Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Dari Kesalahan Orang Lain

Orang bijak belajar dari kesalahan orang lain, katanya tak perlu mengalami sendiri suatu kejadian baru mendapatkan pengalaman. Namun belajarlah dari kesalahan orang lain. Pengalaman adalah guru terbaik, jangan terjatuh ke lubang yang sama dua kali, petiklah hikmah dari setiap kejadian di sekelilingmu.

Alasan Pentingnya Belajar dari Kesalahan Orang Lain

Ibu saya pernah bilang, jangan sampai mengalami dulu baru kau belajar. Waktu itu saya belum memahami maksudnya. Konteksnya saat ibu memotivasi saya supaya belajar masak sejak masih gadis. Agar nantinya ketika berumah tangga bisa membuatkan makanan yang enak, sehat, dan bergizi bagi suami dan anak-anak.

Sebenarnya hal yang remeh sih, cara menggoreng ikan, cara membalik telur dadar agar tidak retak, cara menghindari percikan minyak panas dari penggorengan. Istilah sekarang lifehack ala ibunda. Pasalnya ada tante yang datang dan pergi membantu ibu mengasuh kami, yang sudah jadi gadis dewasa waktu itu, namun tidak piawai menggoreng ikan.

Hasil gorengannya kalau tidak mentah, hangus. Dan dia pasti akan menjerit dan menjauh karena kesakitan kena minyak goreng yang terpercik saat kuali sedang panas-panasnya. Usut punya usut, si tante ini dari remajanya tak pernah ke dapur. Ia sering ikut bapaknya ke ladang saja. Urusan dapur seratus persen diserahkan pada ibunya dan ibunya juga tidak merasa perlu mengajarinya.

Alhasil, saat diminta membuatkan omelet, hasilnya berantakan, tangannya penuh luka bakar di sana sini. Padahal anak gadis kan sayang banget kalau kulit tangannya ada bekas-bekas luka bakar seperti itu. Akhirnya si tante ini diajari ibu saya dari nol, bagaimana cara membalikkan ikan agar matang merata, membuat oseng-oseng, menakar berapa bawang merah dan bawang putih yang pas, dan hal-hal kecil lainnya.

Saya merasa dari petikan pengalaman si tante dan nasehat dari ibu, jelas bahwa sangat penting belajar dari kesalahannya. Meski sepertinya sepele, hal-hal yang disangka gampang untuk dikerjakan, ternyata penting untuk dipelajari sedari muda. Saya pun menurunkan cerita ini ke putri sulung yang sudah berusia remaja saat ini.

orang bijak belajar dari kesalahan orang lain
Ilustrasi ketenangan / Rumah di tepi sungai di Giethoorn, Belanda (Keepo)

Bagaimana Kita Belajar dari Kesalahan?

Menurut saya, cara kita belajar dari kesalahan orang lain, dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Misalnya saya, untuk hal-hal yang dikira mudah saya tetap meluangkan waktu untuk mempelajarinya secara serius. Tidak pernah menggampangkan hal yang belum saya ketahui sepenuhnya.

Saya setuju dengan growth mindset yang dikemukakan Carol Dweck, bahwa ada dua tipe manusia berdasarkan cara berpikirnya. Orang-orang dengan growth mindset dan fixed mindset. 

Orang dengan growth mindset, jika melakukan kesalahan, ia tak akan menyerah dan terus mencoba lagi sampai bisa. Selalu berpikiran positif dan optimis terhadap segala sesuatu yang terjadi pada usahanya. Hingga akhirnya ia menemukan solusinya.

Sebaliknya, orang dengan fixed mindset, jika melakukan kesalahan, ia cenderung menyalahkan dirinya sendiri, tidak mau belajar dari kesalahan yang dilakukan, dan berpikiran negatif dan pesimis terhadap segala yang telah terjadi. Akhirnya ia pun jauh dari jalan keluar permasalahannya, karena pemikirannya berhenti bertumbuh.

Apakah Kita Harus Belajar dari Kesalahan

Menurut saya ya, kita harus belajar dari kesalahan. Baik dari kesalahan yang dilakukan orang lain, maupun diri sendiri. Dengan belajar kita akan memiliki pemikiran yang terus bertumbuh, growth mindset, tidak membatasi diri dan menyerah pada keadaan.

Orang yang positif menganggap kesalahan adalah ajang untuk belajar kembali. Untuk kalimat ini saya jadi teringat masa menjadi pemilik bisnis toko hijab dan busana muslimah di suatu mal di kota kami.
Pedagang yang optimis menganggap kerugian adalah belajar
Satu saat ada rekanan yang merugi karena salah perhitungan, kerugiannya sampai jutaan rupiah. Namun yang istimewa adalah ia mengatakan tidak ada kata rugi yang ada adalah belajar. Jadi berniaga itu efek sampingnya hanya dua, bukan untung atau rugi tetapi untung atau belajar. 

Kesimpulan

Belajar dari kesalahan orang lain sangat penting untuk dilakukan. Sebab jika menunggu belajar dari pengalaman sendiri, tentunya ada cost yang harus dibayar, bisa dengan mengorbankan perasaan, materi, juga pikiran.

Gimana nih dengan teman-teman, pernah belajar hal apa dari kesalahan orang lain? Silakan berbagi di kolom komentar ya, terima kasih.

Salam, 

fadlimia ODOP ISB 2022










6 komentar untuk "Belajar Dari Kesalahan Orang Lain"

  1. Setuju sekali mba Mia. Meski belajar dari kesalahan diri sendiri lebih "nampol", tapi belajar dari kesalahan orang lain bisa diibaratkan sebagai "shortcut mencapai tujuan". Pernah belajar hal apa dari kesalahan orang lain? Hmm, apa ya? Kok saya mendadak lupa. Harusnya ada sih.. Hm, sesederhana gak nyolokin tangan yang basah ke sambungan arus listrik juga adalah hasil belajar dari pengalaman org lain kan? hehe

    BalasHapus
  2. Belajar dari kesalahan baik diri sendiri maupun orang lain penting banget karena dari sini kita bisa berhati-hati, waspada untuk melangkah dan berbuat hingga tidak melakukan kesalahan yang sama.
    Setuju jika dari pengalaman sendiri bakalan nunggu lama, maka dari orang lain pun kita bisa ambil pelajaran dari kesalahan mereka

    BalasHapus
  3. Orang-orang dengan growth mindset ini istilah medannya gak ada kapoknya ya kak.
    Jadi teringat anak balita. Kadang belajar growth mindset ya dari mereka. Gagal mereka sering coba lagi.

    BalasHapus
  4. betul nih, belajar memang gak kenal tempat ya, kalau kita cerdas, justru belajar dari pengalaman kehidupan orang-orang yang lebih dulu dari kita, bisa jadi pelajaran berharga

    BalasHapus
  5. Alfie juga selalu belajar dari pengalaman orang lain, kak. Kalau kesalahan, jangan sampai kesalahan itu kena kita juga. Pribahasa sedia payung sebelum hujan itu bisa diaplikasikan juga deh sepertinya ke diri kita.

    BalasHapus
  6. Iya betul, karena hidup ini tidak selalu berada di jalan yang benar.Bisa saja kita juga melakukan kesalahan, dan menjadi pelajaran buat orang lain. Makasih tulisannya...

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.