Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Ikut Lomba Baca Puisi

Welcome November... senang sekali bisa kembali menulis blog setelah long weekend di rumah saja. 

Kali ini saya ingin merekam pengalaman mengikuti lomba baca puisi sekaligus berbagi tips membaca puisi yang benar.

Menurut KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunannya larik dan bait. 

Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Pengalaman ikut lomba baca puisi

Saya mengikuti lomba baca puisi kurang lebih 23 tahun yang lalu. Wah, sudah lama sekali ya, di tahun 1997 pada saat saya kelas 1 SMA. Dalam rangka perayaan Isra' Mi'raj dan penyambutan bulan suci Ramadan 1418 Hijriah.

Lomba baca puisi ini selalu menarik untuk dilombakan di hari-hari besar, tak terkecuali pada peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dan Hari Pahlawan di bulan November. Bedanya pada tema puisi yang diperlombakan. 

lomba baca puisi
AdaLomba

Pada perayaan HUT RI biasanya puisi bertemakan patriotisme, kepahlawanan, dan mengenang perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Demikian juga pada hari pahlawan nasional 10 November. 

Pada peringatan Isra' Mi'raj plus menjelang jatuhnya bulan puasa, sudah bisa dipastikan temanya tidak jauh-jauh dari kemuliaan Nabi Muhammad SAW dan keutamaan Ramadan.

Yang saya ingat dari keikutsertaan lomba baca puisi kala itu 

Tak banyak yang bisa saya ingat dari ikut lomba baca puisi di tahun 1997 itu. Potongan-potongan kenangan itu antara lain sebagai berikut:

1. Ikut lomba karena mewakili organisasi remaja masjid sekitar rumah

Kebetulan sedari remaja saya memang aktif mengikuti kegiatan remaja masjid di Masjid Al Ikhlas, Tanjung Gusta. Kebetulan kami pernah tinggal di sana. Teman-teman bersepakat menunjuk saya sebagai perwakilan yang mengikuti lomba baca puisi. 

2. Diajari ibu cara membaca puisi yang baik

Waktu itu sebelum hari H, saya latihan membaca puisi buatan sendiri di rumah. Ibu saya mengajarkan tentang penghayatan, bersuara yang lantang, dan kalau perlu sampai menangis. Saya tidak yakin akan bisa sampai begitu. 

Memang sih, selama di SMP saya pernah juara lomba baca puisi. Namun kan sudah lama dan tidak pernah digeluti lagi. Tetapi saran-saran ibu saya turuti sebisanya.

3. Dapat nomor panggil paling akhir

Sesampainya di lokasi saya dikasih nomor peserta yang belakangan baru tahu kl nomor tersebut adalah nomor juru kunci. Alhasil saya isi dengan mengamati peserta lainnya sambil minum es dan ke toilet. Hihi... nervous mungkin ya.

4. Menyaksikan peserta yang paling bagus menurut saya

Menunggu giliran tampil ke pentas sebenarnya sama dengan diberi kesempatan belajar dari kelebihan dan kekurangan peserta lainnya. Namun saya mendapati ada seorang peserta yang bagus sekali performanya. 

Suaranya mampu mengheningkan suasana hingga tidak ada lagi yang berbicara atau terdengar berbisik-bisik. Semua fokus mememerhatikannya. Wah, sepertinya dia bakal menang nih, pikir saya.

5. Sampai bersimpuh di atas pentas

Mengingat apa yang ibu saya bekali, saking mendalami pesan mencintai Nabi yang tertulis dalam puisi, saya sampai mengucurkan air mata dan bersimpuh di atas panggung. 

Sayup-sayup tepuk tangan teman-teman yang mendukung menggema di ruangan yang kebetulan sebuah aula itu.

Lalu apakah saya berhasil memenangkan lomba baca puisi itu? Pengumumannya ditunda sampai di hari puncak perayaan. Tepatnya dua hari setelah hari lomba. 

Alhamdulillah meski tidak juara 1, saya menduduki Juara Harapan III. Yah, lumayanlah daripada tidak menyumbang sebuah piala pun bagi organisasi.


Tips membaca puisi yang benar

Tips ini saya peroleh dari browsing di media-media daring (plus ajaran dari ibu saya), yang memuat tips membaca puisi yang baik, bagaimana membaca puisi yang benar, dan sebagainya. Semoga ada faedahnya ya.

1. Bacalah puisi dengan suara yang bulat

Teman-teman pernah menakut-nakuti seseorang dengan suara yang dibesar-besarkan? Nah, itulah suara yang bulat, besar, tidak cempreng ataupun kecil. 

