika diberi kelebihan harta, manusia menjadi angkuh dan membanggakan diri.
  3. Harta sebagai ujian keimanan. Terkait dengan cara memperoleh dan membelanjakannya, sesuai dengan tuntunan agama atau tidak.
  4. Harta sebagai bekal ibadah, untuk melaksanakan syari'at-Nya, bermuamalah dengan sesama manusia melalui kegiatan zakat, infak dan sedekah.   
Rasulullah SAW pernah melemparkan pertanyaan kepada para sahabat:

"Siapakah di antara kamu yang menganggap harta milik ahli warisnya lebih berharga daripada miliknya sendiri?"

Mereka menjawab, "Ya Rasulullah, tentu saja setiap orang menganggap harta miliknya sendiri lebih berharga daripada milik ahli warisnya."

Kemudian Nabi SAW bersabda, "Hartamu adalah apa yang kamu pergunakan dan harta ahli warismu adalah yang tidak kamu pergunakan. Tidak ada sedikitpun di antara yang kau miliki (yakni harta dan penghasilan) benar-benar menjadi milikmu kecuali yang kau makan dan kau gunakan, yang kau pakai dan kau tanggalkan, dan yang kau belanjakan untuk kepentingan bersedekah, yang imbalan pahalanya kamu simpan untukmu."

Harta kita ternyata adalah:
  1. yang kita gunakan
  2. yang dimakan
  3. yang dipakai/ditanggalkan
  4. yang disedekahkan
Berarti semakin banyak bersedekah, maka semakin banyak pula manfaat yang kita terima sampai di yaumil akhir kelak ya. Sibuk mengumpulkan harta ternyata malah tidak sempat menikmati dan jika salah mendidik anak, harta pun menjadi bumerang, perpecahan di antara anak-menantu. Tinggallah diri sendirian di dalam kubur. Tanpa amal jariyah yang mengalir dari kebaikan berbagi di dunia. 

menebar kebaikan

Kebaikan Berbagi dan Menyucikan diri dengan Zakat

Zakat Menebar Kebaikan

Sebagai pemilik relatif, harta dimanfaatkan manusia untuk bekal ibadah kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang terkait dengan harta adalah zakat. Menurut bahasa, zakat berarti tumbuh, berkembang, subur, bertambah, dan sebagai sarana menyucikan diri.

Harta yang dikeluarkan zakatnya, bukannya berkurang malah tumbuh subur tanpa disadari. Inilah yang dinamakan keberkahan. Berkah, barakah, yang berarti bertambah. Di sisi lain dengan berzakat, muzakinya membersihkan diri dosa dan menunjukkan kebenaran imannya.

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah (Q.S. Al Baqarah:276)
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (Q.S. At Taubah: 103) 

Banyak sekali hikmah yang diperoleh dari zakat, salah satunya menjadi solusi dari persoalan kemiskinan. Indonesia berpenduduk kurang lebih 270 juta jiwa, dengan jumlah penduduk miskinnya menurut data BPS per Januari 2020 lalu, sebesar 24,75 juta jiwa. Belum lagi jika dihitung di saat sekarang ini. Tak sedikit masyarakat yang mata pencahariannya terdampak kebijakan terkait pemutusan mata rantai penularan Covid-19. 

Di mana-mana kita dengar pengangguran, korban PHK, usaha yang gulung tikar, dan masih sederetan kisah pilu lainnya. Bukan tidak mungkin hal ini menambah lonjakan jumlah penduduk miskin. Di sinilah zakat memegang peranan penting. 

Ada kisah di masa Rasulullah SAW: 

Suatu kali Rasulullah SAW ditanya oleh seorang sahabat, "Apabila kemiskinan dan kelaparan sudah merajalela dan meluas di kalangan masyarakat, siapakah orang yang paling bertanggungjawab dan juga paling berdosa?"

Mendengar pertanyaan kritis itu, Rasul menjawab, "Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan zakat (sedekah) atas setiap hartawan muslim. Tidaklah mungkin seorang miskin kekurangan makanan dan pakaian, kecuali karena kebakhilan orang-orang kaya. Ingatlah Allah akan melakukan perhitungan dengan teliti (pertanggungjawaban) atas mereka, dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih." (HR. Tirmidzi)

Hadist di atas memberikan kita pemahaman bahwa salah satu sebab sebagian saudara-saudara kita terjerat kemiskinan bukan semata-semata karena malas berusaha tetapi memang ada faktor kurangnya kepedulian orang-orang yang mapan secara ekonomi.

Menurut penelitian Sartika dkk yang dimuat di Jurnal Ekonomi UHO, dalam proses pembangunan suatu negara ada tiga macam kemiskinan antara lain:
  1. Miskin karena miskin, kemiskinan ini disebabkan kemiskinan yang merupakan akibat rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan kurang memadai, dan kurang terolahnya potensi ekonomi dan seterusnya. 
  2. Kemiskinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi di tengah-tengah kelimpahan, yang disebabkan oleh buruknya daya beli dan sistem yang berlaku. 
  3. Kemiskinan yang disebabkan karena tidak meratanya serta buruknya perdistribusian produk nasional tota. 
Hadirnya lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa seperti Dompet Dhuafa ini bagaikan oase di padang gersang.

Dompet Dhuafa mampu memberikan jalan keluar bagi fakir miskin, mewadahi orang-orang yang Allah berikan kelebihan rezeki untuk menebar kebaikan dengan menyalurkan donasinya secara praktis, amanah dan transparan melalui Dompet Dhuafa.

menebar kebaikan menyucikan diri

Zakat Menyucikan Harta dan Diri Muzaki


Bagi muzaki zakat adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Kebaikan berbagi, sebab Allah menganugerahi kepadanya rezeki yang berkecukupan.

