Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyadari Kelemahan Diri Adalah Kekuatan

Menyadari kelemahan diri adalah kekuatan. Ya, sebab dengan merenungi segala kekurangan diri kita akan sampai pada sebuah kesadaran, sebenarnya diri ini hadir ke dunia untuk apa. Tujuan hidup ingin memperoleh apa saja, dan strong why yang bagaimana kita miliki dalam melakukan suatu hal. Semua akan terjawab dengan berhenti sejenak, untuk bisa melanjutkan kembali.

Kelemahan Diri

Kelemahan diri adalah kekurangan-kekurangan yang masih ada pada diri kita, khususnya terkait penguasaan softskill,  sikap, dan pemikiran yang bisa menjadi penghambat untuk maju. Apa saja ya kelemahan diri saya, hmm, kira-kira seperti ini:

menyadari kekurangan diri
Dewan Dakwah Aceh

Tidak Tegaan

Nah, tidak tega ini saya pikir adalah kelemahan saya. Lawannya adalah tegas, mestinya saya tak perlu baper menghadapi sesuatu, apalagi yang membutuhkan kepastian, dan strictly. Khawatirnya, orang lain yang entah mungkin punya niat kurang baik, bisa memanfaatkan kelemahan saya ini untuk hal-hal yang negatif.

Terlalu Toleran

Ini sama saja dengan tidak tegaan di atas, terlalu toleran sehingga bisa disepelekan oleh orang lain. Mudah menganggap semuanya bisa diselesaikan dengan bicara baik-baik, padahal tidak semua persoalan berakhir dengan negosiasi. Ada kalanya keputusan satu arah pun dapat menyelesaikan satu masalah.

Susah Menolak

Sepertinya susah menolak ini juga 11-12 dengan terlalu toleran. Ketika ditawari untuk meringankan suatu pekerjaan, dengan pertimbangan nantinya bisa saling membantu, saya mengiyakan saja tawaran orang lain. 

Padahal tanggung jawab yang ada saja sudah ngos-ngosan mengerjakannya. Demi apa? Ya, sebenarnya dalam rangka mendidik diri untuk semakin piawai dalam hal memanajeri waktu. Namun tak jarang, membuat diri bertambah sibuk saja.

Menganggap Diri Masih Segesit Dahulu

Hiks, ini nih yang sering bikin saya berhenti sejenak menghela napas. Saya kadang tidak menyadari usia yang sudah di penghujung kepala 3. Setiap hari dengan seabrek aktivitas kadang tak menyisakan waktu untuk beristirahat siang. 

Saya dikejar pekerjaan terus, ya tugas rumah tangga, berkas-berkas kampus, dan job artikel blog dari klien. Saya tidak mengeluh, malah senang dengan padatnya kesibukan ini. Namun usia tak bisa bohong, tetap saja saya kelelahan dalam menjalaninya.

Jangan ditanya dahulu saya segesit apa, pernah jadi ketua program studi di kampus sebelumnya, sekretaris prodi, ketua pusat kajian hukum, ketua tim penyunting jurnal fakultas, mengelola toko di mall, mengurusi online shop yang repotnya tidak bisa digambarkan terlebih jelang lebaran. 

Waktu itu anak kami masih 3 orang, ART kadang ada kadang tidak, dan saya pun tidak terlalu menggantungkan diri pada pekerja rumah tangga. Sehingga saat dikecewakan saya masih bisa bersikap biasa saja. Berdasarkan pengalaman saya, ada seribu satu alasan mereka untuk tetap bekerja dan seribu satu alasan pula yang bisa membuat mereka tidak bekerja lagi pada kita. 

So, jika sampai saat ini ada yang membantu saya menyetrika pakaian di rumah, saya menganggapnya sebagai rezeki, yang suatu waktu mungkin saja ia akan resign. Maka saya, suami dan anak-anak harus siap dengan tambahan aktivitas menyetrika. 

