Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Solo Perdana dan Kedua


Dimulai sejak 2011

 

fadlimia nurhilmiyah
Buku perdana dan kedua saya

Sebenarnya menulis buku telah saya mulai sejak tahun 2011. Waktu itu saya masih bertugas di Universitas Asahan (UNA), PTS milik Pemkab Asahan, Sumatera Utara. Saat itu UNA kedatangan detaser Dikti dalam program detasering. Detasering adalah program bimbingan dosen-dosen senior PTN kepada dosen-dosen PTS di daerah-daerah. 

Beruntung sekali saya mengenal bapak/ibu dosen yang berbaik hati sekali membagikan ilmunya tentang wawasan dan pengalaman mereka berprofesi sebagai dosen. Kala itu masa kerja saya sebagai dosen kira-kira 6 tahunan dengan status baru saja lulus S2. 

Berbagai macam program kerja mereka laksanakan, kelakar salah seorang dari mereka, detasering ini mirip KKN orang-orang tua. Selama dua bulan keberadaan mereka saya berusaha belajar setiap harinya. Mumpung berkesempatan menimba ilmu dari professor dan doktor yang sebagiannya lulusan dari luar negeri. 

Mengenai cara mengajar, cara cepat lulus sertifikasi dosen, semangat meneliti dan mengabdi kepada masyarakat, dan tentang printilan yang amat banyak terkait profesi dosen. Khusus cara cepat lulus sertifikasi dosen, benar-benar saya serap dan ikuti saran-saran para detaser. 

Hingga akhirnya Alhamdulillah di tahun depannya, 2012, saya merupakan satu-satunya dosen yang lulus sertifikasi dosen dari 12 orang yang diajukan universitas waktu itu. Tips dan triknya insyaallah akan saya tuliskan tersendiri di artikel selanjutnya.


Meraih Kembali Ilmu Kepenulisan: Belajar Nulis Lagi

Jadi dosen, kalau tidak menyempatkan diri (baca: memaksakan diri) menulis buku ajar, maka yakinlah, sampai pensiun sekalipun bisa jadi tidak akan pernah menerbitkan buku karya sendiri. 

Sebab selain mengajar, pekerjaan dosen juga mencakup penelitian dan pengabdian masyarakat yang tak kalah menyibukkan. Saya pernah mengupasnya di postingan Alasan Dosen Ngeblog.

Seperti saya yang naskah bukunya sempat mangkrak selama bertahun-tahun. Ya hikmahnya sih jadi bisa menambah dan mengurangi plus meng-update terus bahan  ajarnya. 

Tetapi hal ini merupakan kondisi yang jauh dari ideal. Dosen yang baik mestilah memiliki instrumen pengajaran yang lengkap termasuk, punya buku.

Maka berbekal semangat pelatihan buku ajar di 2011 silam saya pun menguatkan tekad akan melahirkan suatu karya berupa buku. Memang ya, selalu saja ada godaan yang datang. 

Waktu itu tahun 2012 buku tak kunjung jadi,  saya dan suami tertarik pula terjun ke dunia bisnis. Kami mencoba membuka toko busana muslim dengan mengusung nama Azza Hijab Store. Insyaallah mengenai hal ini akan saya bahas di tulisan berikutnya juga.

Sampai di tahun 2017 saat sedang cuti melahirkan anak keempat, saya mengikuti pelatihan buku ajar kembali tetapi secara daring di Telegram. 

Bersama rekan-rekan sejawat yang tergabung di dalam Facebook Group (FBG) Dosen Menulis, Dr. Amie Primarni menggagas mengadakan pelatihan secara marathon event-event sejenis. 

Mulai dari Pelatihan Menulis Buku Ajar, Pelatihan Menulis Efektif, Pelatihan Menulis dari Nol Sampai Jadi Buku, Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Internasional. 

Kesemuanya adalah pelatihan berbayar. Selain itu saya juga mengikuti Wonderful Writing Class (WWC) bersama Pak Cahyadi Takariawan dan Bu Ida Nurlaela di GWA (Grup Whatsapp). Meski sedari kecil saya sudah menyukai dunia kepenulisan namun saya berniat mendapatkan ilmu kepenulisan kembali. 

Sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput, maknanya mesti dibarengi dengan niat yang kuat untuk mendapatkannya. Walaupun bisa saja belajar menulis secara otodidak dan gratis, saya menjalankannya secara paralel. Saya ikuti juga pelatihan menulis yang free sembari terus menerus mengasah pena, praktik menulis terus.

Menulis di 14 buku antologi

fadlimia nurhilmiyah
14 buku antologi dan 2 buku solo

Menurut KBBI, buku antologi adalah buku yang berisikan kumpulan tulisan pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang. Total buku antologi yang memuat tulisan saya ada 14 buku sejak mulai semangat lagi menulis di tahun 2016. 

Sebelumnya banyak menulis karya ilmiah di jurnal-jurnal nasional terakreditasi, sejak pertama kali menjadi dosen. Sebagiannya saya tuliskan di rekam jejak menulisku.

Mengenai buku antologi, menurut kaca mata saya, penulisnya tetaplah menjadi seorang penulis buku. Agak kurang sepakat dengan pendapat rekan yang mengklaim layak disebut penulis buku jika sudah berhasil menelurkan buku sendiri atau lazim dinamakan buku solo.

Seratus kali Anda mengikuti pelatihan menulis, itu belum menjamin Anda bisa menjadi penulis. Tetapi, sekali Anda mencoba menulis, itu sudah mengantarkan Anda menjadi seorang penulis. #BeraniMenulisItuHebat


fadlimia nurhilmiyah
Pengalaman Mengajar Tak Terlupakan


Berdasarkan pengalaman sebagai kontributor penulis antologi, ada beberapa hal yang mesti disiapkan jika ingin menerbitkan buku antologi:

1. Kesesuaian konten tulisan dengan tema sentral


Biasanya koordinator kontributor akan memberikan semacam brief bagi para kontributor yang telah disatukan ke dalam  suatu GWA/Telegram. 

Di dalam ketentuan penulisan tersebut akan disebutkan tema sentral. Misalnya tentang hukum, pengalaman mengajar, parenting, maupun tema-tema yang disepakati lainnya.

fadlimia nurhilmiyah
Catatan Kecil Seputar Hukum di Indonesia

2. Koordinator harus tegas dengan tenggat waktu


Terbitnya buku antologi tidak lepas dari ketegasan sang koordinator penulis dalam mengontrol dan mengakumulasikan tulisan-tulisan dari masing-masing kontributor. 

Kenyataannya, jika benar-benar berpegang teguh dengan deadline, konsekuensinya tulisan yang terkumpul bisa jadi tidak sesuai target. Namun jika diulur-ulur terus mengikuti kemauan para penulisnya, maka bisa saja buku antologi tak kunjung terbit.

3. Membiayai penerbitan secara patungan


Menulis buku bersama pada umumnya memang bayar sendiri. Namun ada juga proyek antologi yang sukses menembus penerbit mayor. Tergantung kapasitas para penulisnya. 

Kalau semuanya memang sudah terkenal sebagai penulis, pakar, orang-orang yang kompeten di bidangnya, maka penerbit tidak segan-segan menerbitkan meskipun bukunya adalah buku keroyokan.


Lalu, apa untungnya sih berpartisipasi dalam buku antologi?

1. Menambah portofolio plus kenalan sesama kontributor penulis 

Menulis antologi relatif cepat terbitnya. Tak terasa menjadikan jejak karya kita semakin bertambah. Selain itu rasanya senang punya teman-teman sesama penulis di satu buku yang sama. Yang tadinya belum kenal jadi saling tahu informasi. Yang sudah kenal bisa jadi lebih akrab, meskipun sebatas di dunia maya saja.

2. Ongkos cetak menjadi lebih ringan


Sudah tentu jadi lebih murah, kan. Tinggal dibagikan saja sesuai dengan jumlah kontributor penulisnya, beres deh. Dengan hanya mentransferkan uang sebesar yang ditentukan koordinator setelah berdiskusi bersama penerbit, plus ongkir, maka karya kita yang beberapa lembar bisa dibukukan bareng tulisan teman-teman yang lain.