Harta yang dizakatkan tak akan berkurang, justru terus bertumbuh, menjadi keberkahan bagi muzaki. Sebagaimana firman Allah SWT dan  hadits Rasulullah SAW berikut:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Q.S. AL Baqarah: 261)

"Sedekah itu tidaklah mengurangi harta" (HR. Muslim)

Selain menebar kebaikan bagi sesama, zakat menyucikan diri dan harta muzaki. Dengan berzakat muzaki berkesempatan meraih akhlak mulia. Pengasih terhadap sesama, mengasah kepekaan dan kepedulian, keikhlasan dan perasaan tenang telah menjalankan salah satu rukun Islam.

Zakat menyempurnakan iman seseorang. Menjauhkan muzaki dari sifat bakhil, kikir, tamak, sombong dan sederet sifat tercela lainnya.

Allah menggaransi surga 'Adn bagi orang-orang yang menyucikan dirinya. yang diabadikan di dalam Q.S. Thaha: 75-76 sebagai berikut:

"Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang menyucikan dirinya.".


Menebar Kebaikan Berbagi dengan Menyalurkan Zakat Melalui Dompet Dhuafa

 

Mendengar nama Dompet Dhuafa, saya sangat familier. Kurang lebih belasan tahun yang lalu saat saya dan teman-teman aktivis lembaga dakwah kampus di Universitas Gadjah Mada menggelar kegiatan RdK (Ramadan di Kampus). 

Salah satu programnya adalah membantu menyalurkan zakat dari para jemaah masjid kampus kepada kaum dhuafa di daerah pedesaan tandus di kawasan Gunung Kidul. Maka saat itu kami bersyukur sekali ada Dompet Dhuafa sebagai washilah dakwah yang mewujudkan program tersebut.

Tak hanya menjadi penyambung harapan kaum dhuafa di dalam negeri, Dompet Dhuafa menorehkan kiprah internasionalnya dengan mendirikan Sekolah Indonesia untuk Palestina. Bersama lembaga-lembaga lainnya Dompet Dhuafa turut mengulurkan tangan memperjuangkan nasib anak-anak Palestina di bumi Al Quds.

Sepotong ingatan pun muncul kala ayah saya duduk membaca surat kabar kesayangan umat Islam, Harian Republika. "Dulu Dompet Dhuafa ini adalah rubrik di halaman depan Republika" katanya saat saya mengatakan akan bekerjasama dengan Dompet Dhuafa untuk aktivitas kemahasiswaan. 

Bertahun kemudian pun tetap sama saat beliau membaca Republikanya, "Lihat ini... Dompet Dhuafa semakin melebarkan sayapnya ya, bareng Pondok Tebu Ireng bikin Rumah Sehat ini, bagus sekali" ujar ayah.

Sembari menunjukkan ke saya berita tentang pembangunan Rumah Sehat Terpadu untuk warga dhuafa atas kerjasama Dompet Dhuafa dengan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur. Dan masih banyak lagi kiprah Dompet Dhuafa terkait pemberdayaan kaum dhuafa.

"Ini coba dibantu transferkan" sambung ayah lagi sambil mengeluarkan beberapa ratus ribu uang simpanannya" Sejenak saya merenung. Kagum dengan kebaikan berbagi ayahanda. Mirip seperti nenek yang saya ceritakan di atas. 

Ayah, meski kini beliau sudah almarhum, insyaallah sedekah yang diberikan melalui Dompet Dhuafa itu insyaallah kini menjadi amalan penolong di alam barzakh. Dan diharapkan kami putra-putrinya bisa menapaktilasi kebiasaan beliau, senantiasa memupuk kebaikan berbagi, menebar kebaikan melalui menunaikan zakat lewat Dompet Dhuafa.

Mari kita dukung bersama ikhtiar menebar kebaikan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa ini. Insyaallah kebaikan berbagi yang dilakukan bersama-sama akan menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi yang melanda bangsa, terutama di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.



#Menebarkebaikan
#Zakat

Referensi:

  1. Alquran dan terjemahannya.
  2. Dompet Dhuafa, http://www.dompetdhuafa.org/id/tentangkami/detail/visi--misi 
  3.  https://zakat.or.id/bab-1-pengertian-zakat/
  4.  Muhammad Syafi'i Antonio dan Tim Tazkia Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad SAW "The Super Leader Super Manager" , buku 2.
  5. Pengalaman pribadi dan opini penulis 


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Nurhilmiyah fadlimia.com



218 komentar untuk "Kebaikan Berbagi Menyucikan Diri Dengan Zakat "

  1. Benar sekali mbak, harta adalah titipan Allah jadi harus digunakan sebaiknya-baiknya. Salah satunya adalah dengan di sedekahkan, membantu saudara yang kekurangan...
    Dengan berbuat kebaikan maka kita akan mendapatkan kebaikan pula. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah Mbak...aamiin sebab harta yang dizakatkan itu sebenarnya gak berkurang tp terus menerus mengalami perkembangan, masyaallah ya

      Hapus
    2. Iya mbak, benar sekali mbak. Selain itu dengan bersedekah hidup kita akan semakin indah dan penuh keberkahan. Semoga kita bisa istiqomah untuk selalu berbuat kebaikan. ..

