Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membayar Utang Pengasuhan

Menulis tentang utang, tak hanya melulu berupa uang, janji, utang budi, bahkan utang nyawa. Ada bentuk utang yang tak kalah penting bagi kehidupan anak yaitu utang pengasuhan

Dirangkum dari beberapa sumber, utang pengasuhan adalah tanggung jawab ayah dan ibu untuk mengasuh anak dengan tangannya sendiri, mencurahkan kasih sayang, kedekatan, sentuhan fisik, dan komunikasi dari hati ke hati, tidak tercapai karena berbagai alasan, sehingga perlu untuk dibayarkan demi kesehatan mental dan perkembangan pikir, perasaan serta spiritual anak.

utang pengasuhan
Utang pengasuhan pada anak / Sumber gambar: Parapuan


Berbagai Faktor Penyebab Munculnya Utang Pengasuhan

Tidak tercapainya pengasuhan anak secara langsung oleh orang tua kandung dapat disebabkan berbagai hal, antara lain sebagai berikut:

1. Kedua orang tua bekerja seharian penuh hingga tidak punya waktu untuk anak

Faktor penyebab yang satu ini sepertinya hal yang sangat umum terjadi di keluarga Indonesia, bahkan keluarga di luar negeri. Anak dititipkan pada saudara dekat, tetangga baby sitter atau nanny

Teman saya yang tinggal dan bekerja di ibukota juga pernah mengeluhkan utang pengasuhan karena ia dan suami bekerja seharian penuh. Malah ia sendiri pukul 9 malam baru sampai rumah dan itu sudah yang paling cepat. Pergi sebelum anak bangun dan pulang setelah anak tertidur. Rasanya nyesek banget, katanya. Benar-benar punya utang pengasuhan pada anak.

Saya dan suami sedikit banyak mengalami pula hal yang sama. Bedanya kebetulan rumah kami dekat dengan kantor suami sehingga kalau ada hal mendesak yang mengharuskan pulang menengok keadaan anak di rumah, suami bisa gercep. 

Sementara kampus tempat saya bekerja berjarak lebih kurang 10 km dan rute macet. Namun saya tidak setiap harinya berangkat ke kampus seperti pegawai, pada saat ada jadwal mengajar, rapat, bimbingan skripsi mahasiswa, menguji skripsi, dan menerima pengajuan judul mahasiswa, barulah saya ke kampus.

Selebihnya saya bisa stay di rumah mengantar jemput anak yang TK dan menyiapkan makan siang keluarga di rumah. Namun demikian saya tetap merasa memiliki utang pengasuhan kepada anak-anak.

2. Menjadi orang tua tunggal

Faktor selanjutnya yang menyebabkan timbulnya utang pengasuhan kepada anak adalah karena menjadi orang tua tunggal, entah karena ditinggal meninggal pasangan lebih dulu atau karena perceraian. 

Tentunya tidak ada pasutri di dunia ini yang bercita-cita jadi single parents. Semuanya ingin menua bersama, membesarkan dan mendampingi anak-anak menapaki anak tangga kesuksesannya masing-masing. 

Qadarullah, jodoh di tangan Allah, maka suka tidak suka harus menerima takdir menjadi orang tua tunggal. Apakah salah? Tentu saja tidak. Namun sebaiknya mengupayakan ada sosok pengganti ayah atau ibu, mungkin kakek, pak de, atau ustaz sebagai tempat anak menemukan sosok seorang ayah.

Mengapa penekanannya pada sosok ayah, sebab ayahlah yang paling banyak utang pengasuhannya pada anak. Di Indonesia masih berkembang pemikiran bahwa ayah sudah sibuk mencari nafkah di luar rumah sehingga tak perlu dibagi lagi perhatiannya untuk urusan mengasuh anak. 
Padahal antara ayah dan ibu adalah partner mengasuh anak bersama-sama. Masing-masing memiliki porsi yang spesifik untuk membangun karakter baik bagi anak.

3. Kurangnya ilmu menjadi orang tua

Sering terjadi orang tua intens berinteraksi bersama anak, tinggal seatap, hadir secara fisik namun sayangnya kurang ilmu pengasuhan. Tidak ada sekolah menjadi orang tua sebab ilmu kepengasuhan adanya di universitas kehidupan.

