Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbagi Inspirasi Menulis Bersama Ikrom Zain

Tantangan menulis hari ke-13 bersama GWA (Grup WhatsApp) ODOP, turunan dari GWA ISB (Indonesian Social Blogpreneur), mengangkat tema tentang  mewawancarai seorang rekan narablog dan berbagi tentang kepenulisan. Berikut catatan mengenai menulis dari Mas Ikrom Zain.

Tentang Ikrom Zain

Ikrom Zain adalah seorang pengajar yang sedang merintis usaha bimbel, narablog member Komunitas ISB, pemenang banyak lomba blog, mulai jadi Kompasianer sejak tahun 2013, dan pemilik blog www.ikromzain.com. Silakan mampir ya, Teman-teman... banyak artikel menarik di sana. Mas Ikrom ini orangnya ramah dan tidak sombong, mungkin juga rajin menabung, hehe... 

bloger ISB ikrom zain
Akun Instagram Ikrom Zain


Tanya Jawab dengan Mas Ikrom

1. Sejak kapan Mas Ikrom mulai konsisten menulis di Kompasiana dan mengapa memilih Kompasiana dibandingkan platform UGC (User Generated Content) lainnya?

Saya menulis di Kompasiana sejak lulus kuliah. Tepatnya sekitar 2013. Saat itu sebenarnya saya sudah memiliki blog di Multiply yang isinya kegiatan kuliah saya atau tentang hobi saya. Namun, pada tahun tersebut Multiply harus tutup sehingga saya mencari alternatif platform menulis lain.

Kompasiana saya pilih karena saat itu merupakan platform yang sangat berkembang pesat. Banyak penulis andal menulis di sana. Bahkan, mantan Wapres Jusuf Kalla pun menulis di sana. Saya bisa belajar banyak dari para penulis keren yang konsisten menulis. 

Di Kompasiana, interaksi antar penulis juga sangat bagus. Komunitas pun terjalin apik. Saya juga bisa menjalin interaksi pertemanan dengan mereka. Bahkan, hingga kini pun kami masih berkirim kabar meski jarang lagi menulis di sana. 

Kompasiana juga menjadi latihan menulis karena kita bisa belajar standar menulis yang baik dari sana.  Apresiasi dari admin Kompasiana, baik berupa Artikel Utama (HL) maupun K-Reward juga menambah semangat menulis di sana.

2. Mas Ikrom pernah mencatatkan prestasi kompetisi blog baik sebagai Kompasianer maupun bloger di blog-blognya, biasanya tema-tema lomba blog seperti apa yang menarik perhatian Mas Ikrom hingga tergerak ingin ikut serta, hingga memenangkannya?

Sebenarnya saya sudah mulai jarang ikut lomba blog lagi sejak fokus ke usaha bimbel yang saya rintis. Namun, melihat ke belakang, saya paling senang jika ada lomba blog yang mengedepankan story telling. Semisal, mengulas suatu produk/sebuah isu berdasarkan pengalaman pribadi.

Mengulas produk/sebuah isu dengan pengalaman pribadi membuat semangat saya bertambah karena selain dekat dengan produk tersebut, kita juga bisa berbagi informasi yang sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari.

Untuk tema sendiri saya lebih senang jika ikut lomba blog yang berhubungan dengan pelayanan umum karena ada masukan yang bisa saya tulis bagi instansi atau lembaga yang mengadakan lomba tersebut. Meskipun tidak menang, paling tidak tulisan saya dibaca oleh dewan juri dan bisa menjadi feedback bagi instansi tersebut untuk perbaikan ke depannya.

3. Berapa jumlah blog Mas Ikrom dan apakah ada suatu filosofi yang melatarbelakangi kelahiran blog-blog tersebut? Ingin menyeriusi ternak blog tidak ya?

Untuk saat ini, saya memiliki 4 buah blog. Tiga blog pribadi dan satu blog saya kelola bersama rekan. Blog yang saya kelola bersama merupakan blog kumpulan soal dan materi sekolah.