      Hapus
  2. Dompet Dhuafa ini sudah sampe kemana mana yah manfaatnya. Bisa bayangin gimana mengalirnya sedekah, zakat dan infaq para donatur ke banyak orang di berbagai tempat. Mudah-mudahan jadi amal jariyah, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra, amanahnya meringankan beban penderitaan dhuafa ya Mba Jihan

      Hapus
  3. Baru semalam manyaksikan bilyboen show... membahas serupa..ada dermawan yang suka berbagi namun ga pernah merasa kekurangan bahkan kehabisan untuk selalu memberi. . Dan pagi ini dari nek uncu memberi bukan dari kelebihan yang ia miliki..tapi memberikan apa yang ia miliki .. orang2 seperti beliaulah membuat bumi selalu nyaman untuk ditempati.. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bang,, orang yang gak mikirin dirinya sendiri ya, selalu semangat berbagi

      Hapus
  4. Aku terpukau dengan gambar2 grafisnya. Pandai menggambar juga ternyata, ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terpukau kaya judul lagu ya Mbak hehe. Makasih

      Hapus
  5. Ustadz saya pernah bilang, sebaik-baiknya manusia adalah yang rajin berbagi atau bersedekah kepada sesama. Btw dompet dhuafa sekarang sudah ada dimana mana ya, apalagi waktu gerakan positif membasmi corona yang colabs sama fathur itu sgt inspiratif sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trus mudah banget ya kl mau donasi tinggal klik webnya aja Mas

      Hapus
  6. Yes sedekah tidak akan mengurangi harta, dan bersedekah tidak akan membuat kita miskin. Di dompet dhuafa , sedekah kita jelas peruntukkannya , dengan banyak relawan yang kebetulan banyak aku kenal, Dompet dhuafa bisa dipercaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah selama ini Dompet Dhuafa amanah ya Kak

      Hapus
    2. Alhamdulillah, programnya pun banyak mendayagunakan zakat untuk mengangkat derajat hidup si fuqara dengan memberi bantuan modal agar bisa hidup layak dengan berusaha

      Hapus
    3. Ngasih kail ya Cha, bukan cuma ikan

      Hapus
    4. Iya kak.. jadinya mereka lebih berdaya di masa depan. Gak sekedar diberi ikan yang habis saat itu juga.

      Hapus
  7. Jadi teringat sama hadist anak awak yang paud kak..

    Ma naqoshot shodaqotun min mal..

    Sedekah itu tidaklah mengurangi harta.

    BalasHapus
  8. Betul, sedekah ga mengurangi harta. Terkadang malah ketika kita lagi dalam situasi kekurangan uang atau tanggal tanggung belum.gajian, suka ada orang yang membutuhkan bantuan kita. Dengan berzakat in sya allah rezeki kita akan dilipatgandakan oleh Allah aamiin 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, kewajiban kita juga kan ya...rukun Islam

      Hapus
  9. Selama niatnya lurus untuk ridha Allah, insya Allah sebesar atau sekecil apapun dermanya akan diganjar pahala. Amiiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... betul tuh Ni... niat untuk berbuat kebaikan insyaallah duluan dihitung 1 ya

      Hapus
  10. Pas banget ya dengan situasi pandemi saat ini, saatnya berbagi dengan orang terdekat yang terdampak covid ini. Karena berbagi tidak akan pernah mengurangi harta kita ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak,, kasian saudara2 kita para pekerja harian ya

      Hapus
  11. semoga dompet dhuafa dapat menyalurkan dana dari donatur secara tepat dan amanah ya kak Amin YRA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin. Saya juga lihat itu websitenya. Dompet Dhuafa punya banyak sekolah dan rumah sakit untuk dhuafa. Masya Allah. Saya membayangkan dhuafa-dhuafa yg tinggal di sekitarnya pasti sangat terbantu sekali. Secara biaya kesehatan dan sekolah zaman sekarang mahal.

      Hapus
    2. Betul sekali, Dompet Dhuafa ini sudah sejak dulu populer dg amanah dan transparansinya

      Hapus
  12. Sayangnya banyak yang belum sadar bahwa hartanya/rejekinya itu adalah apa yang dia pergunakan. Bukannya banyak bersedekah, tapi malah menumpuk saldo di tabungan. Nggak salah sih nambah saldo, asal jangan membuat diri menjadi pelit dalam hal sedekah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mukmin itu disuruh kaya ama Rasulullah SAW, Mbak, supaya gedhe juga sedekahnya

      Hapus
    2. Semoga kita termasuk yang demikian ya, kaya dalam hal harta dan besar juga sedekahnya

      Hapus
    3. Aamiin yra, makanya mukmin itu wajib kaya ya Mbak Nanik, agar gedhe ZIS nya

      Hapus
  13. Benar sekali mbak, harta bisa menjadi apa saja...
    Tergantung bagaimana kita mengolahnya ya...
    Dan kebaikan memang harus disebarkan, sebab harta yg baik adalah harta yg memberi manfaat bagi kebaikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas, harta yang disedekahkanlah yg membawa manfaat utk kita di akhirat ya Mbak Dee

      Hapus
  14. SEtuju banget, harta cuma titipan selama kita hidup di dunia

    Malah 2 1/2 % sebetulnya hanya lewat tangan kita, janga kelamaan megang yang bukan hak kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Ambu... ntar keluar sendiri itu uangnya

      Hapus
  15. Sekarang benar-benar masuk Era 4.0 ya, semua lini menggunakan teknologi informasi sebagai layanan.
    Sampai Sedekah dan Zakat pun bisa online juga.

