Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengabdi Pada Masyarakat Di Masa New Normal

Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu darma (kewajiban) dosen. Manfaat pengabdian kepada masyarakat dapat dirasakan bagi lingkungan internal kampus sendiri maupun bagi masyarakat. Bagi kampus tentunya meningkatkan kredibilitas di mata stakeholder. Sementara bagi masyarakat luas pengabdian masyarakat berfaedah untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Abdimas UMSU 2020

MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) AL Muhajirin adalah lembaga pendidikan bercorak agama yang telah berdiri sejak tahun 1996 dengan swadaya masyarakat sekitar, di Jalan Utama No. 45 Kota Matsum, Medan, Sumatera Utara

Awalnya madrasah ini adalah tempat mengaji rutin anak-anak pada saat sore hari di musala Al Muhajirin. Lalu (Almh) Hj. Fatimah mewakafkan sebidang tanahnya untuk dijadikan lokasi mendirikan madrasah agar lebih banyak menampung anak-anak sekitar musala untuk mendalami ilmu agama.

MDA Al Muhajirin


Mengapa tim kami memilih MDA Al Muhajirin sebagai lokasi pengabdian masyarakat? Pertama, lokasinya yang tidak begitu jauh  dari kampus UMSU yaitu sekitar 5,6 kilometer. Sehingga memudahkan tim untuk beberapa kali berkunjung. Pada saat pra proposal, diskusi dengan kepala madrasah, pra pelaksanaan dan tahap pelaksanannya sendiri pada saat hari H, Senin 8 Juni 2020 lalu.

Kedua, kami melihat MDA Al Muhajirin ini meski bertempat di tengah kota, cukup potensial untuk dijadikan lokasi pengabdian sebab siswa yang dimilikinya kurang lebih 423 orang dan rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan SPP sebesar RP. 40 ribu rupiah per bulannya dan banyak siswa sering menunggak karena keadaan ekonomi orang tuanya yang pas-pasan.

Tampak depan gedung hasil gotong royong beramal jariyah / dokpri

Ketiga, bangunan berlantai tiga yang tampak dari luar berdiri megah bukan tanpa cerita. Para siswa berinfak sebanyak seribu rupiah setiap hari Rabu, dicatat oleh mu'allim (guru laki-laki) dan mu'allimah (guru perempuan) demikian penyebutan khas di sana. Anak-anak diajarkan rutin beramal jariyah untuk madrasahnya.

Keempat, dari bincang-bincang pra proposal didapatkan informasi bahwa kekurangan yang dialami madrasah adalah tiadanya alquran yang memadai sebagai sarana belajar siswa-siswi. Realitanya, alquran yang ada sudah sobek-sobek, lusuh dan tidak jelas lagi untuk dibaca. Padahal inti dari semua pelajaran di madrasah adalah mempelajari ilmu alquran.

Foto saat kunjungan pra-proposal ketika belum ada pandemi Covid-19 / dokpri

Paradigma baru dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) yang bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan (sustainable) dengan sasaran yang tidak tunggal. Hal inilah yang menjadi alasan dikembangkannya Program Kemitraan Masyarakat (PKM).

Pengabdian yang kami lakukan sedianya adalah:
  1. Melaksanakan peningkatan pengetahuan para guru dengan menggelar pendidikan dan latihan (diklat) tentang media berbasis IT di MDA Al Muhajirin. 
  2. Melaksanakan peningkatan ketrampilan berupa penambahan skill melalui kegiatan workshop tentang cara mengoperasikan Alquran digital dalam proses pembelajaran sehari-hari di MDA Al Muhajirin.
  3. Melaksanakan penambahan peralatan guna menunjang kegiatan implementasi Alquran digital di MDA Al Muhajirin.
Usulan telah disetujui oleh LPPM UMSU, maka kami pun menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Tanpa diduga sejak pertengahan bulan Maret lalu wabah pandemi Covid-19 menghampiri seluruh Indonesia. Rencana mengalami perubahan seiring dengan fakta yang ada di lapangan.

Berdasarkan bincang-bincang per telepon dengan Bapak Zulkarnain selaku Kepala MDA Al Muhajirin, sudah tiga bulan siswa-siswa diliburkan tanpa ada kepastian hari masuk kembali. Sudah tiga bulan pula para mu'allim/mu'allimah tidak bisa digaji. Sebab satu-satunya sumber penggajian mereka adalah uang SPP yang dibayarkan siswa.

