Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpul Sampah Di KEPUL

Rasanya sebal melihat tumpukan sampah di mulut jalan kawasan rumah kami. Subuh pukul lima diangkut, eh... sepanjang hari timbunan sisa-sisa reduksi kebutuhan rumah tangga warga sudah kembali membukit.

Muncul pertanyaan retoris, ini orang-orang apa enggan membayar biaya angkut sampah bulanan yang bisa datang ke rumah masing-masing? 

Bahkan yang paling menjengkelkan lagi ada yang pura-pura menjatuhkan barangnya di jalan. Setelah dilihat baik-baik, ternyata buntelan itu berisi sampah yang dicecerkannya dengan sengaja. Suatu metode buang sampah yang merepotkan pengguna jalan lainnya.

Sampah Jadi Problem Bersama 

Diunggah pada akun resmi Instagram walikota Medan, Kota Medan setiap harinya menghasilkan 1.700-1.800 ton sampah. Masalah ini menjadi prioritas Pemko Medan untuk segera ditangani melalui pengelolaan sampah menjadi energi listrik.

Problem sampah  ini diperparah oleh infrastruktur pengelolaan yang belum memadai dan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Hal ini menyebabkan penumpukan sampah di berbagai titik, kesulitan pengangkutan 32% sampah tidak terangkut, serta praktik pembuangan ilegal (illegal dumping). Dampak seriusnya adalah masalah lingkungan dan risiko banjir yang sering terjadi. 

Nah, berarti oknum warga yang membuang sampah di mulut jalan dan yang pura-pura barangnya jatuh di jalan padahal sengaja mengenyahkan sampahnya, itu disebut illegal dumping.

Kumpul Sampah di Aplikasi KEPUL

Di tengah problem sampah warga kota Medan, hadir anak muda yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang teknologi. Dialah Abdul Latif Wahid Nasution, alumnus Fasilkom USU yang menciptakan situs web jual beli sampah bernama kepul.id.

aplikasi jual beli sampah
Tangkapan layar aplikasi kepul.id / dokpri

Idenya ini bak oase di padang tandus, menjadi setitik cahaya terangnya bintang di malam yang gelap gulita. Abdul Latif yang anak komputer berhasil menangkap peluang di antara kesenjangan masalah yang ada. 

Di satu sisi dibutuhkan solusi untuk mengatasi persoalan sampah, lalu di sisi lainnya CEO/founder kepul.id menjawabnya dengan adanya aplikasi ini. 

Di Medan sebutan untuk orang yang mengumpulkan barang bekas adalah botot. Sederhananya Abdul Latif dengan ide cemerlangnya membuat botot online. Keren, kan!

Pengalaman Jual Sampah Melalui Kepul

Waktu itu saya kesulitan membuang minyak jelantah (mijel), sebagian telah digunakan sebagai pelumas gerbang pagar besi rumah yang jalannya tersendat. Hanya sedikit saja mijel dipakai sebagai pelumas roda pagar. Lalu dikemanakan sisanya?

Membuang minyak jelantah di parit memiliki efek samping seperti penyumbatan saluran air yang dapat menyebabkan banjir, pencemaran air dan tanah, serta membahayakan ekosistem akuatik dan kesehatan. Minyak ini akan mengendap, mengeras, dan melapisi pipa serta pori-pori tanah, sehingga merusak lingkungan secara signifikan. 

Kumpul Sampah Di kepul.id

Alhamdulillah ada kepul.id yang menerima 30 jenis sampah termasuk si mijel ini. Tidak dibuang percuma dan mengotori alam tetapi dapat uang pula. Saat itu mijel yang saya jual di aplikasi kepul sebanyak 6 botol, 3 botol air mineral berukuran 1500 ml dan 3 botol lainnya berukuran 600 ml.

Begitu saya isi jenis sampah yang akan dijual, sekalian opsi diantar atau dijemput, saya memilih dijemput saja karena sedang tidak bisa keluar rumah, sekitar 30 menit kemudian datang mobil bak terbuka yang mengangkut setengah lusin botol mijel itu.

Lumayan sekali uangnya bisa saya belikan minyak goreng yang baru. Dari sampah liquid yang saya jual ke kepul.id jadi sumber daya yang bisa ditukarkan dengan sembako. Terima kasih, kepul.id. Tak hanya menjadi solusi namun memberdayakan masyarakat dengan hubungan saling menguntungkan.

Selain itu aplikasi kepul.id ini memberikan lapangan pekerjaan bagi botot-botot yang belum online untuk go online. Kepul.id bermitra dengan para pengepul barang bekas sehingga kapan saja pelanggan ingin menjual sampahnya, tinggal buka aplikasi di ponsel pintar.

Anugerah Pewarta ASTRA 2025

Astra mengundang setiap WNI untuk menyebarkan inspirasi kepada masyarakat melalui Anugerah Pewarta Astra 2025. Adapun tema tahun 2025 ini adalah "Satukan Gerak, Terus Berdampak". 

Para penulis diajak untuk menceritakan kisah inspiratif tentang kontribusi Astra di antaranya melalui kegiatan penerima SATU Indonesia Awards, penggerak Desa Sejahtera Astra, Kampung Berseri Astra dan binaan Yayasan Astra dalam pengembangan pedesaan di seluruh Indonesia.

Adapun daftar 726 penerima SATU Indonesia Awards yang terdiri dari 97 penerima tingkat nasional dan 629 penerima tingkat provinsi, 1.515 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra. 

CEO/founder kepul.id
Abdul Latif Wahid Nasution, CEO kepul.id / Jawa Pos

Abdul Latif Wahid Nasution adalah salah satu penerima SATU Indonesia Awards tingkat provinsi bersama 628 penerima lainnya. Melalui kiprah yang telah dibuatnya, rasanya tidak berlebihan jika menyematkan Abdul Latif sebagai inspiring young man dari Medan, Sumatra Utara. Sukses terus, kepul.id!

Salam,
Anugerah Pewarta ASTRA 2025




Posting Komentar untuk "Kumpul Sampah Di KEPUL"