Suara yang bulat mengesankan kedewasaan dan menciptakan kewibawaaan. Bandingkan dengan suara yang seperti orang berteriak, sangat tidak enak didengarkan.

2. Lakukan bedah naskah untuk mendapatkan penjiwaan

Di dalam puisi ada ungkapan kesedihan, marah, rindu, dan kebahagiaan. Melakukan bedah naskah untuk menandai bagian-bagian yang memerlukan penjiwaan dan ekspresi lebih. 

Nantinya akan berhubungan dengan intonasi suara, tinggi-rendah nada, jeda, penekanan, sampai ke penutup puisi. 

Jangan sampai membaca puisi sama saja dengan membaca teks orasi ilmiah atau disuruh membaca oleh guru di kelas seperti biasanya. 

3. Cobalah masuk ke dalam "dunia" di dalam puisi

Jika hanya mengambil peran sebagai pembacanya, tidak ada rasa yang dikeluarkan. Padahal puisi itu pengungkapan rasa. Sebagaimana definisinya di atas, puisi bisa mempertajam kesadaran orang terhadap pengalaman hidup dan memengaruhi respons pendengarnya lewat cara membaca puisi.

Penjiwaan tidak bisa dibuat-buat. Ia mesti lahir dari penghayatan yang dalam, benar-benar menjadikan larik dan bait puisi menjadi jiwanya, itulah penjiwaan, menjiwai pesan-pesan dalam puisi. Membuat orang jadi tergugah mendengarkannya.

4. Tampil dengan rasa percaya diri

Setelah mengetahui apa yang harus dilakukan saat membaca puisi di lomba atau di suatu acara, berusahalah tampil dengan percaya diri. Orang yang percaya diri gerak-geriknya akan tampak lebih baik ketimbang orang yang kurang pede.

Pesan ibu saya dulu, saat berada di podium, anggaplah para audiens seperti semangka. Iya, buah semangka. Haha... sekarang saya bisa menertawakannya. 

Dahulu saat akan ikut lomba baca puisi atau di event lainnya yang mengharuskan berbicara di depan publik, saya camkan betul petuah ibunda. Hasilnya sampai sekarang saya bisa mengalahkan ketakutan jika harus tampil di depan.

5. Jangan lupa berdoa

Nah, yang ini last but least ya. Sebaiknya berdoa sebelum melangkahkan kaki untuk ikut lomba baca puisi. 

Terkadang kita tidak tahu faktor X yang membuat lancar dan fasih lisan ini. Tak lain adalah kuasa dari Allah SWT. Maka sertakan Dia dalam setiap situasi.

Demikian sharing saya mengenai pengalaman ikut lomba baca puisi dan tips membaca puisi yang benar. 

Mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang akan ikut lomba di hari pahlawan nanti. Selamat mencoba.

Salam,
tips membaca puisi yang benar









26 komentar untuk "Pengalaman Ikut Lomba Baca Puisi"

  1. Hebatnya mba Mia. Salut. Banyak banget prestasinya. Juara harapan 3 dengan puisi buatan sendiri? Ah itu luar biasa sekali. Walau agak terlambat tapi izinkan saya tetap mengucapkan selamat , Mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya malu Mbak gak menang. Anyway, makasih ya apresiasinya. Gak ada kata terlambat kok ^^

      Hapus
  2. Hmmmm, saya gak ada bakat sama sekali di puisi ini. Jangankan membacanya, menulisnya pun tidak sanggup, hehehe... But, tipsnya sangat bermanfaat, mana tau ada yang butuh rekomendasi cara membaca puisi yang benar berdasarkan pengalaman ikut lomba baca puisi.

    Minum es dan ke toilet, hmmmm, kayaknya bukan cuma nervous deh, tapi emang kebanyakan minum, jadinya mau ke toilet terus hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha bukan nerves ya Mas Hendra... tp nerves banged!

      Hapus
  3. Dulu waktu SD saya juga pernah ikut lomba puisi, tapi kalah karena impromisasinya gak ada...haha. Tapi sampai sekarang suka buat puisi kadang2 saya jadiin lagu. mantap juga tuh mbak trik dari ibundanya. Hahaha, anggep aja yang di depan panggung itu "semangka" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Typo ya Mas Wahid... improvisasi kan maksudnya, hehe... btw semangka itu semangat karena Allah kali yaa...

      Hapus
  4. Aku kayanya gak pernah lomba puisi.
    Lomba nyanyi sama kaligrafi, pernah.
    Hehehe...jadi kenangan indah yaa...