Untuk ternak blog sendiri sebenarnya ada keinginan, terutama ternak blog mengenai pendidikan. Seperti latihan soal tadi atau mengenai perangkat pembelajaran. Namun, saya masih berusaha fokus di blog utama saya dulu sembari mencari waktu luang.

Latar belakang saya memiliki blog-blog tersebut karena ingin berbagi saja. Dengan berbagi, maka saya merasa sangat senang dan puas. Meskipun, tidak dipungkiri saya juga mendapatkan penghasilan berupa Adsense dari blog yang saya buat.

4. Apakah istri dan anak-anak Mas Ikrom juga menyenangi kegiatan menulis seperti Mas Ikrom, ke depannya ada anak yang menuruni minat ayahnya tidak?

(Jadi, Guys... saya tuh sebelumnya gak nanya-nanya dulu, Mas Ikrom ini sudah married atau belum, maafkan yaa Mas Ikrom, untung orangnya gak complain, Guys... malah menjawab dengan senang hati. Semoga dimudahkan melangkah ke jenjang pelaminan bersama calon istrinya ya Mas... mari Guys, kita doakan ya.)

Saya belum menikah tetapi saya sudah punya komitmen dengan calon bahwa kegiatan literasi akan menjadi fokus rumah tangga dan keluarga kami. Kebetulan calon saya juga gemar membaca novel genre misteri. Ia juga gemar menulis puisi. Jadi, kami masih satu frekuensi dalam literasi. 

Nantinya, jika sudah menikah dan memiliki anak kami sepakat untuk memiliki ruangan khusus di rumah sebagai perpustakaan dan menulis apa yang kami ingin tulis di waktu luang. Sekaligus sebagai sarana berkumpul bersama keluarga.

5. Apakah Mas Ikrom memiliki rencana mengajarkan asyiknya menulis kepada siswa-siswa Mas Ikrom di sekolah, bikin buku bareng siswa atau rekan sesama guru?

Untuk buku bersama belum pernah saya lakukan. Namun, saya pernah sekali membimbing seorang siswa yang kebetulan gemar menulis cerpen. Saya mengarahkannya untuk tetap mengembangkan diri sehingga kini ia memiliki beberapa kumpulan cerpen remaja.

Saya juga ingin mengumpulkan tulisan dari beberapa siswa bimbel saya yang juga memiliki ketertarikan khusus pada dunia literasi terutama fiksi. Semoga saja bisa menjadi sebuah buku utuh yang bisa dibaca kalangan luas.

6. Apa pendapat Mas Ikrom jika suatu saat nanti narablog atau bloger ini menjadi suatu profesi yang prospektif untuk menghidupi keluarga. Apakah profesi gurunya akan ditinggalkan, atau tetap punya semangat mengajar sambil terus ngeblog?

Bagi saya profesi narablog bisa jadi profesi utama. Saya kenal dengan beberapa teman yang memang serius menekuni narablog dan berhasil. Mereka memang menyediakan seluruh waktu dan energinya sehingga mencapai apa yang mereka inginkan.

Untuk saya sendiri kegiatan mengajar dan menulis adalah kegiatan yang sama-sama menyenangkan. Jadi, saya tidak bisa meninggalkan salah satunya. Tanpa mengajar, saya merasa hambar dan sebaliknya tanpa ngeblog pun demikian. Maka, saya tetap menjalankan keduanya beriringan dalam aktivitas sehari-hari.

7. Jika diminta memilih jadi bloger atau Youtuber bahkan sekarang jadi Tiktoker juga menjamur, dengan implikasi lebih besar pendapatan jadi Youtuber/Tiktoker namun konsekuensinya jadi tidak sempat menulis lagi, opsi yang manakah yang akan dipilih, tetap jadi bloger atau Youtuber/Tiktoker tersebut?