Suka dengan Hal-Hal Baru

Sebenarnya menyukai hal-hal yang baru ini bermuatan positif, hanya saja ketika semuanya ingin dicoba, ini yang menjadi masalah. Mestinya fokus dulu dengan yang lama, setelah selesai, barulah beranjak ke project yang baru, misalnya. 

Sehingga ada proses seleksi, mana saja hal baru yang layak untuk masuk dalam agenda harian, dan mana saja hal baru yang dipending dulu belajarnya. 

5 Cara Mengubah Kelemahan Menjadi Kekuatan

Setelah menginventaris kelemahan-kelemahan diri, maka saatnya untuk berusaha mengubahnya menjadi kekuatan. Menurut motivator Merry Riana, ada lima cara yang bisa ditempuh agar tidak terjebak dalam kelemahan terus menerus.

1. Berdamai dengan diri sendiri

Sebenarnya kelemahan diri kita itu ada sumbernya, bisa jadi berasal dari pola asuh orang tua di masa lampau, pengalaman berinteraksi dengan rekan-rekan, atau juga lingkungan tempat tinggal kita. 

Sehingga ada baiknya kita lepaskan dulu semua, menerima keadaan bahwa memang demikianlah kelemahan diri, dan berdamai dengan diri sendiri. Tidak usah membuat apologi macam-macam, cukup mencintai diri dengan apa adanya. 
I'm not perfect, but I'm limited edition

2. Belajar memperbaiki kelemahan

Orang yang paling beruntung adalah orang sudah tahu kelemahannya dan belajar untuk menguranginya. Maka saya pun sekarang sedang belajar untuk bersikap lebih tegas, memahami batas-batas toleransi, berani berkata tidak untuk hal-hal yang menarik hati tetapi tidak punya waktu menuntaskannya. 

Memang suatu hal itu menarik namun  mohon maaf saya tidak tertarik. Begitu kalimat yang mulai saya dengung-dengungkan. Tahu batas-batas kemampuan diri, dan tidak hanyut dalam semua hal baru.

3. Berani gagal

Cara berikutnya adalah berani gagal, yup yang namanya belajar pastinya akan menemui halang rintang. Ada kalanya sesuatu yang dipelajari itu mudah, namun ada kalanya sulit sehingga kita belum berhasil. Maka ketika sudah punya mindset berani gagal, maka sebesar apapun hambatan yang ditemui, insyaallah akan bisa dilalui.

4. Bersabar dalam proses

Bersabar dalam menjalani proses mengubah kelemahan menjadi kelebihan, bisa belajar dari tanaman bambu. 0-5 tahun pertama sejak bambu ditanam, tak ada apa-apa yang tampak tumbuh, ia masih saja rata dengan tanah. 

5 cara mengubah kekurangan menjadi kelebihan
Republika

Namun apa yang terjadi dengan 5 tahun kedua, daun-daun bambu menyembul, 6 bulan kemudian batangnya memanjang, lalu setiap hari bambu pun bertumbuh terus dan terus bertambah tinggi, menjulang bagaikan ingin menyentuh langit.

Ternyata di awal pertumbuhannya, bambu sibuk menguatkan akarnya di dalam tanah, mempersiapkan dirinya untuk menopang batang pohon bambu yang mengangkasa. Inilah yang harus diteladani, jangan sampai kita tidak bersabar dalam menjalani proses bertumbuh, mari belajar dari bambu.

5. Bersyukur atas pencapaian 

Cara-cara di atas mestilah dilengkapi dengan bersyukur, berterima kasih pada Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan saat kita mengalami apapun. Jika masih ada rintangan, berarti Tuhan ingin menguji sejauh mana daya tahan dan daya juang kita dalam menghadapinya. Kalah atau menang, menyerah atau tetap bertahan menaklukkan segala tantangan.