3. Memperoleh wawasan baru

Menurut saya buku antologi itu sangat kaya perspektif. Membahas satu topik dengan berbagai macam sudut pandang. 

Ada yang kebetulan sama namun tentunya tidak sama persis, kan. Dengan demikian tak terasa kita memperoleh wawasan baru dari rekan-rekan penulis lainnya.

 Jadi, mana nih buku solonya?

1. Hukum Perdata

Buku ini berawal dari modul kuliah yang saya sampaikan ke mahasiswa pada saat tatap muka di kampus. Rasanya kok sayang jika bahan-bahan berserakan di banyak media. 

E-learning, slide-slide powerpoint dan diktat kuliah. Maka sekalian saja dijadikan satu buku sehingga mahasiswa menjadi mudah belajarnya. 

fadlimia nurhilmiyah
Hukum Perdata


Saya selalu mengingat quote dari sejawat yang sudah malang-melintang di dunia buku ajar ini. 
Tulis apa yang diucapkan, ucapkan apa yang ditulis. (Amirullah, dosen STIE Indonesia, Malang, 2018)


2. Hukum Dagang dan Bisnis

Buku kedua ini pun sama seperti buku yang pertama. Sama-sama disusun karena dasarnya adalah modul kuliah. 

Bedanya, Hukum Perdata telah sejak lama menabung naskahnya. Sedangkan Hukum Dagang dan Bisnis baru tiga tahun terakhir ini saja. Itu pun perlu penyempurnaan lagi sebab harus mengakomodasi ketentuan UU terbaru. 

fadlimia nurhilmiyah
Hukum Dagang dan Bisnis


Oya, ini wujud si "anak pertama" saya ya:




Demikian sharing mengenai buku perdana dan kedua saya, Teman-teman. Dengan jarak terbit dua bulan di tahun yang sama, Januari 2020 dan Maret 2020. Namun rencananya sudah sejak lama, sebab satu dan lain hal, banyak sekali tantangannya hingga akhirnya bisa punya buku sendiri. 

Meskipun demikian saya selalu bersyukur ke hadirat Allah SWT. Pasti semua ini memiliki alasannya tersendiri. Yang terpenting adalah, keep writing. Salam literasi.






130 komentar untuk "Buku Solo Perdana dan Kedua"

  1. Salut banget dengan ibuk dosen yang tiada henti²nya belajar menulis. Slalu menciptakan karya-karya hebat sehingga orang-orang bisa memetik kebaikan dari pengalaman berharga. dan ini harus sllau diingat “ Bahwa dengan sekali kita menulis bisa mengantarkan menjadi seorang penulis”. Hebat banget

    BalasHapus
  2. Salut banget dengan ibuk dosen yang tiada henti²nya belajar menulis. Slalu menciptakan karya-karya hebat sehingga orang-orang bisa memetik kebaikan dari pengalaman berharga. dan ini harus sllau diingat “ Bahwa dengan sekali kita menulis bisa mengantarkan menjadi seorang penulis”. Hebat banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Nuraini... keep writing ya... repeat terus nulisnya, gak cm sekali hehe...

      Hapus
  3. Menyempatkan waktu di tengah aktivitas yang padat dengan menulis.

    Inilah yang akan membuat kita tambah bermanfaat buat orang lain.

    BalasHapus
  4. Masya Allah Mbak Mia..ku speechless bacanya. Semangatnya luar biasa. Semoga banyak dosen saat ini yang sperti Mbak Mia ya..biar makin mumpuni generasi negeri ini .
    Selamat untuk buku perdana dan keduanya. Semoga bermanfaat karyanya tak hanya buat mahasiswanya juga buat sesama. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih yaa Mbak Dian..

