Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Pemilih Muda Dalam Pilkada Di Era New Normal

*Disampaikan sebagai materi (selain slide ppt) pada webinar nasional Komunitas Peduli Pemilu, Sabtu 25 Juli 2020 di Zoom Conference.

Pemuda dan Peranannya

Siapakah yang dikategorikan pemuda? Menurut WHO dalam Sarlito Sarwono, usia 10-24 tahun disebut sebagai young people, sementara remaja (adolescence) dalam rentang usia 10-19 tahun.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (UU Kepemudaan), pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan, yang berusia 16-30 tahun.

Pasal 1 angka 6 UU Pilkada mengatur bahwa pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah atau pernah kawin, yang terdaftar dalam pemilihan.


Peran Pemuda di Pilkada Serentak
Akurat Co

Pemuda itu biasanya dapat dikenali dengan kedudukan dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:

  • Kemurnian idealismenya
  • Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
  • Semangat pengabdiannya
  • Spontanitas dan dinamikanya
  • Inovasi dan kreativitasnya
  • Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
  • Keteguhan janji dan keinginan untuk menampilkan sikap kepribadian yang mandiri
  • Meski masih minim pengalaman hidup, dapat dilihat tekad untuk menyatukan kata dan perbuatan, dengan kata lain, pemuda yang baik itu sebenarnya jauh dari sikap hipokrit.

Peranan Pemuda

Tentunya masih hapal dengan pesan Bung Karno berikut:
Beri aku seribu orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kugoncang dunia.

Demikian hebatnya keberadaan pemuda sehingga diyakini dapat mengubah keadaan dunia ini. Becermin dari sejarah bangsa, pasti tidak bisa dilepaskan dari kiprah para pemuda penggagas Sumpah Pemuda.

Sebagaimana dilansir Kemenparekraf, menurut data demografi Indonesia, jumlah pemuda di Indonesia jika menggunakan parameter pemuda di dalam UU Kepemudaan (16-30 tahun), berjumlah 61,8 juta orang atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang berdasarkan data BPS tahun 2014, mencapai 252 juta orang.

Angka 24,5% ini cukup besar secara kuantitas, apalagi di tahun 2020 sampai 2035 mendatang, Indonesia akan memperoleh era yang langka disebut sebagai Bonus Demografi.

Apa itu bonus demografi? Suatu keadaan saat jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa yaitu mencetak 64% dari total jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan berjumlah 297 juta jiwa.

Bonus demografi inilah yang kita tunggu-tunggu bersama, menjadi peluang strategis dan terbaik untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan jumlah usia produktif lebih banyak.

Bayangkan di setiap 100 orang penduduk Indonesia ada 64 orang anak muda produktif, sisanya adalah anak-anak dan lansia. 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melejit menjadi negara maju.

Valid News


Pemuda dalam Pilkada

Pemilihan kepala daerah atau pilkada adalah sarana pelaksanaan demokrasi tingkat lokal. Sama halnya dengan pemilu, pilkada menjadi jalan untuk memperoleh pemimpin di daerah.

Mengenai pelaksanaannya, mengikuti perkembangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, pilkada menjadi dinamis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020 nanti misalnya.

Dasar Hukum Pilkada Serentak

Pilkada serentak sedianya digelar pada 23 September 2020, namun dengan keluarnya Perpu Pilkada maka pelaksanaan pilkada ditunda menjadi 9 Desember 2020.

Dasar hukum pilkada serentak adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota  Menjadi Undang-Undang. Ditetapkan pada 4 Mei 2020 lalu.

Sebagian pendapat tidak setuju jika pilkada serentak tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Mengingat data jumlah penderita Covid-19 yang terus merangkak naik dan angka kematian akibat Covid-19 terus bertambah.

Sejumlah persoalan bermunculan, kurang sigapnya penanganan Covid-19, kesimpangsiuran informasi, banyak hoaks seputar info Covid-19, diperparah dengan kurang disiplinnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Bisa dibayangkan tahap persiapan pilkada, mulai dari pendaftaran calon, verifikasi, kampanye, sampai hari pencoblosan, semuanya diselenggarakan di tengah pandemi yang masih mengkhawatirkan.

Sementara kondisi perekonomian Indonesia sedang diuji saat ini, tidak dimungkiri negara mengalami masalah keuangan.

Alokasi dana untuk mendukung protokol kesehatan dalam pilkada bukan tidak sedikit. Masker, hand sanitizer, jaga jarak minimal 1,5 meter di ruang tunggu giliran mencoblos dan lain-lain. Semuanya memiliki perhitungan tersendiri.

Peran Pemilih Muda dalam Pilkada di Era New Normal

Sebagaimana kita jalani bersama, era sekarang ini banyak disebut-sebut sebagai masa tatanan kenormalan baru.