Saya tetap memilih menjadi bloger. Nilai yang saya dapat jauh lebih banyak dari uang yang mungkin bisa saya raih dari Tiktok atau Youtube. Ada nilai tak terukur, baik berupa gagasan, sharing, kepuasan, atau hal lainnya dari tulisan blog yang bisa dinikmati sepanjang masa.

Namun, tak dimungkiri keduanya juga penting saat ini. Maka, saya menggunakan Youtube sebagai pendukung tulisan saya di blog agar informasi yang saya paparkan bisa lebih baik dan lengkap.

Kompasianer Ikrom Zain
Blog Kompasiana Ikrom Zain


Inspirasi Menulis yang Diperoleh

Dari bincang-bincang dengan Mas Ikrom Zain, saya mendapatkan inspirasi menulis sebagai berikut:
  1. Agar konsisten menulis, belajarlah dari para penulis andal di Kompasiana
  2. Ikut lomba blog tentang pelayanan umum bagus juga, sekalipun tidak menang, pesan, saran, dan masukan yang ditulis dalam blog tentunya akan dibaca dewan juri dan pemangku kepentingan di instansi penyelenggara
  3. Ruang khusus seperti perpustakaan keluarga bisa menjadi tempat mengembangkan diri keluarga melalui kegiatan literasi, membaca dan menulis.
  4. Kegiatan mengajar dan menulis adalah kegiatan yang sama-sama menyenangkan. (Sepakat!)
  5. Menulis blog punya nilai yang tak terukur dengan rupiah semata, ada gagasan, sharing, dan kepuasan yang bisa dinikmati sepanjang masa.
Demikian berbagi inspirasi menulis bersama Ikrom Zain, jika teman-teman ingin berkomentar saya nantikan pendapatnya di kolom komentar ya, terima kasih.

Salam,
ODOD Day 13



21 komentar untuk "Berbagi Inspirasi Menulis Bersama Ikrom Zain"

  1. wah senang sekali saya bisa berkolaborasi dengan Mbak Mia
    Memang kegiatan ngeblog dan mengajar sama-sama menyenangkan ya mbak
    Semoga kita bisa tetap konsisten menulis di tengah kesibukan sehari-hari yang padat.
    Terima kasih ulasannya Mbak Mia..

    BalasHapus
  2. Kalau membaca pengalaman penulis blog begini saya sering takjub, betapa konsistensi mereka menulis dengan tujuan memberikan manfaat positif itu patut untuk dibanggakan. Semoga selalu menjadi inspirasi Mas Ikrom dan segera ketemu tulang rusuknya, aamiin.

    BalasHapus
  3. Sangat menginspirasi. Poin pertama dulu nih untuk saya. Harus konsisten... Ini yang bagi saya sulit. Tapi kl niat dan tekat bulat, bisa juga sebenarnya hhaa

    BalasHapus
  4. Keren nih pengalaman mas ikrom dalam dunia blogging. Juga bisa menjadi motivator dalam bidang bisnis. Bisnis bimbel juga keren nih bisa membantu anak-anak sekolah untuk difasilitasi dengan materi pelajaran terkeren. Sukses ya kak Ikrom. Makasih kak Fadlimia sudah membuat tulisan ini. Setelah dibaca sangat memotivasi saya.

    BalasHapus
  5. Wawancara yang sangat berfaedah, makasih sharing ilmunya Mas Ikrom dan Mbak Mia. Moga bisa mengikuti jejak Mas Ikrom yang konsisten dan menulis dengan hati sesuai passion

    BalasHapus
  6. Jadi pengen ikut ODOP Kak. Hehe... Beliau guru atau punya bimbingan belajar juga. Wah, keren nih. Guru sambil ngeblog. Eh, ngeblognya yang jadi aktivitas utama. Salut buat beliau.