    Semoga Sukses ya kak lomba nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup bener sekali, bikin ga ada alasan buat sedekah kan ya tinggal tap-tap selesai

      Hapus
  16. Luar biasa prinsip hidup yang dipegang Nek Ucu. Jadi pelajaran banget nih buat kita-kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget Mbak Tri... belajar ttg kebaikan berbagi dr beliau

      Hapus
  17. Harta yang disedekahkan itulah sebenernya harta haqiqi nya kita ya. Makanya tepatlah bahwa sedekah menyuburkan harta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sedekah malah melipatgandakan harta benda

      Hapus
    2. Makanya sebisa mungkin kita amanah dengan sedekah tersebut, agar berlipatnya berkah pun menjadi feedback terbaik untuk diri kita

      Hapus
  18. Dengan bersekah tidak akan membuat kita miskin karena semakin banyak kita memberi maka reseki itu akan datang semakin banyak. Harta itu hanya titipan sangat setuju dengan kalimat iini

    BalasHapus
  19. Salut sama Nek Uncu, beliau hidup mandiri tanpa mengandalkan uluran tangan dari kerabat. Malah rajin bersedekah. Terbukti Nek Uncu tidak kekurangan tapi malah kelimpahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, meski kiosnya begitu2 saja dari dulu, tp Alhamdulillah berkecukupan

      Hapus
  20. Semoga kita selalu berbuat kebaikan dengan bersedekah apalagi harta kita cuman sementara. Tidak selamanya kita memilikinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak,, di masa depan harta kita malah berpindah jd miliknya ahli waris kita

      Hapus
  21. Harta yang baik memang yang disebarkan dengan baik oleh orang baik. Tulisannya mantap, Mbak. Semoga sukses dan menahķ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar menebar kebaikan dari Nek Uncu Mbak...

      Aamiin yra

      Hapus
  22. Wow.. Tulisannya lengkap..
    Sepakat.. Harta kita yang sebenarnya adalah harta yang kita berikan ke orang lain..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl yg dimiliki ahli waris, malah bukan harta kita lagi to Mbak...

      Hapus
  23. kadang kalau diuji deta ngan kekurangan harta sedikit saja pengennya ngeluh, suka malu dengan orang dibawah kita ternyata malah lebih sabar, lebih dermawan. makasih artikelnya. sedih aku bacanya, sedihnya bahwa masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu orang meskipun bukan hanya dengan harta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya kadang malu sm Nek Uncu, perekonomiannya masih di bawah kita2, tp semangat berbaginya lebih tinggi, huhuu

      Hapus
  24. Benar, sedekah itu wajib dan dapat memperlancar rezeki kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau ujian skripsi banyak2in sedekah yaa hehe

      Hapus
  25. masyaAllah neneknya panutan banget ya, bener mbak konsep hart harusnya seperti itu ya. semangat menebar kebaikan yaa mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, kl sedekah gak kira2...

      Hapus
    2. iya nenek Mbak Mia luar biasa ya dalam mengamalkan hadist Rasul untuk selalu bersedekah. bersedekah kan bisa menolak bala

      Hapus
  26. Masya Allah, mulia sekali hati nek Ucu, Mbak. Dalam keterbatasan masih berusaha supaya tetap bisa memberi bukan menerima. Memang teladan buat kita semua, kadang ada yang masih muda aja malah bersikap sebaliknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah Mbak,, self reminder bagi kita yg muda2 ya

      Hapus
  27. Semoga disaat saya tua pun bisa seperti Nek Uncu, mandiri dan tak mau merepotkan orang lain, bisa tetap memberi dan berbagi walau tak seberapa. Btw desain grafisnya bagus, semoga menang ya mbak :)

    BalasHapus
  28. Menginspirasi sekali sosok Nek Uncu ini ya, Mbak Mia. Dia ingin berzakat dari hasil jerih payahnya sendiri, Masya Allah. Dan sosok-sosok seperti Nek Uncu inilah yang menjadikan kita ikut bersemangat terus menebar kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lho, Mas Bambang... bersedekah padahal beliau sendiri pas-pasan.

      Hapus
  29. Maasya allah, Nek Uncu ini perwakilan sosok Manusia Kaya Hati yang senantiasa merasa cukup dan mampu untuk senantiasa berbuat baik ya, kak. Sungguh, hati ini ingin juga bisa punya hati seluas dan sekaya mak Uncu. Biar senantiasa merasa cukup dan ngga pelit untuk berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lohh Kak Ipeh,, ntar kl kita ke rumahnya ngasih tali kasih misalnya, eh anak2 yg saya bawa malah balik dikasih

      Hapus
  30. MasyaAllah, barakallah. Salut dengan orang-orang seperti Nek uncu. Ttip salam buat beliau ya kak. Setuju banget kak, zakat itu memang menyempurnakan iman kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah kk sampaikan ya, masa #dirumahaja ini khawatir datang ke rumah beliau takut malah menulari, lansia rentan kena infeksi Covid-19 kan

      Hapus
    2. Bener banget kak, itu juga alasan kami memilih untuk gak mudik dulu. Kasian orangtua kami yang sudah tua.

      Hapus
  31. Di era saat ini ingin bersedekah itu mudah, cukup klik via hp sudah bisa salah satu dompet dhuafa ini. Besedekah dibulan ramadhan sangat indah dengan amalan2 ini namun gerak terbatas dikala pandemi seperti ini. Semoga diberikan kesehatan semuanya, dijauhkan dari wabah yang menjadi pandemi saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mas, ga ada alasan lagi gak bayar zakat ya, semua serbapraktis

      Hapus
  32. Zakat kelihatannya kecil saja ya, Mbak. Nominalnya nggak seberapa. Tapi saat dikumpulkan menjadi satu, InsyaAllah akan sangat bermanfaat bagi umat. Bayangin aja, kalau uang kecil ini didistribusikan satu persatu, kebermanfaatannya mungkin malah berkurang. Berbeda jika dikelola oleh satu lembaga filantropi, nantinya dikumpulkan menjadi satu dan lebih terarah pendistribusiannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Melina, zakat kl dibuat utk pemberdayaan umat daya dongkraknya luar biasa