Era new normal menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita, adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun ditambah dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Ketua KPU Arief Budiman, sebagaimana rilis video konferensi kanal Youtube BNPB, menyatakan siap untuk melaksanakan pilkada serentak pada hari Rabu tanggal 9 Desember 2020 mendatang.

Sebab ini adalah pemilihan pertama di masa merebaknya wabah pandemi Covid-19. Sangat penting sekali untuk meletakkan dasar bagi generasi berikutnya.

Mengenai metode pelaksanaan kampanye misalnya bisa melalui live streaming sehingga terhindar dari kerumunan massa. Justru jadi menghemat biaya.

Pada kampanye-kampanye sebelumnya untuk mengumpulkan masyarakat hingga 10 ribu orang bisa menelan biaya ratusan juta. Dengan teknologi informasi sekarang ini bisa melakukan efisiensi biaya. Meskipun pelaksanaan pencoblosan tetap dilakukan secara fisik, untuk tidak menghilangkan kultur pemungutan suara di negeri kita.

Kendati pihak penyelenggara siap melaksanakan pilkada, sebagai salah satu lembaga negara, KPU dan Bawaslu masih menantikan kebijakan resmi dari pemerintah terkait dengan keberlangsungan pesta demokrasi di akhir tahun ini.

TimesIndonesia

Kontribusi Pemilih Muda

Sembari semua proses terus berlangsung, di era new normal, para pemilih muda harapan bangsa sangat diharapkan aktif terlibat langsung di dalam kegiatan kerelawanan. Apa saja yang bisa dikontribusikan pemilih muda demi suksesnya penyelenggaran pilkada?
  1. Memastikan dirinya terdaftar di dalam data pilkada. Sudah menjadi rahasia umum kalau pemilih muda itu kurang peduli terhadap isu-isu politik, penyebabnya beragam faktor namun salah satunya dalah kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai pilkada. Komunitas Peduli Pemilu hadir sebagai jawaban dari problematika ini. Sehingga menjadi penyambung rasa para pemilih muda dengan pihak penyelenggara pilkada. Pastikan diri telah terdaftar sebagai pemilih di lindungihakpilihmu.
  2. Pemilih muda juga bisa mendaftarkan diri menjadi bagian dari penyelenggara pilkada. Mulai dari tingkat TPS sampai PPK. Demikian juga pada bagian pengawasan, bisa menjadi PPL hingga Panwascam. Tentunya akan sangat banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari setiap tahap yang dijalani, memperluas wawasan tentang pilkada dan pelaksanaannya.'
  3. Pemuda juga bisa terjun langsung di ornop yang concern terhadap pilkada. Menjadi saksi, relawan pasangan calon atau menjadi pemantau pemilu.
  4. Pemilih muda hendaknya proaktif mencari informasi yang sangat berlimpah di dunia maya tentang pelaksanaan pilkada serentak. Mengenali pasangan calon dan visi misinya dalam pembangunan daerah. Mengikuti media-media sosial lembaga penyelenggara, tidak malu bertanya jika ada yang belum dipahami soal pelaksanaan pilkada dan diharapkan tidak hanya sebatas sebagai follower, pemuda bahkan bisa menjadi content creator di Youtube (Youtuber), ngobrol santai tentang pilkada.
  5. Pemilih muda yang memiliki ketrampilan atau ketertarikan yang besar di bidang IT tentunya bisa diberdayakan oleh pihak penyelenggara untuk menyukseskan kampanye online, kreativitas di bidang penyebarluasan informasi kepada warganet dan masih banyak kreasi-kreasi lainnya yang sangat membutuhkan pemilih muda yang aktif, proaktif, kreatif dan produktif.
Demikian peran pemilih muda dalam pilkada di era new normal, betapa besarnya optimisme bangsa terhadap pemuda sebagai motor penggerak.

Guna membantu mewujudkan pilkada yang sehat, media sosial yang bersih dari berita palsu dan sumpah serapah, politik uang, demi tercapainya alam demokrasi yang lokal yang kondusif dan berjalan dengan baik.

Salam,


Selamat dan sukses atas webinar Komunitas Peduli Pemilu


etua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
etua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all.
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto
Referensi:

http://digilib.unila.ac.id/21121/130/BAB%20II.pdf
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan
https://www.kemenparekraf.go.id/post/narasi-tunggal-pemuda-indonesia-menatap-dunia
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all
https://wargamuda.com/youth-activism/pemuda-pilkada/





21 komentar untuk "Peran Pemilih Muda Dalam Pilkada Di Era New Normal"

  1. Pemilih muda saat ini juga bisa dikatakan pemilih milineal. Yg memiliki kecenderungan dg dunia digital. Harapannya tidak sekadar sebagai obyek, tapi sebagai subyek, ikut berperan aktif dalam suksesnya pilkada. Sebagai motor penggerak, bukan sekedar follower

