Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatasi Resesi Ekonomi

Merebaknya Covid-19 beberapa minggu belakangan ini tidak hanya menimbulkan kepanikan di antara masyarakat. Namun juga memberikan ancaman bagi para pelaku dunia usaha, karyawan dan siapa pun yang berkepentingan terhadap stabilitas ekonomi khususnya perekonomian nasional. 

Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Haryadi Sukamdani sebagaimana yang dirilis RMco.id mengatakan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dipicu oleh kondisi makro ekonomi dunia. Singapura dan Hong Kong juga mengalaminya. Di dalam negeri sendiri daya beli masyarakat terus menurun. 

persiapan menghadapi resesi  global
diunduh dari sharing teman di GWA Alumni Hukum UGM 99

Melemahnya daya beli masyarakat di sektor belanja rumah tangga mengakibatkan lesunya ekonomi nasional. Ditambah lagi anjuran pemerintah agar setiap warga negara melakukan karantina mandiri atau berada di rumah saja.

Social distancing (menjaga jarak) sebagai solusi untuk memutuskan rantai penularan Virus Corona yang sangat menular. Sehingga banyak yang memprediksi, di balik pukulan gelombang Covid-19 ini ancaman gelombang resesi, siap menyapu perekonomian nasional.

Padahal napasnya ekonomi itu terletak di transaksi-transaksi yang terjadi dalam masyarakat, di pasar-pasar, UKM/UMKM, warung-warung dan tempat bertemu penjual-pembeli lainnya. Tentunya saat ini bukan waktu yang pas mencari-cari kesalahan salah satu pihak atau kelompok orang.

Kendati demikian memang patut disalahkan ketika spekulan menimbun sembako atau oknum pelaku usaha yang memetik manfaat di balik melambungnya harga masker plus langkanya termometer tembak di pasaran.

Resesi Ekonomi

Resesi adalah kemerosotan ekonomi atau dalam ilmu ekonomi makro tercipta satu kondisi produk domestik bruto  menurun atau pada saat pertumbuhan ekonomi ini bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Resesi ekonomi dapat menurunkan aktivitas ekonomi seperti semakin berkurangnya lapangan kerja, suramnya iklim investasi dan buruknya keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Resesi biasa dikaitkan pula dengan deflasi, inflasi dan stagflasi, yaitu naik-turunnya harga secara mendadak. Jika resesi ekonomi ini berlangsung lama maka yang terjadi selanjutnya adalah depresi ekonomi, yang berujung pada kebangkrutan atau (economy collapse).

 Dampak Resesi Ekonomi

 1. Melemahnya rupiah

Menurunnya permintaan barang ekspor dari luar negeri ke Indonesia mau tidak mau membuat rupiah kita semakin terjun bebas. Per hari ini saja, 24 Maret 2020, nilai mata uang dollar seharga Rp. 16.437.

Hal ini juga disebabkan Amerika Serikat memberlakukan stimulus ekonomi guna memulihkan perekonomiannya. Tentunya ada kaitannya dengan santernya perang dagang AS dengan Tiongkok.

Sementara impor kita terus menerus meningkat. Beras, jagung, kacang kedelai bahkan garam kita sudah mengimpor dari luar negeri. Sungguh merupakan hal yang sulit dipercaya bukan, sebab negeri kita yang katanya sepertiganya adalah lautan, ironisnya membutuhkan garam impor. Tapi itulah faktanya.

Andil rakyat Indonesia terhadap hal ini juga ada, ketika dulunya sangat mendewa-dewakan barang buatan luar negeri. Padahal komoditas asli negeri sendiri tak kalah baik kualitasnya.

cara mengatasi resesi ekonomi
Rupiah dan dollar / Kompas

2. PHK Besar-besaran

Menurut Ketua Apindo saat diwawancarai di salah satu kanal berita nasional, dalam waktu dekat ini tidak mungkin para pengusaha melaksanakan PHK besar-besaran.

Sebab dari mana dana untuk membayarkan pesangonnya. Hal ini pun perlu dipikirkan. Akhirnya sebagian karyawan yang upahnya dihitung harian, karena dirumahkan, jadinya tidak menerima upah.

Di luar negeri sendiri sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Sebab tidak sanggup lagi menutupi biaya pengeluaran rutin di satu sisi, sedangkan pemasukan jauh berkurang sebab massifnya kebijakan lockdown di banyak negara.

3. Bertambahnya angka kemiskinan

Banyak faktor penyebab semakin meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia. Inflasi yang menyebabkan harga barag-barang naik, sementara gaji atau penghasilan begitu-begitu saja. Nilai tukar uang terhadap barang menjadi tidak ada artinya.

Per Januari 2020 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin 24,79 juta orang di Indonesia. Tentunya besar harapan agar angka ini tidak bergerak naik lagi.

Namun andaikata benar terjadi resesi ekonomi, dan PHK besar-besaran tidak bisa dihindari, angka pengangguran pun bertambah dan bukan tidak mungkin jumlah penduduk miskin menjadi bertambah.