Melihat cara saudara yang lebih tua mengasuh anaknya, mencari role model orang tua yang mampu menanamkan akhlak yang baik di keluarganya. Berguru pada keluarga yang sudah berhasil mendidik putra-putrinya menjadi orang sukses, mengikuti kelas-kelas parenting yang sangat banyak di era digital ini, menonton tayangan psikolog anak, dan masih banyak lagi. 

Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak belajar mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Tergantung kemauan diri sendiri, mau atau tidak untuk berubah menjadi orang tua yang punya ilmu mendidik buah hati.

Akhirnya utang pengasuhan bertambah banyak. Anak kecanduan gim daring karena melihat contoh dekat ayahnya juga sibuk main gim bersama teman-temannya. Lupa kalau anaknya adalah peniru ulung. 

Tidak punya tanggung jawab moral mengondisikan suasana rumah lebih ramah untuk anak bikin PR, buang-buang waktu, bermalas-malasan, tidak tegas dalam mengambil keputusan, atau sulit meluangkan sedikit waktu untuk salat berjamaah dan menyimak kemajuan mengaji anak-anak di rumah.

pengasuhan
Ilustrasi ibu mengajari anak berdoa sebagai salah satu upaya membayar utang pengasuhan
Sumber gambar: Islampos

Cara Membayar Utang Pengasuhan

Berdasarkan penelusuran di media-media online mengenai utang pengasuhan, berikut cara membayar utang pengasuhan yang bisa dilakukan oleh orang tua, yang sadar bahwa ia punya utang pengasuhan pada anak-anaknya.

a. Mohon ampunan kepada Allah SWT

Bertaubat kepada Allah dan bertekad tidak akan menambah lagi utang-utang pengasuhan kepada anak di masa yang akan datang. Cukuplah anak merasakan kesepian karena sering ditinggal dan ia dititipkan dengan orang lain. Anak adalah titipan Allah kepada orang tua, namun karena keadaan, ortu menitipkannya lagi pada daycare. (Hiks,, saya masih seperti ini).

Jika kondisi belum memungkinkan, dan anak masih harus tetap dititipkan, misalnya. Jalin komunikasi dengan pengasuh, pantau tumbuh kembang, dan kesejahteraan jiwa anak dengan mengecek langsung. Bahagiakah anak selama berada di tempat penitipan, cari solusi terbaik, insyaallah akan ada jalan bagi niat baik.

Anak tak hanya urusan orang tua di dunia, ada pertanggungjawaban atas pengasuhan orang tua di akhirat kelak. Sebab berdimensi akhirat sehingga orang tua perlu bersungguh-sungguh dan serius dalam mendidik anak. Salah satu penentu surga nerakanya orang tua adalah anak.

b. Kembali ke fitrah

Memperbaiki komunikasi dengan pasangan, berdiskusi tentang pembagian peran pengasuhan, menemukan sosok pengganti peran ayah semisal ayah tidak bisa menjalankan perannya sebagaimanamestinya. Bisa dari keluarga sendiri maupun orang yang dianggap mampu menjadi panutan bagi anak.

Keterpaksaan untuk menyambung hidup menyebabkan fitrah istri dan ibu sebagai tulang rusuk berganti menjadi tulang punggung. Hal ini yang dikatakan Ayah Irwan Rinaldi serta Dandy Birdy dan Diah Mahmudah dengan istilah "fitrah yang tertukar."

Menurut saya hal ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga, yang pastinya tidak bisa disamakan. Ada istri yang bisa dengan mudah resign dari pekerjaannya dan memutuskan jadi fulltime mom. Namun ada pula istri yang tidak bisa melakukan itu. Semuanya harus dimusyawarahkan dengan keluarga untuk mencari solusi terbaik.

Di sisi lain bukan tidak banyak ibu rumah tangga yang kesehariannya di rumah terus namun kecolongan anaknya terpapar narkoba dan kenakalan remaja. Sehingga faktor bekerja di luar rumahnya seorang ibu tidak bisa menjadi penyebab langsung semakin banyaknya anak-anak yang tumbuh dengan utang pengasuhan ortu yang menumpuk terus.

c. Membayar utang pengasuhan pada anak

Jika punya utang maka solusi satu-satunya adalah ya dibayar. Maka membayar utang pengasuhan kepada anak mutlak dilakukan. Berusaha meluangkan waktu sesering mungkin bersama anak, membuat proyek bersama anak, nge-date bareng anak, hang-out bareng, sediakan telinga untuk mendengarkan keluh kesah dan isi hatinya. 