      Hapus
    2. Ditunggu karya-karya selanjutnya ya Mbak Mia, bukan hanya yang ada kaitannya dengan ilmu yang dipunya..karena tulisan Mbak memang selalu menginspirasi, keren untuk dibukukan

      Hapus
  5. Saya angkat topi dengan orang-orang yang telah berhasil menghasilkan karya berupa buku, yang merupakan pemikiran yang tidak sederhana tentunya. Semoga bukunya membawa manfaat dan keberkahan

    BalasHapus
  6. Masya Allah, saya salut nih dengan pencapaiannya, bisa menerbitkan buku solo. Semangat selalu berkarya mbak, apalagi menulis sesuai bidang keilmuannya, kereeeen

    BalasHapus
  7. Terima kasih bu Dosen atas sharingnya. Saya tertarik dengan artikel yang Class Generator, menjadi pengajar yang tidak horor. Mengingat diri saya kurang piawai dalam hal Ice Breaking. Saya nanti cari bukunya ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, biar anak didiknya gak bosan ya Pak hehe

      Hapus
  8. Saya salut dengan dosen yang mau menulis buku, Kak. Karena di buku itulah tertuang buah-buah pikirannya dalam mengajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bu dokter,, sebab ilmu pengetahuan mengalami perkembangan terus menerus kan

      Hapus
  9. Selamat atas terbitnya buku solo 1 dan 2 nya mba, semoga sangat membantu mahasiswa atau yg memerlukan memahami ilmua.

    Semangat menulis yg perlu dicontoh oleh dosen-dosen lainnya. Tetap berkarya, mba.

    BalasHapus
  10. Barakallahu fiik kak Mia. Betul-betul salut melihat kk begitu produktif. Semoga bisa mengikuti jejak kakak ya.. Awesome n inspiring

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Shisca,, anti pun awesome, ibu zaman now yg ikhlas punya anak 7, masyaAllah...

      Hapus
  11. Inilah waktunya untuk menulis dan menebarkan penganlaman dengan tulisan agar bermanfaat bagi orang banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mbak,, kl gak dibela²in, kaga terbit² bukunya ^^

      Hapus
  12. Salam kenal ya Bu Dosen...
    Selamat atas keluar buku solo perdana dan keduanya. Makin moncer saja nih pembelajarannya hehehe...
    Kalau sudah ada passion menulis, rintangan apapun tetap menulisnya jalan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali Teh Okti... Iya nih,, kl udah niat jalan terbuka satu per satu

      Hapus
  13. Wahhh keren sekali ibu dosen. Selamat dan sukses biat launchong buku solo perdana dan keduanya.
    Inspiratif sekali semangatnya.

    BalasHapus
  14. Keren banget bisa bikin buku, semoga aku juga bisa meniru semangat kamu kak, biar aku juga bisa bikin buku.

    BalasHapus
  15. Salam literasi
    Impianku nih nerbitin buku
    Sayang draft saya hilang bareng laptop yang diambil maling
    Harus mulai dari awal lagi deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalillahi,, semoga diganti dg yg lebih baik yaa Ambu

      Hapus
  16. Wah, Bu Dosen satu ini bikin makin terinspirasi dan tambah semangat nulis. Meski sibuk mengajar bisa menerbitkan buku sendiri.

    Salah satu impian saya dari kecil adalah menjadi penulis. Makanya, sampai sekarang senang menulis. Mohon doanya Bu Dosen, supaya segera menyusul punya buku solo juga.

    BalasHapus
  17. Masya Allah, salut sekali dengan semangat menulisnya. Apalagi dosen. Dengan kesibukannya yang luar biasa. Semoga bisa menular minimal ke saya sendiri untuk membuat buku Solo berikutnya.

    BalasHapus
  18. Kepingin bngt mba Aku nulis buku,, sukses terus y mba,, udah lama Juga Aku gk nulis ini kpingin bngt diterbitin kyk ginj

    BalasHapus
  19. Keren sekali dirimu mba produktif bikin buku. Bikin buku itu buatku jadi kaya jejak diri yang nantinya akan bisa dikenang dan pastinya bermanfaat buat orang banyak yang baca buku kita ya mba? Semoga kelak bisa menelurkan minimal 1 buku

    BalasHapus
  20. wah.. dah banyak bukunya ternyata... alhamdulillah.... salam literasi mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mulai dr 14 antologi Mbak, buku karya bersama

      Hapus
  21. Suka banget bagian ini:

    "... sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput, maknanya mesti dibarengi dengan niat yang kuat untuk mendapatkannya. Walaupun bisa saja belajar menulis secara otodidak dan gratis, saya menjalankannya secara paralel!"

