Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Danau Siombak Dan Hutan Bakau

Danau Siombak terletak di Jalan Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kira-kira sejauh 18 kilometer dari pusat kota Medan. 

Pemandangan Danau Siombak dari tepi danau


Danau ini sebenarnya danau buatan yang terbentuk dari hasil pengerukan saat pembangunan jalan tol Belmera (Belawan, Medan, Tanjung Morawa) yang beroperasi sejak tahun 1986 silam. Danau Siombak diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Terjun

Rumah orang tua saya sendiri berada di kecamatan tetangga Medan Marelan yaitu Kecamatan Medan Labuhan. Meski sudah tahu sejak lama ada danau ini tetapi dahulu kami sekeluarga tidak sempat berjalan-jalan ke Danau Siombak. 

Senja di Danau Siombak


Kerabat dan saudara yang lebih banyak berdomisili di Medan Denai, membuat kami selalu berkumpul di sana. Lalu bersama-sama berangkat ke objek wisata lainnya seperti Pantai Cermin atau ke Brastagi.

Saat anak-anak liburan pesantren kami pun memenuhi janji membawa mereka ke Danau Siombak. Apalagi ada pula hutan mangrove yang berada di kawasan pinggirannya. Menambah lengkap suasana liburan keluarga.

Taman di tepi Danau Siombak


Sesampainya di lokasi, kami dipungut tiket masuk sebesar Rp. 10.000 ribu per orang, sudah termasuk biaya parkir kendaraan dan diberikan produk teh kotak sebagai tanda masuk. 

Baru saja memarkirkan mobil, spontan anak-anak turun dengan semangat menikmati suasana tepi danau yang disediakan kursi-kursi malasnya.

Fasilitas di Area Danau Siombak

Danau Siombak memiliki luas 40 hektar, diameter 1000 meter dengan kedalaman 12 meter. Airnya berwarna kehijauan sebab di dasarnya banyak tumbuh tanaman lumut dan ganggang. Air danau tidak berbau, bahkan masyarakat sekitar menjadikannya untuk berenang, memancing dan ada pula yang mencuci.

Danau Siombak dikelola oleh masyarakat sekitarnya jadi bukan dimiliki satu orang sebagai pengelola tunggal. Adapun fasilitas yang disediakan masyarakat pengelolanya antara lain sebagai berikut:

Pondokan

Di kawasan wisatanya sendiri tidak begitu luas. Lumayan penuh dengan berbagai fasilitas seperti pondokan bersantai keluarga. Ada yang terdiri dari dua lantai dan ada pula yang berbentuk gazebo bertirai. Tiap keluarga bisa bebas memilih akan memakai pondokan yang mana saja, tidak dipungut bayaran apa-apa lagi.

Gazebo di Kawasan tepi Danau Siombak


Kolam renang anak-anak

Selain pondokan, ada juga kolam renang untuk anak. Dilengkapi dengan mini waterboom, namun saat kami di sana, kolam tengah tidak dioperasikan. Ada rembesan air danau naik ke atas pijakan taman. Kata bapak penjaga parkir, biasanya sore hari naik pasang dari danau. Bahkan sampai ke beranda rumah-rumah warga di sekitar danau.

Musala

Saat tiba waktu salat Ashar kami pun melaksanakan ibadah di musala yang tersedia di area wisata Danau Siombak. Tempat yang bersih dan tenang menambah khusyuknya salat waktu itu. 

Kebetulan ke mana-mana saya tak lupa membawa mukena sendiri jadi tidak menggunakan fasilitas mukena yang ada di musala. Tampak mukena tersusun rapi, dan tidak dalam keadaan bau atau kotor.

Kantin

Di hari libur biasanya kantin buka, namun karena kami ke sana di weekday, sengaja juga biar serasa di tempat wisata pribadi tidak terlalu banyak pengunjung lain, sayang sekali kantin yang katanya kulinernya lezat, tutup.

Aula yang luas

Meski kawasan wisata Danau Siombak ini tidak terlalu luas sebagaimana danaunya, namun dilengkapi pula dengan adanya aula yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar acara-acara. Family gathering, arisan keluarga, acara kantor dan lain-lain. 