Membayar utang pengasuhan dengan berupaya menerapkan positive parenting di dalam keluarga. Masih banyak lagi kegiatan yang seru bisa dilakukan bersama anak. Tidak harus mengeluarkan uang, yang penting ayah dan ibu ada waktu menemani anak-anaknya. 

Ngobrol bareng, main bareng, dan beraktivitas bersama, adalah mantra dari Ibu Profesional yang berusaha saya terapkan di rumah bersama anak-anak. Sebagai ikhtiar dari membayar utang pengasuhan yang saya timbulkan di hari-hari kerja.

Kesimpulan

Membayar utang pengasuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara disesuaikan dengan sebanyak mana utang yang ditimbulkan orang tua. Tentunya yang tahu persis adalah ayah dan ibunya sendiri. 

Mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon pertolongan jika sudah banyak membuat utang pengasuhan pada anak dan berjanji tidak menambahnya lagi. Kembali pada fitrah, dan bayar utang pengasuhan dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan bersama anak. 

Semoga utang pengasuhan dapat dilunasi hingga tak bersisa, jangan sampai tidak dibayar sebab utang pengasuhan yang tidak dibayar akan menjadi bumerang bagi orang tua di masa depan.

Salam,
Fadlimia utang pengasuhan




Referensi:

https://www.bsimaslahat.org/blog/2022/06/06/mengenal-hutang-pengasuhan-kepada-anak-dan-3-cara-membayarnya/

http://www.evisyahida.com/2020/07/membayar-utang-pengasuhan.html









7 komentar untuk "Membayar Utang Pengasuhan"

  1. so sad but true, kebanyakan dari kita sebagai ortu banyak yang tak punya banyak waktu membersamai anak setiap hari karena kesibukan bekerja. thats why saya berkomitmen sebelum menikah untuk berhenti bekerja begitu punya anak. dan itulah yang saya lakukan sejak tahun 2011 hingga sekarang. karena saya besar dengan ortu yang keduanya bekerja makanya saya gak mau anak saya merasakan apa yang saya rasakan. tapi jadi freelancer dirumah juga gak berarti saya punya banyak waktu untuk anak, hahaha. tetep sih harus pandai bagi waktu dan fokus pada anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba Eka, berada di rumah seharian juga gak menjamin ibu bisa membersamai anak. Banyak yg fisiknya sebelahan sama anak, tp hati dan pikirannya di media sosial, wkwkwk

      Hapus
  2. setuju sekali kak, utang pengasuhan ini biarpun sebagian orang menganggapnya remeh namun dampaknya sebenarnya sangat besar. apabila tidak segera diselesaikan dapat menjadi boomerang di hari nanti

    BalasHapus
  3. Hal yang kutakutkan ketika nantinya punya anak, makanya aku dengan pasangan sampai saat ini masih berdiskusi kapan kira-kira waktu yang tepat untuk memiliki anak. Anak lahir karena pilihan orangtuanya, ia tidak punya kuasa untuk memilih lahir atau tidak, maka dari itu kami harus benar-benar siap punya anak karena ada tanggungjawab yang diberikan Tuhan ketika kami memilih punya anak

    BalasHapus
  4. membayar utang pengasuhan memberikan penjelasan penting seperti anak merupakan tanggung jawab keluarga inti, dalam pertimbangan lain keluarga terdekat. Tetap semangat memberikan pengasuhan anak terbaik sebagaimana tuntunan dan panduan Nabi Muhammad SAW

    BalasHapus
  5. Saya harus banyak belajar jadi orang tua yang baik untuk anak anak. Pengennya kasih yang terbaik untuk mereka, tapi kadang terkesan menekan anak. Hiks

    BalasHapus
  6. Jadi orang tua itu tanggung jawabnya memang besar dan enggak mudah ya. Perlu ilmu juga pastinya. Terkadang ada banyak hal terlewati, bahkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menjadi orang tua ya. Hingga saat tersadarkan jadi seakan ada hutang pengasuhan ya rasanya. Duh, saya sendiri belum merasakan karena memang belum berkeluarga, tapi bisa bayangin gimana rasanya punya hutang pengasuhan. Tulisan di sini bisa jadi bekal dan bahan pembelajaran. Terima kasih Kak sudah berbagi

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.