    Sekali lagi, sesuai hakikat ilmu, ilmu itu dijemput!

    Note, ibu dosen!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak,, ilmu gak datang sendirim contohnya aja kuliah, mesti didatangi kampusnya kan. Atau kulwap, mesti ikut di grup WA n baca juga kan, intinya ada kemauan meraih ilmunya

      Hapus
  22. MasyaAllah semangat menebar ilmunya sungguh, semoga berkah pahala ilmu-ilmu yang ditulis dalam Buku-bukunya . Salut

    BalasHapus
  23. Selamat ya mba untuk bukunya semoga menginspirasi semua pembacanya, diwaktu yang padat tetap bisa menulis buku, keren banget mba, bikin saya terinspirasi

    BalasHapus
  24. Menulis buku ajar tentu berbeda ya kesulitannya dengan buku dengan tema propuler. Salut mbak Mia, di antara kesibukan mengajar masih semangat menulis bukun antologi juga. Kerennn!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya krn udah direncanakan lama sih, Kak Tika..

      Hapus
    2. Memang hidup ini kita perlu banget buat rencana ya, biar gak ambyar dan fokus. Aku juga pingin seperti mbak Mia punya buku solo, tapi masih belum terbayang buku yang seperti apa

      Hapus
  25. Selamat ibu Mia, semoga setelah ini bisa cetak ulang berulang ulang karena memang ilmunya sang at dibutuhkan oleh semua orang

    BalasHapus
  26. Ahh salut aku sama kakak ini laaa
    Ga ketiru awak hahaha
    Moga awak bisa buat buku traveling lah ya, yg ringan2 aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa bilang traveling ringan,, ke lokasinya, ambil fotonya,, lbh spesifik lagi tantangannya yaa

      Hapus
    2. Ringan lohhh hehe ga perlu mikir kali tinggal crita hihi

      Hapus
  27. Salut dengan produktivitasnya, apalagi bisa konsisten menulis ditengah kesibukan sebagai dosen. Kayaknya harus sering - sering main ke blog ini supaya terinspirasi saat males - malesan melanda.

    BalasHapus
  28. Wow pertama tama selamat untuk terbitnya dua buku.Ini buku hukum yang dimata pembaca " harus benar " jadi kebayang totalitas pengerjaanya.ok ditunggu buku buku selanjutnya

    BalasHapus
  29. Keren masya Allah.. Memang benar mbak.. Nggak ada cara paling baik untuk belajar menulis selain menulis. Kalau bisa tiap hari.. Tulisan bagus lahir dari latihan terus menerus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Krn menulis itu banyakan praktiknya ya Mbak Muy,, bukan teori hihi...

      Hapus
  30. Salam kenal sebagai sesama dosen yang nge-blog. Kalau saya nulis blog buat memaksa diri saya menulis. Walaupun belum membuat buku ajar. Doakan tidak lama lagi mulai mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Mbak Amel, owhh dosen juga ya... salam kerjaan sakdos gaji saksen deh yaa wkwk #justkidding... btw homebase nya di mana Mbak?

      Hapus
  31. Masyaallah. Barakallahu fiik mba. Sukses selalu sama karya-karyanya. semoga semakin dimudahkan dalam menebar kebaikan lewat tulisan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra, makasih dukungannya Mba.. btw mba siapa yahh ini...? ga ada namanya

      Hapus
  32. Masyaallah. Barakallahu fiik mba. Sukses selalu sama karya-karyanya. semoga semakin dimudahkan dalam menebar kebaikan lewat tulisan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg anonim tadi Mbak Steffi kah? kok mirip kalimatnya hehe

      Hapus
  33. Mashaallah salut banget. Udah punya banyak buku terbit. Semoga sy bisa segera menyusul. Dan semoga tulisannya bermanfaat bagi banyak orang. aamiin