Kesimpulan

Menyadari kelemahan diri sejatinya adalah menghimpun kekuatan untuk bangkit, maju lebih ke depan. Orang yang sudah paham kelemahannya, bisa disebut lebih maju selangkah daripada orang yang tidak tahu kelemahan dan kelebihan dirinya.

Ada 5 cara mengubah kelemahan menjadi kekuatan ala Merry Riana, pertama berdamailah dengan diri sendiri, kedua, belajar memperbaiki kekurangan, ketiga berani gagal, keempat, bersabar dalam menjalani proses, dan yang kelima, bersyukurlah atas segala yang telah dicapai.

Demikian artikel saya kali ini, share dong apa saja kiat teman-teman dalam mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Saya nantikan di kolom komentar ya, terima kasih.

Salam,
kelemahan adalah kekuatan










13 komentar untuk "Menyadari Kelemahan Diri Adalah Kekuatan"

  1. Tulisannya bagus banget, dan aku setuju banget sama kaka. Memang tidak baik larut dalam insecurity. Cara terbaik adalah mengenal diri, menerima kekurangan, dan jadikan itu kekuatan. Ahhh terbaik deh tulisannya..

    BalasHapus
  2. Sampai sekarang aku belum bisa berani mencoba yang baru. Lingkunganku sering toxic, rasanya mental lelah. Tapi tetap semangat. Mba semangat juga ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lingkungan yang gak mendukung ini emang musti dicari dl solusinya ya Mbak

      Hapus
  3. Tidak usah pusing terhadap kelemahan diri . Kita bukan Andra the Backbone yang sempurna. kita berusaha untuk memperbaiki kekurangan dan menonjolkan kelebihan kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sempurnaaaa.... jadi inget lagu lawas ya Mpo... ^^

      Hapus
  4. Lahhh kak, kita hampir samaan nih.
    Gak tegaan, trus gak bisa nolak. .
    Tapi kadang harus bersikap tegas apalagi kalo soal hutang piutang. Wkwkwk.
    Biar gak makan hati saat orang gak bayar hutang

    BalasHapus
  5. Kelemahan yg disebutin di atas kayaknya saya semua deh kak, tapi kadang masih sulit berdamai sama diri sendiri. Padahal sebelum kita bisa melangkah untuk melakukan perbaikan, kita harus bisa nerima dulu kekurangan2 diri.

    BalasHapus
  6. paham bahwa cukup itu lebih dari cukup. jadi gak ngoyo banyak mau tapi mageran atau mager ajaa gitu tapi deadline banyak. jadi dicukup2 kn aja gitu kak mia yang penting terlaksana. tapi bukan berarti alakadarnya juga hehe. cuma kadang sulit aja gitu ya, apalagi kalau ada penolakan dr lingkungan sekitar, kadang kita harus terpaksa mau gak mau ngubah kelemahan jd kekuatan, biasanya itu sih paling bikin jd mudah berubah

    BalasHapus
  7. Keren banget tulisannya kk Mia. Dyahpun pernah merasa begini, misal rumah mesti perfect, tapi punya dua anak jarak dekat tanpa ART. Bikin ngos-ngosan. Akhirnya berdamai dengan diri sendiri, turunkan standar. Alhamdulillah malah semua bisa diselesaikan.

    BalasHapus
  8. Saya termasuk yang insecure dalam keluarga kalau udah menyangkut kehidupan pribadi, gak tau gimana cara merubahnya..artikel kk mengubah cara pandangku untuk lebih percaya diri sama kekuatan yg kita miliki

    BalasHapus
  9. nggak gampang banget loh kak, bangkit dari keterpurukan, butuh kekuatan super untuk menjalani proses berdamai dengan diri sendiri, intinya kita kudu sabar

    BalasHapus
  10. Suka ma artikelnya..Setuju bahwa menyadari kelemahan diri itu bukan berarti kita mengakui lemah, tapi justru menjadi kekuatan kita untuk dapat memperbaiki diri.

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.