    BalasHapus
  5. Aduuuh Uni Mia. Jadi ingat dulu saya terakhir ikut lomba baca puisi itu pas SD. Wkwkwk. Lama nian yaaa. Saya memang gak bakat sih baca puisi sebenernya, tapi suka menulis puisi. Kalo adik saya malah jago keduanya.

    BalasHapus
  6. Waah, abis baca ini langsung inget dulu saya juga pernah ikut lomba baca puisi sampe akhinya puisi itu saya cintai bersama dengan musik yang dikenal dengan musikalisasi puisi. Coba cek deh Bun, mudah-mudahan Bunda jadi jatuh cinta juga dengan musikalisasi puisi..

    BalasHapus
  7. Tidak lupa kak, penggalan-penggalan kata harus tepat agar arti dalam puisi tersebut tidak lari.
    Dan sebisa mungkin ada adab di atas pentas. Misalnya tidak blocking dan sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. masuk di nomor 2 udah Cha... penggalan sama jeda kurang lebih sama kan...

      Hapus
    2. Penggalan kata kak, biar gak jadi ambigu. Kadang ada kalimat yang bisa bikin dua makna. Makanya ada penggalan kata yang pas.
      Kalo jeda, itu pengaturan waktu kali ya kak..

      Hapus
  8. Jadi penasaran mengapa audience di anggap seperti semangka? Korelasi dg kita itu apa??
    Saya sering kurang percaya diri kalau di depan audience

    BalasHapus
  9. Penasaran nih, mengapa audience dianggap seperti semangka? Apa korelasi dengan tampilan kita di panggung. Secara daya juga sering mengalami krisis kepercayaan kalau diatas panggung

    BalasHapus
  10. Kalau dapat nomor urut terakhir beneran makin nervous ya hahaa...bolak-balik ke toilet. Aku pernah juga Mbak Mia..tingkat kelurahan lomba menyanyi lagu perjuangan, nomor terakhir dan juara harapan juga...tapi senangnya, akhirnya bisa pede di panggung
    Keren tipsnya lomba baca puisi..aku pernah ikutan mewakili SD tapi kalah karena enggak menjiwai sebab beneran nervous, padahal mestinya "masuk ke dunia puisinya ya"
    Bagus nih tipsnya!

    BalasHapus
  11. Saya juga pernah mbak. Tapi hanya tingkat sekolah sih, heheh. Pernah juga nonton lomba baca puisi, memang yang menang itu yang benar-benar menghayati.

    BalasHapus
  12. Aku juga dulu zaman sekolah pernah ikut lomba baca puisi kak. Ya walaupun gak bagus-bagus banget Allahmdulillah beberapa kali dapet juara

    BalasHapus
  13. aduh aku deg-degan komen di blog bunda mia DAnya 36 aw awa...multitalenta bggt deh ibu dosen satu ini aku jg pernah sih sekali ikut lomba baca puisi pas SD tapi sudah lupa lagi rasanya

    BalasHapus
  14. Saya pernah ikut lomba baca puisi saat SMA dulu, puluhan tahun yang lalu. Memang, tips2 di atas perlu diterapkan saat membaca puisi. Duh, jadi kangen ikut lomba baca puisi lagi 😊😊

    BalasHapus
  15. Tulisan kak Mia ini ngingetin shis sama jaman dahulu kala.
    Pas ikut lomba puisi.
    Kalo dulu disebutnya lomba puisi dan deklamasi.
    Aihhhhh kenangan manis tak terlupakan lah pokoknya

    BalasHapus
  16. Lomba yang wajib diikuti waktu zaman sekolah,ya ini,limba baca puisi.

    BalasHapus
  17. Pernah ikut lomba baca puisi pas zamannya SD, dan bacanya kayak lagi baca pengumuman yah otomatis gak menang ye kan tapi jadi pengalaman aja deh wkwk

    BalasHapus
  18. Saya suka merinding sendiri kalo dengerin orang baca puisi.
    Ntah mengapa. .

    BalasHapus
  19. Jadi teringat waktu sekolah dulu ya baca puisi. Kak Mia keren ihh ikut lomba baca puisi, kalau aku mah auto minder duluan sebelum mulai euyy

    BalasHapus
  20. Dari ibu juara lahirlah sang juara pula. Keren, kak. Saya pas naik panggung aja udah deg-degan, apalagi baca puisi hehe

    BalasHapus
  21. Aku tahun ini dua kali jadi juri baca puisi
    Degdegan pasti ya membaca puisi tanpa teks di depan kamera apalagi di atas panggung

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.