Foto aula dari lantai dua pondokan


Ada ceiling fan, meja, kursi dengan desain ruangan yang semi outdoor sehingga pengunjung tetap merasa nyaman duduk-duduk di sana.

Parkir yang aman

Area parkir berada di dalam kawasan wisata sehingga tidak begitu jauh dari Danau Siombak. Selalu terlihat beberapa orang penjaga parkir dan pengelola kawasan wisata dilengkapi dengan handy talkie

Pengunjung dapat dengan mudah bertanya pada mereka jika memerlukan sesuatu atau menanyakan fasilitas seperti kamar mandi atau letak musala.

Rumah Palet

Palet adalah potongan kayu yang digunakan untuk mengemas dan melindungi barang yang akan dikirimkan melalui ekspedisi. Bisa juga disebut sebagai kayu untuk peti kemas. 

Rumah Palet

Nah, di kawasan wisata Danau Siombak, kita akan menemukan rumah yang kayu-kayunya berasal dari kayu palet. Unik, bukan. Saya dan anak-anak bergantian swafoto di depan rumah palet ini.

Hamparan danau yang luas membentang, sejauh mata memandang, meneduhkan hati dan menenangkan jiwa. Lelah dengan suasana hiruk-pikuk kota plus macetnya jalanan kota metropolitan Medan. Meski Danau Siombak bukanlah danau alami, namun ketentraman yang ditawarkannya mampu mencerahkan pikiran. 

Puas jeprat-jepret dengan kamera smartphone di tribun utama taman yang langsung menghadap ke luasnya danau, kami pun berpindah ke spot lain yang tak kalah menarik.

Hutan Bakau yang eksotis

Tak jauh dari pinggiran Danau Siombak, ada Wisata Mangrove, yang di dalamnya terdapat pepohonan bakau (Rhizopora) dengan jembatan kecil yang terhubung satu sama lain, memanjang, melingkar-lingkar dan dilengkapi beberapa kursi-kursi bambu. Hutan bakau atau akrab disebut juga hutan mangrove tumbuh di air payau. 

Wisata Mangrove


Meski tidak berada di tepi laut, danau Siombak yang demikian luas juga memiliki pasang-surut sehingga sedikit banyak mempengaruhi tanaman bakau di sekitarnya.

Hutan bakau ini berguna sebagai pelindung garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar seperti tsunami. 

Sayang sekali di negeri tercinta, banyak hutan bakau yang telah beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan lain-lain. Padahal inilah yang menyebabkan terjadinya rob dan menjadikan banyak daerah menjadi rawan tsunami.

Hutan bakau


Berada di dalam hutan bakau kami merasa sangat nyaman. Menikmati semilir angin yang membuat rerimbun pohon nipah (Nypa) menghasilkan suara desiran halus bikin betah duduk berlama-lama di tengah hutan. 

Anak-anak tertarik sekali memperhatikan buah nipah. Selama ini tahunya nipah dimanfaatkan daunnya untuk dijadikan atap rumah orang-orang di pedesaan. Saya masih ingat almarhum atok saya dahulu menghisap tembakau yang berbalut daun nipah, cerutu bikinan sendiri.

Di tengah wisata mangrove


Menurut info yang saya telusuri, buah nipah memiliki sederet khasiat sehingga tak heran banyak diperjualbelikan. Dibuat minuman segar seperti jus dingin karena rasanya yang manis dan dipercaya dapat dijadikan tanaman penghasil gula seperti tebu. 

Pohon dan buah nipah


Buah nipah dapat mengobati panas dalam, diabetes, ginjal dan mencegah meluasnya sel-sel kanker.

Buah unik dari hutan bakau


Hutan bakau memiliki kekayaan flora yang beraneka ragam. Buah-buahan yang dihasilkan dari hutan bakau sifatnya hampir sama, bisa mengapung di atas permukaan air payau. Selain buah nipah saya juga menemukan ada buah yang bentuknya unik dan cantik sekali.

Bentuk kelopaknya seperti bintang dan buahnya bulat sempurna laksana tomat tetapi keras seperti pir. Karena tidak tahu namanya apa saya mengembalikan buah itu kembali ke atas permukaan air. Tidak berani mencicipi siapa tahu malah beracun waduh malah repot, kan.