      Hapus
  33. Masya Allah, artikel ini sangat bermanfaat Mbak. Salut buat Nenek Ucu dan Ayahanda Mbak. Semoga kita tetap melakukan zakat, infak dan shodaqoh secara rutin ya Mbak. Amiin,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, terutama zakat profesi dosen ya Mbak Laily, haha

      Hapus
  34. Aku juga setuju sekali mbak, selama bulan puasa kita harus berlomba-lomba berbuat baik seperti berzakat, karena nanti akan perbuatan baik kita akan mendapatkan balasan oleh Allah berkali-kali lipat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, apalagi Ramadan bulannya zakat fitrah dan sedekah ya

      Hapus
  35. Mba, tulisannya begitu bergizi. Memang benar sekali, kebaikan berbagi dari nenek Ucu perlu sekali kita contoh. Ada rezeki orang lain melalui kita. Semoga dompet dhuafa tetap berjaya untuk membantu kaum dhuafa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin , Dompet Dhuafa kita doakan semakin eksis ya membantu kaum dhuafa

      Hapus
  36. Masya Allah, tulisan nya me motivasi aku untuk lbh Rajin sedekah lagi. Makasih ya mba infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 Mbak Yunieah, saya juga self reminder ini ^^

      Hapus
  37. Semoga Nenek Ucu makin banyak berkah berlimpah ya, semoga kita juga bisa melaksanakan berbagi kebaikan kepada sesama seperti Dompet dhuafa yang lakukan. Bersyukur banget Dompet Dhuafa memfasilitasi untuk orang2 yang mau berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Kurnia... Dompet Dhuafa sudah sejak dulu kala kiprahnya sangat terasa di masyarakat

      Hapus
  38. Ah iya, nanti kan dekat lebaran suamiku bakal pergi ke masjid untuk bayar zakat. Cuma kan sekarang lagi dalam kondisi begini. Nanti lewat dompet dhuafa aja kali ya biar tak perlu keluar rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa bener banget nih mba mon. jadinya kita tak perlu repot ya untuk bayar zakat. lewat online ke dompet duafa aja juga bisa.

      Hapus
    2. Nah iya Mbak Monica... lebih praktis tap-tap aja kan ya daripada jalan ke masjid, hikss

      Hapus
  39. Barakallahu fiik, si nenek inspirasi sekali ya mba. semoga dari kisahnya yang inspiratif ini kita bisa mengikutinya. terima kasih sharingnya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah Mbak Steffi... kita jd belajar ttg kebaikan berbagi kan ya

      Hapus
  40. Betul sekali, ini yang kadang luput, kalau harta yang kita miliki adalah yang digunakan dan disedekahkan. MasyaaAllah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, kadang kita mikirnya hasil jerih payah kita ya buat kita sendiri, padahal itu sejatinya kan milik Allah

      Hapus
  41. MasyaAllah, dibalik wanita hebat pasti pendidiknya akan lebih hebat lagi. Hal ini terlihat sangat di mba Mia. Baik ibu dan neneknya sama-sama orang yang luar biasa. Semakin salut dengan mba Mia. Semoga terus menebar kebaikan dalam bentuk apapun ya, mba. Dompet duafa juga keren, salut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nek Uncu bukan nenek saya sih sebenarnya, Mbak... tetapi saya selalu memerhatikan kebaikan berbaginya. Anyway makasih yaa Mba Litha

      Hapus
  42. harta kita adalah titipan orang-orang sebenarnya ya Mba Fad, kita harus memberikan dan membagikan dengan sebaik-baiknya. Bismillah semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memberikan tanggangjawab sesuai dengan kemampuan termasuk zakat ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak Nyi... btw nama saya Mia kok Mbak... fadlimia blognya haha... suami saya Fadli Azhari, jadinya Fadlimia deh hehehe

      Hapus
  43. Harta ada sebagian hak orang2 yang membutuhkan yah Kak jadi lebih banyak berbagi kepada orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakatt, ada hak orang lain di dalam harta kita yaa

      Hapus
  44. Salut dg nenek itu meskipun dalam kekurangan tapi tetep mau berbagi dan berusaha mencari kerja halal dengan berjualan, semoga sehat terus ya nek :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas... kadang lihat uang kembalian juga udah musti diliatin pembeli, untungnya jujur ya

      Hapus
  45. Mashaallah semoga Allah menerima segala kebaikannya Oma Ucu

    BalasHapus
  46. masa-masa saat pandemi ini, sebenernya adalah masa untuk berbagi terbuka seluas-luasnya.
    banyak yang bisa dibantu, yang dekat dan yang jauh. Baik mandiri, ataupun melalui program-programnya dompet dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak salah lagi deh Mom, kuyy semangat menebar kebaikan

      Hapus
  47. Dompet Dhuafa ini bagus sekali ternyata. Banyak hal dan kebaikan yang bisa kita lakukan secara jarak jauh. Semoga kita semua diberi kemudahan dan kesehatan untuk tetap berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra, bener Mas Taumy... Dompet Dhuafa ini sudah lama berkiprah soal penyaluran zakat

      Hapus
  48. Semoga saja di bulan mulia, di mana krisis karena pandemi melanda ini, juga membuat kian banyak orang yang menebar kebaikan lewat sedekah dan zakat. Baik disalurkan sendiri atau lewat dompet dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di masa #stayathome gini pas banget bs berdonasi lewat website Dompet Dhuafanya aja ya Mbak

      Hapus
  49. Sepakat.. Harta kita sesungguhnya adalah harta yang kita bagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak, segala simpenan dll malah nantinya buat ahli waris yang gak sempet kita nikmati kan ya