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepatnya sebagian akhir milenial dan generasi Z yes

      Hapus
  2. Anak muda harusnya idealist. Mereka berperan besar terhadap kesuksesan pilkada. jadi merkapun harus faham ya tentang pilkada dan kandidatnya. Jd gak asal pilih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, Bg Sani,, setengah pemilih itu anak muda, bayangkan kl pemudanya malah cuek, waduhh siapa yg meramaikan TPS

      Hapus
    2. Iya kak.. senoga pilkada Medan nanti aman 😀🙏

      Hapus
  3. Lengkap sekali informasinya Mba Mia...Saya sudah mulai menyiapkan anak sulung saya nih. Meski baru tahun depan jadi pemilih di pemilu, info seperti ini mesti dipunyai sebagai bekal menjadi pemilih pemula. Terima kasih sharingnya

    BalasHapus
  4. Hem... Di daerah saya, yg terlihat jadi bakal calon kok ya sepuh sepuh semua nih hehehe
    Ada yg sepertinya mau mencalonkan, lah teman saya sendiri, wkwkwkwkkk... Dulu putus, beneran sekarang mau milih doi (lagi)? Wow...
    Bakal heboh nih kalau angkatan ketemuan...

    BalasHapus
  5. Pilkada akan tetap dilaksanakan ya nanti? Via onlinekah? Semoga para pemuda dapat menentukan sikapnya dengan tepa.

    BalasHapus
  6. Pemuda biasanya lebih energik karena jiwanya masih bersemangat.
    Tapi tuk kalangan para orang tua atau sepuh juga tak boleh di anggap remeh,mengingat pengalaman mereka juga sudah banyak.
    Intinya mau pemuda atau kalangan sepuh tetaplah menjunjung tinggi nilai sportifitas dalam pilkada nantinya

    BalasHapus
  7. Wah. Salut. Pemateri, Mbak. Hehe..
    Pemuda jadi kue rebutan saat pilkada. Meskipun, saat mereka mencalonkan juga diragukan. Hehe...

    BalasHapus
  8. Seenggaknya pemuda akan lebih memahami bagaimana harus bersikap di tengah pandemi. Kalau pun harus menggunakan teknologi dalam pemilu, kaum pemuda juga akan lebih mudah memahami.

    BalasHapus
  9. Pentingnya peranan pemuda dalam menyukseskan pilkada ini sangat dibutuhkan. Pemuda yang memiliki keterampilan di bidang IT dapat diberdayakan untuk kampanye secara online contohnya

    BalasHapus
  10. Waduh, kayanya agak gimana ya tetap adakan Pilkada. Semoga aja Desember ada penurunan orang yang terjangkit.

    BalasHapus
  11. Memang pemuda adalah garda terdepan bagi kekokohan suatu bangsa. Tugas kita menyiapkan generasi2 muda yang tangguh dan sadar akan politik. Sepertinya memang perlu ya mbak, ada semacam seminar atau talk show yang membahas tentang pentingnya politik sehat bagi pemuda, agar mereka paham dan bisa menentukan pilihan secara tepat dan bijaksana.

    BalasHapus
  12. Suara pemilih muda sangat penting untuk menentukan arah kemajuan bangsa ini. Pemuda jangan apatis, karena bisa jadi mereka yang akan lebih lama merasakan dampak dari hasil pemilihan. Meski sedang pandemi, semoga antusiasme pemilihan tetap ada ya... Walaupun harus selalu waspada dan menjaga diri dari paparan virua corona.

    BalasHapus
  13. Lengkap banget informasinya, Mbak. Memang pemuda begitu dapat hak pilih harus diedukasi bahwa salah satu kewajibannya sebagai warga negara adalah memilih pemimpin daerah dan negara. Dan harus membekali diri dengan berbagai informasii sebelum memilih.

    BalasHapus
  14. Terima kasih Mbak sharingnya. Saya punya 3 anak yang siap memilih di pilkada tahun ini.

    BalasHapus
  15. Sejak awal kemerdekaan, pemuda lah yang paling berperan. Hendaknya semangat perjuangan tersebut diteruskan sampai saat ini. Apa lagi dalam pemilihan yang imbasnya kembali pada masyarakat.

    BalasHapus
  16. Peranan pemuda dalam pemilihan pilkada saat ini sangat penting, karena gimanapun suatu saat nanti para generasi muda akan menjadi penerus bangsa ini.

    BalasHapus
  17. Peran pemuda emang besar banget. Kalau mereka blaur, ya blaur juga hasilnya. Apalagi jumlahnya banyak. Penting banget sih edukasi tentang harusnya milih yg kaya gimana.

    BalasHapus
  18. Yes pemuda berpotensi membuat pilkada menjadi jujur. Dengan ketrampilan dan kemampuan pemuda di bidangnya bisa mendukung pemilu yang adil dan jujur.

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.