    BalasHapus
  34. Memiliki 4 anak, mengajar, ngeblog juga dan menulis buku juga. Masyaallah Mba, produktif sekali waktunya. Kapan-kapan bikin tips membagi waktunya dong Mba. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm sama aja dg yang teman2 yg lain kok... cm pakai target gitu aja hehe

      Hapus
  35. Keren mbak dan salut bisa seproduktif itu menulis. Mudah mudahan saya bisa mengikuti jejak mbak juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, jd bloger juga udah keren kok Mbak... nulis blog kl kurang baca ya jd gak menarik kan yaa

      Hapus
  36. masyaAllah tabarakallah selamat atas buku solonya Bu Mia. Mudah mudahan bermanfaat bagi umat. Terima kasih juga tipsnya untuk menulis, cita cita saya pun tahun ini bisa nulis buku (antologi dulu). Mudah2an bs ketularan sprti Mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra, makasih doanya Mbak Shafira... gpp mulai aja dulu dr antologi ntar ketemu sama penulis2 hebat jd terinspirasi nulis terus lohh

      Hapus
  37. Keren nih Mbak Mia. Sudah terbit beberapa buku ajar. Bisa lhoo, mengajukan Hibah Buku Ajar ke pemerintah. Saya belum nyoba juga padahal. Hehe...Masih nyusun niiih. Doakan yaa semoga selesai naskahnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes Mba Hani... emang targetnya ke sana, Hibah Buku Ajar Dikti yg memang selalu buka di setiap bulan April tiap tahunnya. Doakan bs ikutan yaa hehe... makasih

      Hapus
  38. Saya selalu salut dengan penulis buku, apalagi plus sederet karya non fiksinya.Membagi waktu dengan mengajar dan tugas sebagai dosen gimana bu? Mantap sudah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengajar emang tugas sehari2nya dosen ya Mbak Vika.. mengajar dengan menulis kali yaa hehe... pagi sampai siang ngajar, sore sampe malam nulis. Tp seringnya sih mlm. sore sampe abis maghrib waktunya nemenin suami n anak2 juga

      Hapus
  39. Produktif sekali ibu dosen ini. Aku juga kepengen nulis buku nonfiksi belum kesampaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl Kak Pring mah buku fiksinya udah banyaak yaa, sampe menghadiri launchingnya di Jogja yaa tahun lalu

      Hapus
  40. Alhamdulillah... turut seneng banget aku mbak, saat membaca mbak bisa menyelesaikan tidak hanya satu buku .. tetapi dua! Sukses terus mb Mia :)

    BalasHapus
  41. Meski sibuk tidak menghadangi diri untuk terus menulis dan menghasilkan karya yang bermanfaat ya Mbak.

    Wah, saya jadi belajar dari semangat Mbak Mia nih. Terima kasih.

    BalasHapus
  42. Perjalanannya usaha menulisnya sangat mengesankan. Meskipun banyak godaan, jika niat dan tekad awal sudah kuat pasti bisa tercapai, meskipun prosesnya tahunan.

    BalasHapus
  43. Mantap Mba. Dari 2016 sudah meluncurkan 14 buku antologi. Saya baru lima... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini ada lagi 3 yang masih proses penerbitan Mbak sebenarnya. Ada yang jeda2 juga sih. Banyak krn nulisnya hampir setiap hari Mbak hehe

      Hapus
  44. Aduh jadi malu. Mbak produktif sekali, jadi dosen dan menerbitkan buku. Masya Allah benar-benar pecutan buat yang semua yang mager-an. Salam kenal ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang sy ada saat2 magernya juga kok Mbak,, hehe

      Hapus
  45. Keren kak. Dosen juga harus pinter menulis menurut saya, karena itu jg utk melihat sejauh apa kualitasnya kan, bukunya jg udh banyak
    Jd teringin lagi buat lanjut S2, tp ya gituu mudah2an kedepannya deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dimudahkan Allah SWT niat baiknya ya Bg