Siswa madrasah belajar dengan Alquran sobek / dokpri

Suasana belajar sebelum pandemi

Fyi, gaji guru di MDA Al Muhajirin termasuk besaran yang tertinggi se-kota Medan. Rp. 500 ribu rupiah! Padahal kalau dipikir-pikir uang segitu bisa dapat apa untuk memenuhi kehidupan di masa sekarang. Para guru adalah orang-orang ikhlas luar biasa yang membaktikan dirinya di jalan agama. Dan kini mereka pun akan dirumahkan karena sesuai edaran yang diterima kemungkinan anak-anak baru akan masuk lagi di Januari 2021.

Foto bersama dengan tetap menerapkan physical distancing

Sepanjang kata sambutan yang disampaikan kepala MDA pada hari pelaksanaan PKM, terus terang saya dan ketua tim sangat terharu. Memandangi bangunan fisik madrasah yang merupakan keringat seribu rupiah sehari para orang tua siswa, melihat wajah-wajah sendu para guru yang "kehilangan" murid-muridnya.

Sekolah Dasar umum bisa dipastikan tidak akan kehilangan para siswanya, sebab meski pandemi, orang tua tetap terhubung dengan pihak sekolah, tetap melunasi SPP siswa. Ada ijazah yang diharapkan dari lembaga sekolah. Sementara kalau madrasah, orang tua menganggap hanya sekadar pelengkap mata pelajaran agama yang diberikan di sekolah. Tidak sekolah mengaji pun tidak masalah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan nonformal, tidak formal seperti sekolah umum.


Refokus Judul ke Tema Covid-19


Beruntungnya LPPM UMSU cepat tanggap dengan kondisi terkini saat ini. Kepada para dosen yang proposalnya didanai dengan hibah internal UMSU, diberikan opsi untuk merefokus judul pengabdiannya. Mengingat kesulitan yang akan dihadapi jika tetap melaksanakan judul semula dan mungkin judul lama sudah irrelevan dengan keadaan di lapangan.

Seperti judul tim kami yang tadinya bertajuk PKM Pendampingan Implementasi Alquran Digital di MDA Al Muhajirin akhirnya mempertimbangkan kondisi aktual dan kebutuhan madrasah direfokus menjadi Pemberian Bantuan Pencegahan Penularan Covid-19 kepada Para Guru MDA Al Muhajirin. Guru-guru menyambut baik dan sangat berterima kasih. Sebab merasa diperhatikan dan dibantu di tengah-tengah dilema yang ditimbulkan pandemi ini.

Pemberian bantuan secara simbolis kepada kepala MDA Al Muhajirin / dokpri

Pertimbangan tim kami, tidak mungkin memaksakan transformasi Alquran fisik dan digital di madrasah sementara murid-muridnya saja tidak masuk dan guru-gurunya pun dirumahkan. Akan menjadi hal yang sia-sia, tidak efektif dan jauh dari kemanfaatan.

Maka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, di masa new normal ini kami mengadakan acara pengabdian masyarakat di MDA Al Muhajirin dengan dihadiri perwakilan guru. Tidak semuanya agar tak menimbulkan kerumunan massa. Adapun bantuan diserahkan secara simbolik kepada kepala madrasah untuk diteruskan distribusinya kepada para guru.

Berikut video kegiatan kami,



Demikianlah pelaksanaan abdimas tim kami di tahun 2020 ini, mudah-mudahkan ke depannya bisa dilaksanakan secara berkesinambungan guna memberdayakan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.

Salam,





Galeri Foto:

Kepala MDA, Bapak Zulkarnain memberikan kata sambutan sekaligus mengucapkan terima kasih karena UMSU memilih madrasahnya sebagai lokasi abdimas


Ibu Dr. Ida Hanifah selaku ketua tim menyampaikan kata pengantar pada acara abdimas


Salah satu mu'allim membacakan doa penutupnya dengan penuh keharuan














17 komentar untuk "Mengabdi Pada Masyarakat Di Masa New Normal"

  1. Masa new normal sudah gercep berkarya ya mba.. semangaatt..
    Aku jadi inget jaman KKN dulu tapi berkaryanya bareng ibu-ibu PKK.
    Masak, bikin kerajinan bunga dsb.
    Jangan tanya tahun berapa ya, ntar aku keliatan tuwir nya hihihii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, kl pengabdian para dosen mirip2 juga ya Mbak, cm biasanya dalam bentuk transfer teknologi

      Hapus
  2. AKu salut sama para pejuang pengabdi mada masyarakat ini, betapa mulia dan luasnya hati kalian, semoga Allah lindungi dan limpahkan keselamatan, kesehatan. Semangaaaat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah menjadi kewajiban Mbak Tanti. Mau jd doseb berarti bersedia melaksanakan pengabdian

      Hapus
  3. Semoga selalu dalam perlindungan Allah yah dan sehat2 untuk semua pengabdi masyarakat ini, aamiin

    BalasHapus
  4. Masya Allah, pengabdian yang bagus ya mbak.
    Sedih saya pas baca gaji-gaji gurunya :(.