    BalasHapus
  7. Sepakat dengan idenya mas Ikrom -----Ikut lomba blog tentang pelayanan umum bagus juga, sekalipun tidak menang, pesan, saran, dan masukan yang ditulis dalam blog tentunya akan dibaca dewan juri dan pemangku kepentingan di instansi penyelenggara ----- ada benarnya , coba-coba ikutan lomba lah..

    BalasHapus
  8. Menginspirasi sekali perjalanan Mas Ikrom di dunia blogging, sepakat kalau menjadi blogger itu tak terukur nilainya ya, enggak cuma rupiah semata. Dan bisa jadi motivasi juga nih buat mengikuti lomba blog, menjadi tempat belajar sekaligus bisa memberi manfaat lewat tulisan yang dilombakan ya

    BalasHapus
  9. Mas Ikrom keren ya, tetap konsisten nulis di Kompasiana sejak 2013 berarti sudah sewindu ya nulis disana.
    menulis di Kompasiana itu memang seru, awal muncul Kompasiana saya juga punya akun doong disana, dan pas sekali waktu menulis terus masuk dalam Highlight hari itu, duuh rasanya senang banget deh *norak iih hihihi

    setuju nih, meski gak menang lomba yang penting sudah berusaha ya tuk mengeluarkan ide dan gagasan kita, noted deh pesan mas Ikrom :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Highlight atau HeadLine ya Mbak...? Sepertinya headline deh hehe...

      Hapus
  10. Menginspirasi banget mas ikrom ini ya kak, walaupun ada platform lain yang lebih menjanjikan untuk menghasilkan uang se[erti YT or tiktok tetapi mas Ikrom memilih untuk tetap jadi blogger. Emang sih bahas tulisan itu seringkali lebih nyaman dibandingkan bahasa lisan.

    BalasHapus
  11. Menambah inspirasi juga nih setelah baca artikelnya,Mba. Menemukan penulis yang sudah lebih lama berkecimpung biasanya semakin banyak insight menarik yang bisa didapatkan ya. Keren sih sudah betah nulis di Kompasiana,saya dulu jaman 2010 juga uda mulai tapi gak konsisten nih.

    BalasHapus
  12. Sama nih, mengawali ngeblog dengan memilih platform Multiply. Duh jadi kangen nulis di MP rasanya. Betul banget tips memenangkan lomba emang kudu kuat story tellingnya ya..

    BalasHapus
  13. Widih keren udah nulis d Kompasiana sejak 2013 dan sekarang punya empat blog, layak jadi panutan sih mas Ikrom ini. Suka sama konsep rumah tangganya kelak yang tetap mengutamakan literasi, langgeng ya mas

    BalasHapus
  14. Wah keren, dengan perkembangan platform yang sekarang mulai bermunculan dan mas ikrom masih konsisten untuk jadi blogger. Memang sih kalau sudah menyukai dunia menulis atau perbloggeran tuh terkadang mau ninggalin aja nggak sampai hati. Kek ada kebahagiaan tersendiri kalau nulis tuh.

    BalasHapus
  15. Perkembangan multi platform jadi pilihan penulis ya seperti Mas Ikrom ini yg bisa punya akun di blog personal maupun UGC seperti Kompasiana..keren dan sangat menginspirasi

    BalasHapus
  16. Keren kak. Saya kl nyari inapirasi buat tulisan jg kadang baca2 tulisan teman di Kompasiana

    BalasHapus
  17. Wah blogger sejati nih mas ikrom. Saya punya akun kompasiana tapi jarang nulis di sana. Semoga setelah baca tulisan ini segera tergerak hati buat nulis di kompasiana lagi. Hehe..

    BalasHapus
  18. Ketika mulai rada kendor menggeluti profesi penulis online (salah satunya ngeblog), membaca pendapat mas Ikrom ini semangat menjadi lebih terpantik.

    BalasHapus

Pesan dimoderasi, terima kasih telah meninggalkan komentar yang santun. Sebab bisa jadi Anda dinilai dari komentar yang Anda ketikkan.