      Hapus
  50. Harta kita yang dipakai, disedekahkan, dimakan ✨

    BalasHapus
  51. Terkadang kita terkagum sama sosok sederhana tapi banyak beramal. Kita mah beramal mikir ambil duit yang nilai nominal paling kecil di dompet. Terus semangat berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, kedepannya harus lebih baik lagi ya Mbak

      Hapus
  52. 3 amalan yang terus mengalir bahkan saat telah tiada salah satunya adalah harta yg disedekahkan.
    Semoga banyak kebaikan yang bisa kita lakukan dengan berbagi harta yg sejatinya titipan Allah ini ya kak

    BalasHapus
  53. Ah betul banget mba, harta adalah titipan, berbagi adalah sesuatu yang Alloh sukai dan nabi anjurkan, Apalagi sekarang sedekah sangat mudah dengan hanya membuka aplikasi di HP tanpa kemana-mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal klik-klik insyaallah udah bs donasi ya Mbak

      Hapus
  54. Masya Allah, sungguh mulia hati sang nenek. Meski sekilas terlihat kalau ia yang membutuhkan bantuan, toh di tetap bersikeras untuk tetap bisa memberi.Semoga kita bisa belajar dari beliau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya saya mencoba belajar dr beliau Mbak, gimana kebaikan berbagi

      Hapus
  55. Baca ini aku jadi tergelitik, audah sejauh mana ya aku menebarkan kebaikan melalui sedekah salah satunya. Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk terus berbuat baik. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, kadang pelajaran datang dr orang yg berada di sekitar ya tp luput dr perhatian banyak orang

      Hapus
  56. Nek Uncu baik sekali ya Mbak. Selalu mengutamakan tangan di atas. Tak mau menunggu bantuan orang, malah lebih suka membantu.

    BalasHapus
  57. Herannya, terkadang orang2 yang punya kekurangan dalam harta malah lebih kaya hatinya. Tidak ragu memberi dan gak pakai mikir kalau ngasih2.
    Aku juga punya tukang pijat yang loman (royal) sekali Kak. Kadang aku malu sendiri karena kalah dalam beramal.
    Mungkin krn mereka sudah merasakan sulitnya hidup, jd lebih empati sama orang lain ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Loman ya istilahnya Mbak,, iya, kadang beliau sampai gak mikirin diri sendiri

      Hapus
    2. Kadang kondisi serba kekurangan lebih mengajarkan kita cara bersyukur ya mba. Susahnya itu adalah tetap istiqamah menebar kebaikan. Kadang kita lupa dan abai.

      Hapus
    3. Iya mbak, makanya perlu sekali lho kita turun ke lapangan atau baca2 artikel seperti ini, biar diingatkan lagi dan lagi. Semoga kita diberi kelonggaran dan keleluasaan untuk bisa berbagi

      Hapus
  58. Wah Nek Unchu ini berhati mulia banget hatinya ya, dermawan bisa jadi contoh untuk yang muda² dan kaya raya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak Tina... belajar kebaikan berbagi dr beliau ya

      Hapus
  59. Nek Uncu, sosok yang inspiratif. Baca postingan ini bikin berkaca diri. Sudahkan berbagi dalam keadaan tidak menunggu lebih.
    Ah,.... Malu sekali sama nek Uncu.
    Dalam keterbatasannya beliau Istiqomah dalam bersedekah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Isti... katanya nanti juga kl berpulang tenang gak ada harta yg ditinggalin, lagian ga ada ahli waris

      Hapus
  60. Aku selalu salut sama orang-orang yg bisa berbagi di saat mereka sendiri kekurangan. Itu benar-benar ujian sih. Apalagi di saat musibah corona begini banyak yg kelihatan ego aslinya :( Serem banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, bener banget... yg kaya ngaku miskin jg ada, subhanallah ya

      Hapus
  61. Betul sekali Mbak, harta itu titipan sekaligus ujian ya. Bagaimana agar harta yang Allah titipkan nggak hanya bermanfaat di dunia saja, tapi bagaimana caranya agar harta yang kita miliki juga bisa menolong kita di akhirat nanti, caranya dengan berZISWAF. Apalagi ada domlet dhuafa, berdonasi jadi lebih mudah dan praktis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak Mei, ga ada alasan lagi ya wong tinggal klik-klik aja

      Hapus
  62. setuju sekali nih kao harta itu hanya titipan tuhan yaa, keren programnya dompet shuafa yaa, jadi semakin dipermudah dan praktis

    BalasHapus
  63. IYa Mbak. Harta bisa mensucikan. Karena dari harta yang kita dapatkan itu ada hak orang yang tidak mampu. Kalau saya,dahulukan tetangga kanan kiri dan keluarga dulu. Tapi tentu selain dua kriteria itu ada bagiannya sendiri. Optional.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya Mbak, sudah punya planning sendiri ya

      Hapus
    2. Bukan planning sih Mbak. Tapi berdasarkan pemahaman bahwa tetangga adalah keluarga terdekat. Saat kita mengalami celaka di rumah, yang terdekat yang menolong. Maka kanan kiri diutamakan dulu jika jumlah tak seberapa, dan saudara/keponakan saat bertemu

      Hapus
  64. nice info kak, sungguh mulia menebar kebaikan dengan berbagi ditengah pandemi yang sedang berlangsung ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, kebaikan berbagi yg menemukan salurannya ya

      Hapus
  65. Harta memang tidak bisa kita bawa keliang kubur. Jadi selagi masih hidup, ada baiknya tetap berbagi. Agar nanti di akhirat diperhitungkan amalnya

    BalasHapus
  66. yups mari sucikan harta kita dengan zakat dengan sedekah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Icha... insyaallah diri dan harta kita menjadi suci ya

      Hapus
  67. Jadi terinspirasi baca kisah nenek Amanah yang selalu berderma, meskipun kondisinya sendiri sebenarnya juga membutuhkan. Indahnya berbagi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Asih, nama beliau Nenek Ummi Salamah, mirip nama ummul mukminin Ummu Salamah ya, istri Rasulullah SAW.