      Hapus
  46. Serem ya buku Solonya tentang hukum. Hihi Masya Allah menginspirasi sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ada juga sih nih naskah buku nonfiksi, tp merasa bersalah aja kl blm menerbitkan buku ajar terkait bidang sendiri, hehe

      Hapus
  47. Selamat buat buku solonya,Mbak Mia. Ibu dosen yang keren. Memang iya, seseorang harus punya keberanian untuk menulis. Semoga sukses dan laris manis buku solonya

    BalasHapus
  48. Aku salut sama orang yang mampu menulis buku, apalagi yang memiliki ratusan halaman. Salut sama wawasan dan ketelatenannya

    BalasHapus
  49. Barakallah mba Mia... InsyaAllah karya2nya jadi kran pahala yang terus menhalir karena telah mengantarkan ilmu yang bermanfaat ke orang lain.. makin sukses ya mba..

    BalasHapus
  50. Kerennnn mbaaa, produktif sekaliiiii!
    Barakallah ya mbaa
    Dengan berbagi melalui buku, artiny ilmu yang mbak kuasai pun tersampaikannnn

    BalasHapus
  51. Gak heran sama ibu dosen satu ini.. ya Allah bikin makin semangat aja. Jadi malu kalo awak gak sempat nulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kl menyerah kalah dengan keadaan, mmg gak bs nulis, Cha... huhuuu (tsurhaatt)

      Hapus
  52. Keren bener2 wonder women, semoga bisa ketularan womens power nya.

    BalasHapus
  53. Wih, keren juga nih udah ada 2 karya solo. Jadi iri deh. Kapan ya saya bisa begitu juga

    BalasHapus
  54. Produktif sekali mba, udah sibuk ngajar plus masih konsisten ngeblog ditambah nerbitin buku. Selamat yaa atas launching buku-buku perdananya. Doakan 'anak 'saya juga segera lahir di penerbit impian :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap,, saya juga punya penerbit impian nih hehe

      Hapus
  55. Wow keren mbak, sukses selalu ya ....

    BalasHapus
  56. Keren dan produktif sekali kak. Aku juga beberapa kali nulis buku khusus perpajakan tapi untuk internal perusahaan. Wah jadi pengen menulis lagi abis baca artikel ini kk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haishh Kak Arda udah wow kali lohh di dunia blog tp masih sempat juga nulis sesuai bidang ilmu ya, mantul Kak

      Hapus
  57. masyaAllaaaah semoga semua tulisannya bermanfaat bagi orang banyak ya kak. ditunggu tips & tricknya ;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tips nya apa ya, nulis terus, hehe... triknya gak ada huhuuu... nyari waktu nulis nunggu semua family member terlena

      Hapus
  58. MasyaAllah, sekalinya menelorkan buku solo langsung dua gitu ya Mbak, kereeeen.. semoga ilmunya makin berkah, buku-buku solo selanjutnya bisa segera terbit :)

    BalasHapus
  59. Selamat ya mbak atas kelahiran bukunya. Semoga bermanfaat untuk pembaca, aamiin

    BalasHapus
  60. Salut ama kak Mia yang udah punya 2 buku solo. Dv masih sekali ikut dalam project antologi kak. Kok jadi semangat ikutan lagi ini. Makasi telah menginspirasi kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayukk nulis terus Devi, outputnya lewat blog dan buku hehe

      Hapus
  61. Hebat mba sudah bisa terbitkan buku solo perdana dan kedua, kita aja suka sekali bisa terbitkan buku seperti mba, jadi semangat untuk mencoba menulis dan menerbitkan buku ke depannya. amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, ini juga ditulis biar buat nyemangatin diri nulis terus mbak

      Hapus
  62. Saya baru setahun ini ngeblog. Kalau mau ikutan nulis buku antalogi masih minder aku mba.. Salut buat mba dosen

    BalasHapus
  63. MasyaAllah..keren mba..kesibukan sebagai dosen tak menghalangi kesempatan buat nulis..salut..salam kenal dari newbie..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya nulis itu salah satu kegiatan harian dosen sih Mbak cm ya tergantung orangnya juga sih hehe...

      Hapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.