Pemandangan Danau Siombak

Demikian jalan-jalan kami sekeluarga kali ini di kawasan wisata Danau Siombak. Kami pun pulang dengan hati yang senang. 

Berlibur tak perlu jauh-jauh keluar kota, ternyata di dalam kota sendiri ada obwis yang menarik untuk dikunjungi. Gimana nih pendapat teman-teman... ditunggu komentar-komentar serunya yaa.

Salam,





















14 komentar untuk "Danau Siombak Dan Hutan Bakau"

  1. Trnyata selain danau toba juga ada danau siombak ya mba. Refeshing jalan2 bersama keluarga akan sangat menyenangkan bila tempat yang dituju juga nyaman dan bagus pemandangannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz bener banget, Mba Maria... Bareng keluarga itu emang tiada duanya ya

      Hapus
  2. Udah bagus dan keren banget danau siombak ini ya kak. Pas kami kesana 2018 lalu, masih kotor dan jelek. Emang sih pas kami ke sana sedang ada pembangunan dan perbaikan fasilitas.

    BalasHapus
  3. Baca postingan ini aku malah tertarik sama buah nipahnya mba, maklum baru kali pertama denger. Kalau dari daunnya sih macam kelapa gitu ya makanya buat atap, tapi ternyata khasiat dan manfaatnya banyak, manis kayak aku (eh) kayak gula maksudnya ahhahaha

    BalasHapus
  4. Wah jadi makin rindu jalan-jalan aku mba. Apalagi aku belum pernah juga jalan-jalan ke danau. Semoga pandemi segera berakhir ya biar kita bisa jalan-jalan kemabli tanpa harus merasa takut tertular atau menulari orang lain. Amin

    BalasHapus
  5. Bagus banget sih mbak tempat wisata Danau Siombak mana htmnya murah lagi ya.. view foto2nya juga cakep mantab deh..

    BalasHapus
  6. Tempat wisatanya asri banget, kebayang udaranya juga pasti sejuk, dan nyaman banget buat rekreasi bersama keluarga. Apalagi lama dirumah aja jadi kangen jalan2 atau sekedar refreshing di tempat yang asri gitu

    BalasHapus
  7. Di daerah ku Ada juga danau seperti ini mba, jadi kangen pengen jalan-jalan ke danau ih.soalnya kaya Rilex banget Kalo Jalan ke danau

    BalasHapus
  8. Senangnya wisata danau yg masih alami begini. Saya pun jadi ingat kampung uni. Hihihi. Eh, masih banyak buah nipah ya di sana. Dulu angku saya suka itu ngambil setandan buahnya buat dibawa pulang, seperti kolang kaling, cuma lebih manis. Jika dikelola profesional, Danau Siombang ini bisa populer nih, terutama untuk wisata keluarga.

    BalasHapus
  9. Buka kak ?
    Kirain tutup selama pandemi..
    Kalo ke danau Siombak cocoknya bawa bantal, hihi anginnya bikin enak mau tidur kak

    BalasHapus
  10. Saat situasi nggak bisa jalan-jalan, senang deh baca artikel ini. Menambah informasi saya tentang wisata di Medan, dan sedikit ngobatin kerinduan akan traveling. Danaunya indah banget ya mbak, kalau ke sini bareng keluarga pasti bisa bikin refreshing dan lupa sejenak sama rutinitas yang ada.

    BalasHapus
  11. Meski danau buatan, tapi cukup luas, ya Mbak. Setelah bertahun-tahun jadi berkembang sebagai destinasi wisata yang asyik. Memang harus kreatif, sih ya. Setiap orang butuh rekreasi sehat dan murah, juga yang ke alam begini.
    Seger lihat yang hijau-hijau tapi jangan lupa lotion obat nyamuk....

    BalasHapus
  12. Keren ya danau buatan tapi diseriusin jadi tempat wisata dengan fasilitas fasilitas yang memadai.
    Kebayang serunya piknik bareng keluarga ke Danau Siombak, pasang tikar makan makanan yang dibawa. Indahnya...

    BalasHapus
  13. Aa dah pernah ke medan tapi blm pernah ke danau siombak ini..suatu saat nanti mau ah kesana yah

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.