      Hapus
  68. Berbagi itu butuh keberanian dan memang susah godaannya banyak tapi yakinkan diri dengan berbagi gak akan bikin sukit

    BalasHapus
  69. Semoga dengan bersedekah amalan kita semakin bertambah ya kak Amin YRA

    BalasHapus
  70. Harta yang sebenarnya adalah harta yang disedekahkan dan harta digunakan di jalan Allah. semoga kita diringankan untuk bersedekah

    BalasHapus
  71. Sangat setuju, Mbak. Harta hanya titipan dari Allah. Sewaktu-waktu jika Allah berkehendak, semuanya bisa IA ambil kembali tanpa sisa. Semoga harta yang DIA titipkan tidak membuat kita kufur nikmat, dan menjadikan kita orang yang gemar berbuat kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, insyaallah, saling mengingatkan yaa Mba Mei

      Hapus
  72. Harta dunia memang hanya titipan, jadi harus digunakan sebaik baiknya. Terutama untuk berzakat dan sedekah. Allah akan menggantikan lebih di kemudian hari

    BalasHapus
  73. Kebaikan selalu mendatangkan kebaikan. Berzakat itu tentang yakin bahwa yg kita keluarkan memang hak orang lain..

    BalasHapus
  74. Duh, berasa tertampar dengan Nek Uncu, walau sudah sepuh tapi masih giat bersodaqoh. Memang seharusnya bersedekah tidak mengenal usia.

    BalasHapus
  75. Kak, tolong sampaikan salam hormat dan sayang sama nek uncu yaa, semoga beliau selalu dalam keberkahan dan naungan Allah Ta'ala.
    Betul sekali bahwa orang miskin bukan karena tidak berusaha keras melainkan ketimpangan yg terjadi di negara kita antara si kaya dan miskin, huhuhu
    Semoga kita tetap terus bisa menebar kebaikan

    BalasHapus
  76. banyak bersedekah memang banyak kebaikan yang akan kita raih ya ka, semoga kita selalu diberi kekuatan untuk selalu bersedekah

    BalasHapus
  77. Zakat wajib kita keluarkan dari Harta kita apabila sudah nisab.
    Alhmdulillah diingatkan kembali untuk tetap menyalurkan zakat.

    BalasHapus
  78. Subhanallah,selalu dingatkan bersedkah nih sama mba Mia. Semoga kita selalu diberi kecukupan dan bisa bersedekah ya mba. Amiin.

    BalasHapus
  79. Sebaiknya zakat yang kita tunaikan dipercayakan kepada lembaga amil zakat. Dewasa ini, banyak lembaga aml zakat terpercaya yang menyalurkan zakat kepada penerima yang tepat. Udah ramadhan nih, zakat wajibnya jangan lupa ditunaikan...

    BalasHapus
  80. Jadi inget ibu yang punya prinsip klo harta itu titipan dari Allah, kita mati ga bawa harta. Ibu klo ada rezeki walau sedikit selalu ingat untuk berbagi, dan biasanya tetangga ibu yang sering ibu kasih.

    BalasHapus
  81. Betul sekali, di harta kita terselib hak sebagian orang. Semoga kita selalu dibukakan hati untuk selalu ber-zakat, membantu sesama. Aamiin.

    BalasHapus
  82. Sungguh mencerahkan, tulisan ini. Terima kasih mba, sudah diingatkan melalui tulisan keren ini. Berbagi itu menenangkan sejatinya ya..

    BalasHapus
  83. Berbagi dan bersedekah sesungguhnya menjadi amunisi kita untuk bahagia. Selain itu, tentu saja menyucikan diri dan harta kita,

    BalasHapus
  84. Wah, salut ya sama Nek Inci, semangat berbagi kebaikannya luar biasa. Wajib diteladani ini.

    BalasHapus
  85. Semakin kesini kecenderungannya adalah yang kaya makin kaya dan yang miskin makin terpuruk. Masyarakat Indonesia memiliki dasar berjiwa gotong royong. Semoga kita semua berlomba-lomba menebar kebaikan di setiap waktu, sekarang dan seterusnya.

    BalasHapus
  86. Nek Uncu ini yang patutut jadi contoh untuk kita. Kebaikan hatinya menjadi kebaikan berbagi yang bermanfaat untuk semua. Apa lagi kita bisa menunaikan kebaikan melalui lembaga resmi tepercaya untuk sekarang. Seperti berzakat melalui dompet dhuafa.

    BalasHapus
  87. Self remainder banget nih
    supaya tidak salah menyikapi harta yang Allah amanahkan
    Nek Uncu sangat menginspirasi
    MasyaAllah jadi malu

    BalasHapus
  88. MaasyaAllah nenek uncuu, aku pun punya cita-cita sama kaya nenek. Jadi malu karena nggak keras ke diri sendiri buat saving. Padahal harusnya udah lama mampu buat zakat kalau nggak konsumtif sama tabungan..

    BalasHapus
  89. Ya Allah pengin peluk nenek itu. Masih ada orang yang seperti nenek itu ya, selalu merasa bahwa mereka mampu. Mentalnya benar-benar sudah tak diragukan lagi.Semoga nenek selalu sehat dan dimudahkan urusannya.