    MDA ini maksudnya sekolah ngaji tambahan ya mbak? Jadi bulan MIN/MTSN/atau MAN kan ya.
    Soalnya kalo madrasah (MIN/MTSN/MAN) ini guru2nya berstatus pegawi negeri. jadi gajinya dari pemerintah. dan sekolahnya juga termasuk sekolah negeri, hanya saja dibawah kemenag.


    Jadi mengenang masa lalu, waktu kecil saya juga ikut sekolah ngaji sepulang sekolah. Di dekat rumah saya di komplek DPRD TK I ada sekolah ngaji. dulu kami duduk di bangku-bangku panjang. Dan sekolahnya terbuat dari setengah papan.
    Kalu mudik, suka saya sempatkan untuk melewati sekolah ngaji atau madrasah ini, tapi kayaknya sekarang sudah batu semua ... tapi bentuknya..halamannya.. semua masih sama.
    Malah lebih keren MDA almuhajirin di atas, sekolah ngaji saya nggak bertingkat.. hanya satu lantai saja.
    Sengaja pilih di sana karena paling dekat dengan rumah.
    Dulu, guru-guru ngaji saya selalu pakai sepeda janda yang kalo sekarang dibilang vintage.

    Oiya.. saya juga berasal dari medan. ortu dan mertua semua di medan.. hanya saja kami merantau sebab pekerjaan suami.

    Yang pasti, banyak sekali yang saya dapatkan dari sekolah mengaji/madrasah tambahan waktu SD dulu.

    BalasHapus
  5. Aamiin. Barakallah mbak atas pengabdiannya, semoga selalu diberi kesehatan dan kemudahan. Sukses selalu ya, tetap semangat apapun kondisi saat ini.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah, fokus kegiatan bisa di ubah menyesuaikan dengan kondisi ya mbak. Di kantor saya juga, anggaran banyak yang dialihkan untuk penanganan cobid-19

    BalasHapus
  7. Masya Allah, salut, keren dengan pengabdiannya pada masyarakat. Semoga bisa menginspirasi banyak pihak.

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah bisa PKM ya Mbak di tengah pandemi. Penting jaga jarak demi keselamatan bersama

    BalasHapus
  9. MasyaAllah ... Hatiku rasanya nggak menentu membaca tulisan ini. Madrasah ini berdiri dengan diawali sebuah niat baik, sebidang tanah yang diwakafkan untuk ilmu. Semoga menjadi ladang amal jariyah bagi pewakafnya. Aamiin.

    Semula aku mengira program workshop Al Qur'an akan diceritakan di sini. Sudah membayangkan, gimana senangnya anak-anak bisa mengenal dunia digital. Apalagi Al Qur'an fisik banyak yang dalam kondisi memprihatinkan. Sayangnya, niat baik ini belum terlaksana.

    Alhamdulillah, semua bergerak cepat ya dengan mengganti program ke yang lebih fleksibel. Nggak ada alasan untuk menunda terlalu lama atau bahkan membatalkan. Barakalah ...

    BalasHapus
  10. Semoga srlalu diberikankesehatan bagi para abdimas seperti Mak Nurhilmiyah dan kawan-kawan. Masa new normal semoga memberi harapan baru semua akan kembali seperti dulu meski semua sedikit melambat. Semoga setiap usaha yang dilakukan demi kemajuan sesama berjalan lancar yaa Mak..

    BalasHapus
  11. Serius itu gaji sebulan 500 ribu Mbak dan itu yang tertinggi? Ya Allah rasa gimana gitu. Semoga Allah balas dengan ganjaran pahala dan surga kepada semua guru-guru ikhlas luar biasa aamiin

    BalasHapus
  12. Aminnn... semoga dimudahkan ya semua kegiatan pengabdian masyarakat nya ya.. banyak masyarakat yang terbantu dengan kegiatan ini...

    BalasHapus
  13. Kemuliaan yang sangat sedikit dilihat orang ini semoga jadi amal ibadah yang pahalanya terus mengalir
    Begitulah kalau disertai keberkahan, meski menurut kita nominalnya sedikit tapi untuk mereka gaji sebesar itu cukup dan mencukupi...

    Wallahu alam...

    BalasHapus
  14. Sukses selalu ya, semoga apa yg dikontribusikan dalam pengabdian ke masyarakat membuahkan hasil yg baik bagi masyarakat 🙏

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.