Lalu bagaimana cara mengatasi resesi ekonomi yang menggentarkan semua pihak ini?

Cara mengatasi ekonomi oleh pemerintah, dengan mengeluarkan:

1. Kebijakan fiskal

Pemerintah mengambil kebijakan fiskal yang bertujuan menyehatkan perekonomian Indonesia. Misalnya dengan pemberian subsidi, insentif, kebijakan di bidang perpajakan, penurunan bea masuk, serta semua hal yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.

2. Kebijakan moneter

Kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia dalam rangka mempertahankan suku bunga acuan BI rate pada level 9,5. Hal ini dilakukan guna mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga stabilitas ekonomi.

Salah satunya dengan mitigasi mendorong penggunaan uang nontunai dalam setiap transaksi di masyarakat. Selain itu uang kartal yang beredar saat ini malah menjadi salah satu media penyebaran Covid-19. BI sendiri per 1 Januari 2020 telah memberlakukan Quick Response Indonesian Standard.

Cara mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi:

Dilansir di laman Simulasi Kredit ada persiapan yang bisa dilakukan masing-masing orang dalam menghadapi resesi ekonomi:

1 Menyiapkan dana darurat

Sangat baik jika selama ini sudah terbiasa menyisihkan sebagian penghasilan untuk pos dana cadangan. Sebab kita tidak tahu keadaan darurat apa yang akan terjadi kedepannya. Entah kehilangan pekerjaan, bangkrut dan macam-macam. Maka idealnya punya dana darurat untuk mencukupi kebutuhan hidup selama 3-6 bulan.

2. Tinjau kembali investasi

Saatnya mengalihkan investasi pada cara yang lain yang sesuai dengan kondisi keuangan kita saat ini. Jika tidak begitu paham lebih baik  berkonsultasi pada profesional sehingga diharapkan tidak salah mengambil keputusan. Salah berinvestasi berimplikasi pada kerugian dan penyesalan. Ingin memetik malah jadi menambah utang, Tentu kita tidak mau, kan.

3. Rencanakan pelunasan utang

Utang tetaplah utang, wajib dibayar jika sudah jatuh tempo meski kita dalam keadaan pas-pasan. Maka meski tenggat pembayaran masih lama, sebaiknya rencanakan pelunasan utang dari sekarang. Agar tidak terasa memberatkan, bisa dimulai dengan melunasi utang yang nominalnya paling kecil dahulu.

4. Membuat prioritas kebutuhan

Tergoda mengganti mobil lama dengan keluaran terbaru? Oww... nanti dulu. Hal demikian termasuk kebutuhan jangka pendek yang tidak perlu. Ada baiknya menyusun prioritas sebijak mungkin. Agar tidak salah langkah dan kemudian menyesalinya.

 5. Pantau terus berita perekonomian terkini

Ekonom sekalipun tidak bisa memastikan kapan ekonomi nasional akan mengalami resesi, semuanya hanya bisa memprediksi berdasarkan ilmu dan praktik selama ini. Maka kita pun semestinya rajin meng-update berita ekonomi terbaru agar tidak ketinggalan dan lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk.

6. Manfaatkan semua peluang

Jangan berpuas diri dengan pencapaian hari ini. Jika Anda adalah seorang karyawan di perusahaan, okelah saat ini kondisi keuangan tempat Anda bekerja sedang stabil, gaji karyawan besar, lantas bagaimana kalau satu saat kena imbas resesi dan pilihannya perusahaan harus mem-PHK karyawannya termasuk Anda. Maka dari sekarang mulai sering-sering update resume di situs-situs pencari kerja agar mendapatkan alternatif pekerjaan saat resesi melanda.


Ibarat peribahasa sedia payung sebelum hujan, demikianlah cara kita berperan dalam mengatasi resesi ekonomi yang mungkin saja datang menghampiri pasca berlalunya wabah Covid-19  nanti.

Lalu, ada usulan lagi tidak dari teman-teman pembaca, kira-kira apalagi nih yang bisa kita lakukan dalam mengatasi resesi ekonomi, minimal melakukan aneka persiapan untuk menghadapinya.













38 komentar untuk "Cara Mengatasi Resesi Ekonomi"

  1. Semoga situasi saat ini dlm menghadapi Corona virus ini, tidak sampai terjadi resesi global ya Mba. Agak cemas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua cemas Mbak Cilya...krn imbasnya ke periuk masing² huhuu

      Hapus
  2. Sudah mulai cemas, semoga kondisi ekonomi bangsa ini bisa lekas membaik, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, salah satunya membeli produk buatan negeri sendiri tp bingung lagi, hp buatan kita ngehits gak yaa

      Hapus
  3. Semogaaaaa badai corona ini segera berakhir ya.
    Ngeri kali dampaknyaaa
    resesi global bisa menimpa negara mana saja ini kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak,, gak pandang buku, negara adidaya sekelas Amrik saja oyong

      Hapus
  4. Membayangkan wabah yang berdampak kepada keadaan ekonomi lalu kemungkinan terjadinya resesi mengerikan ya. Saya pernah melalui resesi tahun 97-98,pas sedang mencari kerjaan. Susah banget pekerjaan waktu itu dan terjadi banyak perubahan. Semoga kita semua bisa melalui situasi ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin gak ada salahnya dari sekarang kita udah mengencangkan ikat pinggang ya Mbak

      Hapus
  5. Ada 6 usulan, semuanya bisa dilakuin jika kita disiplin
    Semoga musibah ini segera berlalu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Ambu, seandainya terjadi semoga kita bisa melaluinya ya...