    BalasHapus
  90. Wah, seorang nenek yang sangat menginspirasi. Patut ditiru. Karena tak segan berbagi meski sendiri.

    BalasHapus
  91. Selain membantu orang-orang, saya juga pernah dengar sedekah itu penghalang keburukan. Rasanya harus latihan disiplin untuk Istiqomah berbagi kebaikan ya mbak

    BalasHapus
  92. Duh, rasanya nges banget sama si nenek. Mental ya patut dicontoh. Saat ini mungkin tak byk org bermental seperti nenek tersebut. Semoga segala kebaikan yg beliau tebar mendapatkan pahala dari Allah dan menyadarkan kita semua.Aamiin

    BalasHapus
  93. Setuju Mbak. Harta hanya tititpan Di dunia. Enggak akan nolong sampai di akhirat. Smg semua harta yg kita miliki akan membawa kebaikan pada semua keturunan kita ya. Menjadi ladang amal buat yg mewarisinya.

    BalasHapus
  94. Masya Allah, Alhamdulillah, artikel ini jadi pengingat buat saya akan zakat untuk membersihkan harta. Memang benar harta diberikan oleh-Nya dan tidak boleh disimpan-simpan atau dihamburkan begitu saja

    BalasHapus
  95. salut sama si nenek. Semoga sehat2 selalu. iya, justru rizki akan bertambah jika kita bersedekah
    apalagi bersedekah saat sempit.
    Menebar kebaikan ini spt investasi, dan kita akan menuainya😊🙏

    BalasHapus
  96. masyaAllah nek uncuu semoga kebaikanmu mengalir ke banyak orang. alhamdulillah ya kak dompet dhuafa ini membantu sekali untuk orang2 yg ingin berbagi.

    BalasHapus
  97. Saya sebenarnya ingin sekali bisa berbagi dengan zakat. Namun sampai sekarang meskipun di umur 22 ini saya belum sedikitpun memiliki penghasilan. Bahkan masih banyak hutang. Kira-kira apa ya yang bisa saya berikan?

    BalasHapus
  98. Masya Allah makin banyak orang berbagi, makin banyak yang terbantu ya. Ada hikmah sejak wabah ini orang terus meningkatkan diri untuk senang berbagi ya.

    BalasHapus
  99. Baca tentang nenek, saya jadi inget nenek saya. Beliau juga udah alm. Semasa hidup senang berbagi, penyabar dan senang membantu yang kesulitan. Harta itu titipan benar banget. Saya juga setuju kalau harta harus dijadikan sarana ibadah

    BalasHapus
  100. Zakat ini sama ga sih dengan kalau kita menyumbang ke kitabisa, atau kita ngebantu saudara/teman yang memang ada kebutuhan gitu? atau harus lewat lembaga dompet dhuafa dan semacamnya?

    BalasHapus
  101. By the way saya jadinya penasaran, kalau udah bayar zakat di kampung misalnya, terus bayar zakat lagi di sini di domprt duafa gitu ttp boleh ya mbak? Maksudnya ttp dihitung zakat 22nya atau salah satunya jadi sedekah?

    BalasHapus
  102. Harta memang titipan..dan hanya dengan bersedekahlah kita semakin memakmurkan sesama. Karena tak ada kata rugi untuk bersedekah.

    BalasHapus
  103. Sebagian dari rejeki kita adalah rejeki orang lain. Saya pikir kalimat bijak itu memang benar adanya. Rejeki yang kita dapatkan baiknya memang dibagi buat yang kurang mampu

    BalasHapus
  104. Prinsipku berbagi kebaikan nggak akan pernah merugi, jika ikhlas insha Allah akan kembali berkahnya ke kita :)

    BalasHapus
  105. Program dompet dhuafa zakat menebar kebaikan, bener2 pas banget untuk situasi saat ini. Untuk para terdampak Covid. Sedekah akan lebih memperbanyak rejeki kita. Aamiin

    BalasHapus
  106. Memang kita nggk bakal merugi ya kak kalau membagikan harta, justru itu mensucikan diri kita. Nek uncu ini juga sangat patut utk diteladani

    BalasHapus
  107. Bener juga ya mba, kehadiran harta itu bisa jadi ujian keimanan. Bagaimana si empunya harta dunia bisa mendistribusikannya di jalan Allah, itulah sebaik-baiknya umat.

    Jadi terharu dengan membaca kisah Nek Uncu. Meskipun hidup pas-pasan, tapi semangat menebar kebaikannya tak bisa dipandang sebelah mata. Orang yang punya harta berlebih aja kadang tak bisa seperti Nek Uncu ini.

    BalasHapus
  108. Dompet dhuafa kegiatan positifnya udah tersebar dimana2 yah Kak dan programnya selalu baik. Alhamdulillah aku beberapa kali dikasih kesempatan untuk menghadiri acara dompet dhuafa

    BalasHapus
  109. Salut buat nenek, segimanapun teteppp berusaha untuk sedekahhh ya Mbak

    BalasHapus
  110. kebaikan memang harus datangnya dari dalam hati ya. Alhamdulillah sebagai umat islam kita diberikan jalan kebaikan dengan berzakat

    BalasHapus
  111. Berzakat itu memang penting Karena sebagian dari harta yang Kita dapatadalah hak mereka yangmembutuhkan

    BalasHapus
  112. Biasanya aku bayar zakat di masjid dekat rumah. Kali ini mau mencoba di DD untuk mendukung physical distancing juga agar penyebarannya lebih luas. InsyaAllah semoga berkah.

    BalasHapus
  113. Zakat menyuburkan harta kita, kuy berbuat baik apalagi di bulan baik ini

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.