      Hapus
  6. Sedih banget ya, Mbak keadaan dunia hingga negeri kita bisa seburuk ini karena covid-19. Rasanya seperti mimpi buruk, tapi kita nggak bangun-bangun juga dari itu mimpi. Menyiapkan diri dari segala kemungkinan itu memang perlu, yaa...Ekonomi negara kita sudah pasti akan menurun, tapi semoga masalah virus ini bisa segera diatasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... semoga akan datang kenyataan yang indah ya Mba Muy...bukan hanya mimpi indah hehe

      Hapus
  7. Saya cemas sih, tapi di satu sisi saya optimis juga, bahwa semoga ini semua bisa terkendali. Semoga tidak terjadi resesi ekonomi, amin..

    BalasHapus
  8. Saya pun merasakan cemas tapi selalu bertawakal dan percaya aja sama Sang Pencipta. Apalagi untuk single parents seperti saya pasti terasa banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Allah SWT melimpahi Mbak Tati sekeluarga yaa dengan rezeki yang barokah...aamiin

      Hapus
  9. Berharap pihak-pihak yang berkompeten bisa menerapkan langkah2 untuk mencegah resesi.. kondisi ekonomi saat ini sudah menurun karena dampak covid 19. Semoga mimpi buruk ini cepat berlalu. Allahu Akbar..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampe takbir deh Mbak Novri saking berharapnya yah hehe

      Hapus
  10. Semoga covit 19 ini segera berlalu yaaa Mba, jutaan manusia di seluruh dunia kena imbasnya baik secara kesehatan dan ekonominya. Bismillah, kita bisa melewatinya! Amin

    BalasHapus
  11. Informasi yang bermanfaat nih, emang dari sekarang kita sudah harus memikirkan masalah ekonomi ini dan mempersiapkan diri untuk berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi di tengah wabah corona tapi yah semoga covid-29 bisa segera berlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, hai Corona pergilah kau dan jangan pernah datang lagi

      Hapus
  12. Aku juga sempat menjadi saksi resesi tahun 97-98.
    Alhamdullillah, saat itu tidak termasuk yang di PHK.

    Setuju!
    Yang sudah punya dana darurat bisa terbantu banget ini.

    Semoga badai corona cepat berlalu!

    BalasHapus
  13. Bener banget poin terakhir embat semua peluang yg ada. Semoga corona ini gak lama ya aamiin

    BalasHapus
  14. Virus corona ini memang bikin lumpuh perekonomian, apalagi pedagang kecil terasa banget.
    Buatku sih, walau enggak punya usaha ekonomi, punya dana darurat itu penting banget. Tiap bulan selalu nyisihin buat dana darurat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah "on the track" ya Mbak..lanjutkann

      Hapus
  15. Tahu ga Kak. Aku sampai keluar grup WA gegara virus lhoh. Temen-temen itu enak ajah bilang kita harus lockdown. Pemerintah lambat dll. Ya kalik, teman-temen engga mikir panjang. Dampaknya kaan resesi ekonomi lhoh. PHK terutama...Hiks semoga cepat diatasi ya pandeminya

    BalasHapus
  16. Aamiin

    Diakui emang gak mudah mengurusi negara sebesar Indonesia ini yaa Mbak Hani. Untuk itu kl gak bs bantu paling gak, yaa bantu doain kan bs yaa hehe stay positive

    BalasHapus
  17. Jaga-jaga perlu, tapi kita tetap harus optimis. Asal warga Indonesia mau disiplin menjaga diri, dapat dipastikan ini akan segera berakhir. Amin.

    BalasHapus
  18. Kalau daku berharap nya meski keadaan seperti ini semoga tidak ada resesi ekonomi, apalagi akan menjelang bulan ramadhan dan idul fitri agar bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan optimal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Autoberdoa saya Mbak Fenni.. semoga kita semua sampai di bulan maghfirah Ramadhan yang mulia. Aamiin

      Hapus
  19. Semoga corona bisa diatas, jangan sampe perekonomian indonesia menjadi krisis moneter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, mari perkuat sistem imun tubuh biar menang lawan Corona Bu

      Hapus
  20. Duh, udah mulai kerasa ya resesi ekonomi itu sekarang. Banyak dunia bisnis yang tutup pastinya akan membuat kita terpengaruh. Dolar udah naik sekarang. Yang bias aku lakuin sih, mendahulukan prioritasl Semoga semua segera berlalu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuy apa yang bisa dilakukan, lakukan aja Mbak

      Hapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.